Sutan Sinaro wrote:

Assalamu'alaikum.w.w.

wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh,

Kito terlarang atau diharamkan untuk duduk bersama dengan orang-orang yang memperolok-olok-kan agama. Manuruik ambo, walaupun dalam bentuk mailing list.
Ayat ko jaleh tertera dalam Al-Qur'an, tapi ambo lupo
dima lataknyo. Ancak tanyo dik Rahima, atau mak Sutan
Lembang Alam atau sia sajo nan hapa dima latak ayat
ko.

Mohon maaf kok lancang ambo mambaleh dahulu. Dari terjemahan al-Qur'an nan ado di ambo


Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (yang artinya):

"Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam," (QS. an-Nisaa' 4:140)

Dalam terjemah ringkasan Tafsir Ibnu Katsir (Jilid 1, hal. 820-821) dikatakan:

"Maksudnya, jika kamu melakukan pelanggaran yang telah disampaikan kepadamu, rela untuk duduk dengan mereka, dan kamu mengakui keberadaannya, berarti kamu adalah teman mereka dalam kekafiran."

Dalam sebuah hadits dikatakan:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah duduk pada hidangan yang diedarkan padanya khamar."


"Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang lalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).

Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikit pun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa.

Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda-gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al Qur'an itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak (pula) pemberi syafa'at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusan pun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.

Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudaratan kepada kita dan (apakah) kita akan dikembalikan ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh setan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam,
" (QS. al-An'aam 6:68-71)


Dalam terjemah ringkasan Tafsir Ibnu Katsir (Jilid 2, hal. 230-231) dikatakan:
"...yang dimaksud oleh ayat ini ialah setiap individu muslim bahwa ia tidak boleh bergaul dengan orang-orang yang mendustakan dan mengubah ayat-ayat Allah serta menafsirkannya bukan menurut yang seharusnya. Jika salah seorang muslimbergaul dengan mereka karena lupa, "maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat."


"Ayat ini ialah yang diisyaratkan dalam firman Allah ta'ala (an-Nisaa' 4:140). Yakni, jika kamu bergaul dengan mereka maka seolah-olah kamu telah mengakui mereka sehingga kamu pun sama dengan mereka sebagao orang yang memperolok-olokkan ayat Allah."

"Yakni, tugas orang yang bertakwa ialah memperingatkan orang-orang yang memperolok-olokkan Al-Qur'an agar tatkala mereka melihat kaum muslimin menjauhi mereka, maka mereka tidak meneruskan ejekan dan olok-olok terhadap Al-Qur'an".

"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan." (QS. al-An'aam 6:112)

"Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaaulhusna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyim pang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (QS. al-A'raaf 7:180)

Mohon maaf jika ada yang salah. Semoga ada manfaatnya.

Allahu a'lam wa billahit taufiq.

--
Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)

____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke