Ok, let say bapak mau katakan saya dikotomi asing dan lokal. fine.
but it's not true.

Bukan saya memaksa mereka keluar dengan bocor2 ... tidakkkk

tapi sekarang saya tanya, dengan cara pasar nego paling tidak meredam
makin banyak rupiah yang di convert menjadi USD.

ok .. bapak mengatakan tidak berpihak. fine ..

saya tanya ama bapak .. apa perlu hal2 dibawah ini :
1. Kita lihat di Running Trade isinya RAIN OF BLOOD !!
2. Auto Reject Bawah yang isinya Offer semua selama beberapa hari
3. Investor2 miris melihat harga LAST di Regular yang menjadi Marked
to Market atas Account Saham mereka yang berujung dengan MARGIN CALL
dan FORCE SELL

Saya tanyakan lagi .. apakah bapak punya solusi yang lebih baik ??
ok .. apabila bapak punya solusi yang lebih baik, mari kita bahas dan
sampaikan kepada rekan-rekan bursa.

Kasian pemerintah kita siapin 4Trilyun masa hanya untuk digiles ?
Dan FORCE SELL sudah menanti kita.

Bukankah solusi pasar nego tidaklah lebih baik ?
toh ini juga PASAR = MARKET ..

LEBIH BAIK BUKA DI PASAR NEGO DARIPADA SUSPEND 2 MINGGU.
AT LEAST MENGURANGI GEJOLAK PASAR.

KITA TOH TIDAK MERAMPOK DENGAN CARA NASIONALISASI ASET KAN ?

Mari kita pikirkan solusi yang baik, dan jitu buat kita bersama.
bukan masalah salah-salahan ...

Ini masalah kita solving problems ..

Market selalu ada yang WIN dan LOSE.
itu sudah wajar. Tapi don't let more IDR converted to USD and this
made us MORE BLEEDING !!!

