Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakaatuh. Maaf sekali jalan saja dulu jawab , karena buru2.
Hmmm....sudah berapa hari menghilang dari milist, karena malam jam 12 baru nyampai di Kairo saya dan si kecil. Tidak begitu banyak mail di Jalum, tapi masyaAllah di japri kali ini luar biasa banyaknya. Dan hampir rata2 minta izin pada saya dalam rangka " kenalan dan ingin tukar pikiran ". Okay..untuk sekian banyak mail ini saat ini saya jawab aja dulu. Terimakasih karena mau kenalan dengan saya yang lemah, ngak cantik dan bodoh ini. Perkenalan pada umumnya saya terima, dan kalau ada waktu saya silahkan tukar pikiran pada saya, saya akan jawab, asal jangan banyak-banyak, saya suka bingung kalau dalam satu email pertanyaan yang ditanyakan pada saya banyak sekali. Saya sering beremail dengan sanak Nofrijon, ( yang skrg sdh unsubscribe dr RN ) ,semua dalam rangka saling tukar pendapat dan pikiran, tapi topiknya satu-satu dulu baru selesai, sambung lagi topik yang lain. Mak darul, sampai saat ini saya masih mikir jawaban teka teki mamak, boleh ngak di kasih tahu aja mak,.saya lagi kepikiran dengan jalan2 kemaren, masih melayang2 di Luxor otak saya. ( hehehe..beneran saya masih mikir, tapi kalau dikasih tahu lumayan mengurangi isi kepala ). Dari sekian mail yang masuk, yang ingin saya tanggapi dulu mail dari Dik Ridha ini. ( ntar yang di japri saya ansur membalasnya, sabar yah...). Dik Ridha,..Uni senang dengan semangat dik Ridha ini dalam menuntut ilmu agama, dan keadaan dik Ridha ini persis kala uni pertama sekali belajar agama ( uni mulainya juga tammat SMP, karena cita2 uni mulanya bukan jadi agamawan, tapi dokter, berhubung ortu inginkan uni masuk agama, yah..uni harus patuh juga, karena semua ini demi untuk kebaikan uni juga uni pikir, dan tapi lama kelamaan agama ini serius setelah kuliyah ). Sanad-sanad yang dik Ridha sampaikan di bawah benar. Cuman uni agak heran, karena kalau uni ngak salah kemaren itu ada dik Ridha katakan bahwa Al Albani mengatakan karena adanya lafaz : " maka menuntut ilmu itu wajib atas muslim ", maka, mungkin derajat hadist ini naik menjadi hadist hasan. Kemaren itu uni ingin tanya,..kenapa sampai naik derajatnya ? Setahu uni hadist ini memang lemah, dan tidak bisa dijadikan hukum. Namun sekali lagi uni sampaikan masih bisa dijadikan pendorong ( bukan hujjah ), untuk menuntut ilmu, karena dalam menuntut ilmu itu sendiri memang wajib kapan saja dan dimana saja, asalkan dengan nama Allah. Ini uni copykan keterangan dari dik Ridha yang lalu. Nah, jalan ini perlu dilihat apakah selamat dari kelemahan atau sedikit lemahnya. Juga apakah di dalamnya terdapat ungkapan 'walaw bish shin'. Sedangkan menurut al-Albani bagian tambahannya (fa inna thalabal ilmi faridlatun 'ala kulli muslimin) mungkin dapat dinaikkan derajatnya kepada hadits hasan. Setahu uni dik,.kalau hadist sudah naik derajatnya kepada hasan, maka hadist hasan tetap dijadikan hujjah ( hukum ). kemaren ingin uni jelaskan, bahwa hadist ini tidak ada dalam kalangan ulama naik derajatnya menjadi hasan, tapi hadist ini tetap lemah, namun masih bisa dipakai untuk mendorong menuntut ilmu ( sayang uni sudah lupa dimana uni membaca keterangan yang uni sebutkan ini, habis sudah membaur di benak kepala uni, tapi dik Ridha juga boleh lihat di buku2 pak Quraish Shihab, entah di mana, maaf uni lupa, saking banyaknya yang dibaca, sampai lupa beliau ini juga memakai hadist ini, sebagai pendorong bahwa belajar itu dimana saja, karena jelas Al Quran tidak membatassinya, selain dengan dengan nama Allha saja, itu aja syaratnya dalam menuntut ilmu setahu uni, wallhua'lam kalau dik Ridha punya penafsirna lain, yang mengatakan kita ngak boleh belajar di negeri kafir ). Dan setahu uni lagi hadist ini lafaznya memang lengkap semacam ini : " Tuntutlah ilmu itu walau kenegeri China sekalipun, maka menuntut ilmu adalah kewajiban tiap muslim ". hanya saja seringnya ulama memotong hadist tersebut sampai kenegeri China. Termasuk uni sendiri, sering sampai disana, pada hakikatnya hadist tersebut sampai wajib atas tiap muslim " Oh yah,.uni masih ingat sekali , kala itu uni memakai buku Al Albani dalam bukunya : " Silsilah hadist shahih dan lemah ", dalam hal ini profesor uni tidak membolehkan uni memakai bku ini sebagai bahan maraji' untuk desertasi uni. kenapa,..? Sayang sekali uni juga sudah lupa sebabnya. Ntar, kalau ketemu profesor uni akan uni tanyakan lagi dimana kelemahan Al Albani ini sehingga tidak boleh uni memakai hadist2 dari beliau.Tapi uni agak heran, kenapa sering di Indo buku silsilah karangan Al Bani ini dipakai jadi sumber. Mungkin bulan februari nantik, akan uni beli buku yang lengkap dari karangan beliau " Silsilah ini ", dan akan uni pelajari lagi lebih mendalam, karena uni agak heran kenapa uni tidak di perbolehkan mengambil sumber keterangan hadist dari buku silsilah ini. Baru ini membaca keterangan dari dik Ridha, yang mengatakan Al Albani mengatakan : " Mungkin derajat ini naik menjadi hadist hasan ". Kepikir oleh uni, mungkin salah satu ini penyebabnya. Karena uni sendiri agak heran, kenapa naik derajatnya menjadi Hasan, hanya karena ada tambahan lafaz " menuntut ilmu wajib atas muslim ", karena setahu uni sendiri lafaznya di buku " Jamil Ai ilmu dan keutamaannya " oleh Ibnu Abdil Birri ( beliau juga tetap menyebutkan hadist ini dalam bab Ilmu, namun tetap menjelaskan derajatnya, dari sini kita bisa lihat untuk pendorong di bolehkan memakai hadist ini karena jelas tidak bertentangan dengan isi Al Quran sendiri ). --- Ahmad Ridha <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Rahima wrote: > > > Ibnu Abdul Birri di Kitabnya " Kitab Ilmu ", hal > 7-8 , > > ada juga menyebutkannya. dari sufyan bin > uyayyinah, > > dari Zuhri dari Anas bin Malik....dst...hadist > > disebutkan sebagaimana hadist diatas.( tetap ada > > tambahan Walau bishini ) > > > > Jadi memang ada dua jalan, satu dari Atikah, > satunya > > lagi dari Sufyan bin Uyayyinah dan Zuhri, tetap > > akhirnya tiba di sahabat Anas Bin Malik. > > Mohon maaf jika diskusi ini terlalu detail namun > untuk menjaga nilai > ilmiah pembahasan maka berikut ini penjelasan dari > seorang kenalan saya > mengenai jalur yang disebutkan oleh Ibnu > 'Abdil-barr. > > ---------------- > [Ana katakan] Kitab Al-'Ilm oleh Ibnu 'Abdil-barr, > lebih dikenal dengan > Jami' Bayanil-'Ilmi Wa Fadhlihi, halamannya kurang > lebih tepat, berada > di Juz Pertama. Benar sesuai yang uni sebutkan pertama. > > Susunan sanadnya sbb : > Ibnu ‘Abdil-barr berkata - mengabarkan kepada kami > Ahmad, katanya, > mengabarkan kepada kami Maslamah, katanya, > mengabarkan kepada kami > Ya’qub ibnu Ishaq ibnu Ibrahim Al-‘Asqalaniy, > katanya, mengabarkan > kepada kami ‘Ubaid ibnu Muhammad Al-Firyabiy, di > Baitul-Maqdis, katanya, > mengabarkan kepada kami Sufyan ibnu ‘Uyainah, dari > Az-Zuhriy, dari Anas > ibnu Malik, katanya, Telah bersabda Rasulullah > shallallahu ‘alaihi wa > sallam, > “Tuntutlah ‘ilmu walau ke negeri Cina, karena > sesungguhnya menuntut > ‘ilmu wajib atas setiap Muslim.” > > Hadits ini diisyaratkan Maudhu’ [palsu]. Karena > terdapat seorang perawi > pendusta bernama, Ya’qub ibnu Ishaq ibnu Yazid ibnu > Hajar