Setuju sepenuhnya atas tanggapan pak BandarBola. Tanggapan ini juga pas sekali untuk merespon posting mr.Vividtrader dan mr.w4w. Peace...
Salam. ----- Original Message ----- From: Bandar Bola To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Sent: Friday, May 02, 2008 5:41 PM Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Pak SBY aya2 wae Friend, menaikkan harga BBM itu mudah sekali. Logika yang dibangun untuk menakut2-i kita semua efek BBM naik, itu mah sudah ada dari dahulu kala dan itu bisa diperdebatkan. Setahu saya, ribut2 gara2 BBM naik cuma sekali terjadi yaitu zaman pra-lengser-nya Pak Harto, dan semua ribut2 selalu karena rakyat ditunggangi. Betul, ongkos politik naikkan BBM mahal sekali, tapi bukan untuk rakyat, tapi untuk SBY. He is so eager to be become a popular president and to be re-elected. Saya juga sangat menghargai orang yang menepati janji (tidak hanya janji seorang pemimpin). Tapi berjanji untuk tidak menaikkan harga BBM itu bukan janji, melainkan gombal, tidak realistis. Kita wajib menghormati SBY-JK sebagai pucuk pimpinan negeri kita, tapi tidak berarti semua kebijakannya kita harus setujui. Dan kalo kita kritik kebijakan pemerintah, itu tidak serta merta kita mau jadi Presiden. Semua kebijakan harus di-challenge, selama kita masih dikaruniai otak untuk bisa mikir. Kalo apa aja yg dibuat pemerintah ditelan mentah2, kita akan mengulangi kesalahan yang sama di orde-orde sebelumnya. Juga kalo kita kritik pemerintah, jangan dianggap sebagai negative campaign. Bagi saya, kalo kebijakannya jelek, ya bilang jelek, dan kalo bagus, ya bilang bagus, nggak peduli yang jadi presiden itu siapa. Mau SBY keq, atau Dewi Persik keq, atau Julia Perez keq. Peace ya friend... Regards, Bandar Bola 2008/5/2 Lamasi Saksi <[EMAIL PROTECTED]>: Menaikkan harga BBM tidak semudah pedagang menaikkan harga barang-barang dagangannya. BBM itu efek domino-nya besar sekali. Dan ini mau pemilu, jangan salah. Ongkos politiknya bisa gede sekali. Jelas presiden akan berhitung. Tidak saja masalah ekonomi, tapi juga ekonomi-politik. Justru saya lebih menghargai presiden yang memegang kuat janjinya. On 5/2/08, indf2000 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Presiden kita merasa tersandera dengan janjinya untuk tidak menaikkan BBM, jadi terus berupaya menghindari menaikkan BBM dengan berbagai aturan absurd. Takut dengan bayangan menjadi tidak populer lagi atau dilecehkan oleh musuh2 politiknya terutama Megawati, presiden kita lebih memilih mengorbankan kesehatan keuangan negara ketimbang mengambil tindakan yg rasionil. Kayaknya pak SBY kurang berjiwa negarawan nih.