--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "Bandar Bola"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Lho, yang Pak Patric paparkan itu yang menurut saya sangat jelas adalah
> pen-dikotomi-an asing dan lokal.
> 
> Jadi kalo broker asing itu akan jual, berati investor asing yang mau
keluar
> dari market Indonesia.
> 
> Logika berpikir itu yang saya challenge. Analoginya sama dengan, kalo
> Citibank Indonesia transfer valas ke luar negri, berarti nasabah
asingnya
> yang transfer, padahal kita tahu sendiri bahwa nasabahnya di
Indonesia lebih
> banyak lokalnya.
> 
> 
> 
> Hal yang lain yang saya anggap tidak fair, adalah karena broker
asing yang
> akan jual, maka mari kita bikin susah hidupnya, seakan2 mereka melakukan
> perkara kriminal di Indonesia.
> 
> Agak ironis ya, mereka diundang masuk untuk investasi portofolio,
tapi pas
> mau keluar dibuat susah, bahkan diusulkan untuk diketok kepalanya sampai
> bocor, sehingga kalo perlu biar mereka kapok nggak masuk lagi ke market
> Indonesia. Mentang2 kita menganggap mereka yang perlu dana, kita
buat susah
> saja hidupnya. Padahal kalo pun mereka keluar dengan kondisi market saat
> ini, mereka juga sudah rugi.
> 
> Kemudian, apakah kalo pemain lokal mau jual di BEI dan transfer hasil
> penjualannya ke luar negeri, kita anggap tidak sama masalahnya?
> 
> Analoginya, kalo kita di-pukul orang asing kita marah, tapi kalo kita
> di-pukul orang lokal kita happy2, koq aneh ya...
> 
> 
> 
> Kemudian kalo logika berpikirnya karena market US yang rusak jadi
berimbas
> ke Indonesia terus kita marah2, lah yang tahun 1997 itu market Asia
(salah
> satunya adalah Indonesia) yg rusak dan nular juga ke seluruh dunia,
terus
> apakah gara2 itu investor kita di US boleh diperlakukan tidak fair
di sana?
> Ya khan mestinya nggak, siapa juga yang mau kena krisis SPM, dan
siapa juga
> yang tahu dampaknya sehebat ini.
> 
> 
> 
> Lain ceritanya kalo dari mulanya kita bilang ke semua dana asing,
kalo mau
> masuk ke BEI akan dikenakan pajak tertentu, demikian juga kalo mau
keluar
> dari BEI.
> 
> Kalo menurut saya, namanya dana asing di Indonesia khan bukan cuma
yang di
> BEI, tapi di SUN malah mungkin lebih banyak. Kalo memang mereka mau
keluar
> dari Indonesia, mau di-iming2-i suku bunga tinggi pun mereka keluar aja
> kayak waktu krisis 1997.
> 
> 
> 
> Kalo mau jujur, selain faktor krisis di US, masalah jebluk-nya BEI juga
> tidak terlepas dari kerakusan emiten2 lokal yang mengeduk dana dari
> masyarakat baik berupa IPO, right issue dan segala macam CA dengan harga
> yang melecehkan akal sehat. Nah, yg kasih izin emiten2 ini untuk buat CA
> yang aneh2 ini siapa dong, kalo bukan regulator lokal juga.
> 
> Memang ini typical mentalitas orang kita yang kalo ada kasus selalu cari
> kambing hitam untuk dijadikan musuh rame2, padahal cikal bakal
kasusnya ya
> dia2 punya andil juga.
> 
> 
> 
> Pertanyaan sederhana saya, adalah apakah ada di antara kita yang
yakin bahwa
> dana 4 T dari  pemerintah untuk membeli saham akan jatuh ke tangan
asing?
> 
> Jangan2 jatuhnya ke bandar2 lokal yang dekat dengan kekuasaan lagi.
Terus,
> apa bedanya jatuh ke tangan asing atau ke tangan lokal? Bagus mana,
jatuh ke
> tangan bandar2 lokal terus dananya di-transfer ke luar negeri atau
ke tangan
> asing dan danaya di-transfer juga ke luar negeri? Ya, sama saja toch.
> 
> Ini loh maksud saya bahwa yang namanya duit itu tidak punya
kewarganegaraan,
> dia akan mengalir ke tempat yang dianggap pemilik duit, paling
menguntungkan
> untuk dia.
> 
> 
> 
> Saya tidak pro asing atau pro lokal, saya cuma mau membahas persoalannya
> dengan jernih, tanpa ada tendensi kebencian ras asing atau lokal.
Kita harus
> jujur untuk mengakui, bahwa negeri ini masih perlu banyak sekali
dana untuk
> membangun, dan dana tsb bisa datang dari lokal dan asing. Kita harus
> menciptakan suasana nyaman untuk semua investor, agar mereka mau
invest di
> Indonesia, baik berupa direct investment maupun investasi
portofolio. Dan
> kita harus percaya satu hal, bahwa kalo iklim investasi di Indonesia itu
> menarik dalam semua aspek, dana lokal dan asing akan tetap masuk ke
> Indonesia.
> 
> 
> 