Al-‘Asqalaniy. > Awal salin : > Ibnu Hajar Al-‘Asqalaniy berkata [ketika menerangkan > biografi Ya’qub > ibnu Ishaq Al-‘Asqalaniy], dia adalah seorang > pendusta. Dan telah > meriwayatkan Ibnu ‘Abdil-barr, dalam Kitabil-‘ilm, > menceritakan kepada > kami Ahmad ibnu ‘Abdillah, menceritakan kepada kami > Muslim ibnu Qasim, > darinya [Ya’qub ibnu Ishaq], dan diriwayatkan dari > selainnya [kepada > Ya'qub], dari ‘Ubaidillah ibnu Muhammad Al-Firyabiy, > dari Sufyan, dari > Az-Zuhriy, dari Anas radhiyallahu ‘anhu, marfu’, > “Tuntutlah ‘ilmu walau ke negeri Cina, karena > sesungguhnya menuntut > ‘ilmu wajib atas setiap Muslim.” > [Lisanul-Mizan no.1090 (6/304), oleh Ibnu Hajar > Al-‘Asqalaniy] > ---------------- hehehe..bagus dan rajin sekali dik Ridha menuliskan semua sanadnya. Sanad yang dik Ridha sebutkan yang ada pada uni juga begitu, hanya saja uni menyingkat kemaren itu, sementara dik Ridha lengkap dari A-Z . Kalau uni jujur aja, memang sedikit malas menyebutkan perawi secara keseluruhan, dik Ridha uni akui sangat rajin. Salut uni. Uni karena malas aja, tapi yang bagus sebenarnya menyebutkan semua perawi, seperti yang dik Ridha lakukan ini. Sekali lagi uni jujur deh,.uni ngak serajin dik Ridha, setiap menyebutkan hadist disebutkan semua perawinya. > > Dengan demikian derajat hadits 'Tuntutlah ilmu walau > ke negeri Cina' > tidak dapat terangkat ke hasan apalagi shahih. Dan > dengan sendirinya > kerusakan sanad tersebut menjadikan matannya tidak > dapat dipercaya. Nah,.ini yang benar, hadist ini tidak bisa naik derajatnya menjadi hasan, tentu apalagi shahih. Kemaren itu uni sedikit heran kenapa naik derajatnya oleh Al Al bani, seperti keterangan yang dik Ridha sebutkan sebelumnya, tapi karena malas aja ingin memperdebat masalah ini pada dik Ridha, uni diamkan aja, karena sepanjang yang uni ketahui mengenai hadist ini, Ia tetap dhai'if namun untuk hujjah ( sebagai hukum ), tidak boleh, dan masih bisa dipakai untuk pendorong menuntut ilmu dimana saja, karena matannya sendiri tidak bertentangan dengan Al Quran. Kalau boleh uni bertanya, yang menjadi permasalahan bagi dik Ridha apanya dalam hal hadist menuntut ilmu kenegeri china ini ? > Namun mungkin Uni mengetahui adanya jalur > periwayatan yang lain dan > mohon disampaikan. Uni sudah sebutkan sebelumnya, dan sanad lengkapnya ternyata dik Ridha sudah sebutkan diatas. Perawi Ya'qub bin Ishaq ( pada jalan lain dari Zuhri dan Ummayiyah diatas ). As Syuyuthi menyebutkan dalam kitabnya : Allai almasnuu'ah fil ahaadist Al mauduhuu'ah " Jilid satu hl 174. Mengenai perawi ini beliau mengatakan : " Sebahagian ulama melemahkannya, sebahagian lagi mempercayainya ", tetapi menurut beliau perawi ini jaiz dan boleh. Wassalam. Rahima. > > Allahu a'lam. > > Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, > > --- > Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim > (l. 1400 H/1980 M) > > > ____________________________________________________ > > Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, > silahkan ke: > http://rantaunet.org/palanta-setting > ------------------------------------------------------------ > Tata Tertib Palanta RantauNet: > http://rantaunet.org/palanta-tatatertib > ____________________________________________________ > __________________________________ Do you Yahoo!? Meet the all-new My Yahoo! - Try it today! http://my.yahoo.com ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ------------------------------------------------------------ Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib ____________________________________________________