On Mon, 25 Jan 1999, Mochamad Hadiyana wrote:

|o|Mengenai akses internet melalui wartel, tampaknya tidak begitu mudah
|o|untuk menemukan warung internet. Berdasarkan pengalaman bekas pacar
|o|saya, dia harus pergi jauh dari Kalibata ke wartel blok M atau ke Jl.
|o|Dewi Sartika untuk memperoleh akses tersebut. Tentang biaya akses,
|o|menurut keterangan dia, diperlukan Rp. 15000 per jam.

Seharusnya di setiap kantor-pos yg besar sudah ada warnet-nya
(wasantara.net)

|o|Mengenai penggunaan internet oleh pelajar di tanah air, saya pikir
|o|akan lebih bermanfaat bila internet diprioritaskan lebih dari sekedar
|o|hubungan dengan mahasiswa di LN. Misalnya mereka bisa menggunakan
|o|internet untuk memperoleh informasi dari course web sites
|o|(sebagai kuliah tambahan gratis).

Setuju !!
Nampaknya inilah yg sedang diusahakan oleh ITB (Pak Onno) dan AI3 nya.
Masalah yg ada:
+ SDM (minim sekali !)
+ Biaya operationalnya. (mungkin utk ngebuat satu lab komputer yg bisa
tersambung ke internet bisa mendapatkan sponsor, atau malahan di tawarkan.
Tetapi orang dan biaya utk ngerawatnya ngak ada.)
+ Jalur birokratisnya (Dari kampus dan luar)

Mudah2an hal tsb bisa diminimkan di waktu yg akan datang oleh sumbangsih
beberapa rekan Permias disini. *Pak Moko dgn "look mama, no wires!" nya*

salam,
Alexander Hutapea

Reply via email to