> Peace ya pak. Merdeka juga!
> 
> Regards,
> Bandar Bola
> 
> 
> 
> 
> 2008/10/10 Patric [EMAIL PROTECTED]
> 
> >   Maafkan saya apabila saya mengatakan terlalu "OPEN".
> > Namun hal ini harus saya sampaikan kepada teman-teman, karena saya
> > juga hadir di dalam meeting itu sendiri dan mendengarkan sendiri.
> >
> > Para Anggota Bursa LOKAL minta SUSPEN BURSA.
> > Para Anggota Bursa ASING ( yang wakilnya orang asing ) minta BURSA DI
> > BUKA ... "We desperately need the market open, and let us quit .."
> > Itulah kira-kira kalimat yang mereka katakan.
> >
> > Saya tidak mengadakan DIKOTOMI ASING DAN LOKAL.
> >
> > Namun memang kenyataannya mereka butuh dana segar di negara mereka,
> > yang artinya harus menjual asset mereka di negara ini, dan membeli
USD.
> >
> > Nah, saya hanya meminta kita tenang, dan bisa memerika keadaan.
> > Sehingga kita mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi.
> >
> > MARKET MERAH itu sudah so pasti pada saat BEI dibuka, namun seperti
> > pada pesan saya sebelumnya Buka di Reguler dan RUNNING TRADE akan
> > kelihatan berdarah-darah dan kita pun akan miris, serta sudah so pasti
> > akan banyak AUTO REJECT. dan itu bisa terjadi beberapa hari.
> > Jadi menurut saya, dan saya juga mendengar usulan ini dari salah
> > seorang yang bekerja di bursa, bahwa pasar Negosiasi mungkin salah
> > satu solusi yang bisa kita pikirkan bersama.
> >
> > Refer to my Message before :
> > Benar Pak, mengenai ide menggunakan Pasar Negosiasi itu adalah salah
> > satu solusi yang mungkin bisa digunakan.
> >
> > Nah, apabila bursa dibuka untuk RG maka yang terjadi pasti AUTOREJECT
> > di harga bawah, dan sangat mungkin ini terjadi 2 - 3x.
> > Katakan index kita bisa turun dalam anggaplah 50% dari sekarang.
> > Artinya kita akan face 700an.
> >
> > Nah dengan membuka pasar negosiasi, dan menutup pasar regular di
> > bursa, maka kita bisa paksa asing untuk jual di harga bawah.
> > ambil sample saham TINS yang saat ini (Last : 1.140) PER 2.5x, nah
> > andaikata kita paksa mereka jual di 500, artinya kita mendapatkan TINS
> > di area PER 1an.
> > Sangat murah bukan ??
> >
> > Dengan cara NG menghilangkan psikologis "berdarah" di running trade.
> > *** daripada RUNNING TRADE ditiadakan ***
> >
> > Nah apabila skenario pasar NG bisa dijalankan, maka asing pasti akan
> > membeli USD dengan IDR hasilnya kan.
> > Nah para Banker kita harus memasang Bid dan Offer yang sangat jauh
> > dengan nilai tengah kita sekarang. Kalau bahasa orang FOREX adalah
> > HECTIC SPREAD.
> >
> > Nah apabila pasang Bid di 8500 dan Offer di 12000 atau lebih, jadi
> > asing terpaksa membeli USD nya lebih mahal.
> >
> > Nah dengan cara demikian artinya kita meredam lebih dari 50% dana
> > asing yang seharusnya keluar dari Indonesia.
> >
> > tapi semua hal yang saya tulis ini DISCLAIMER MODE ON ...
> >
> > Nah .. Terus langkah selanjutnya yang harus diselesaikan adalah
> > masalah dari BAKRIE FAMILY. Ini rumor yang saya dapatkan. CMIIW ..
> > Diharapkan mereka segera menyelesaikan transaksi penjualan saham BUMI
> > yang dimiliki BAKRIE FAMILY ke Tata Steel segera.
> > Setelah itu diadakan PUBLIC EXPOSE terkait saham BUMI sehingga
> > memberikan kesejukan di PASAR MODAL.
> >
> > Kenapa BAKRIE FAMILY bisa membutuhkan dana besar ??
> > Ada kemungkinan akibat dari LAPINDO, saham2 kelompok BAKRIE melakukan
> > REPO terus menerus dengan menjaminkan saham2 kelompok mereka.
> > Atau dikarenakan banyak proyek yang mereka kerjakan menggunakan dana
> > short term loan (repo yang selalu jatuh tempo antara 3 - 12 bulan).
> >
> > Semua ini juga GOSSIP yang beredar, DISCLAIMER MODE ON juga.
> >
> > Nah, disini marilah kita berpikir sejuk.
> > Lihatlah oportunities juga disaat sulit ini.
> > Mudah-mudahan pesan-pesan dari teman-teman yang lain juga yang sejuk
> > dapat didengarkan oleh para otoritas bursa, teman-teman anggota bursa,
> > juga pemerintah, dan lain-lain sehingga kita dapat mengambil langkah
> > yang paling tepat.
> >
> > Jangan biarkan pemerintah keluarkan dana IDR 4 Trilyun sia-sia.
> > MARI KITA BELA KEPENTINGAN BANGSA INI, BUKAN KEPENTINGAN ASING !!!
> >
> > MERDEKA !!!
> >
> > .
> >
> > 
> >
>


Reply via email to