Sebetulnya sudah melebihi kuota pribadi. Tambah satu lagi nggak apa-apa ya?

> Hmm.. just wondering.. kenapa agama (apalagi Nasrani) dibawa2 sama Kompas
> yah..?

Mbak Steph baru nyadar kalau Kompas sekaligus membawa nama Nasrani?
Sudah terkenal bahwa kompas boleh dipanjangkan menjadi Komando Pastur.
Bila nggak percaya silakan lihat susunan redaksinya. Saya sendiri dulu
langganannya Kompas karena dalam banyak hal memang objektif, tapi bila
menyangkut berita agama atau yg lain misal etnik yg berkaitan dg agama,
jelas berita tsb saya skip. Nah begitu mbak, jadi hubungannya jelas erat
banget, serasa pacar deh. Kalau mau mengunyah berita yg tendensius sih
monggo saja (yg sebetulnya boleh dong kita kategorikan berita bohong).

Saya sangat setuju dengan ide boikot harian Kompas ini. Bukan karena didasari
sentimen agama, yah ada tapi sedikit sekali. Hanya saja sebagai harian beroplah
terbesar saat ini, objektivitas berita harus makin terpelihara. Terpelihara lebih
baik lagi dibandingkan dengan harian lain baik yg nasional maupun lokal.

Hasil dari boikot yg saya inginkan bukanlah turunnya oplah, tetapi memberikan
pesan kepada masyarakat pembaca bahwa harian Kompas dan Suara Pembaruan
(juga Republika deh) sangat sering menjadi tendensius bila menyampaikan
berita mengenai SARA. Syukur-syukur mereka menyadari bahwa pelanggan terbesar
justru bukan umat nasrani, sekaligus sadar berita bohong mereka dapat menjadi
senjata makan tuan.

Kita sangat beruntung dalam tempo 10 menit dapat melahap berita dari 10 koran.
Dan kita lihat kita juga sering kesulitan untuk meng-adjust info yg masuk dan sering
terbawa juga. Bagaimana dengan yg tidak seberuntung kita-kita ini (dalam hal akses
info koran saja lho). Sangat banyak yang tidak mempunyai akses spt ini sehingga
opini yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh berita (koran yg paling efektif, mungkin 
TV
untuk masyarakat perkotaan).

Nah, siapa yg mau membuat draft boikot? Kalau agak-agak takut mengeluarkan opini
boleh juga kolektif. Nanti disebarin ke milis-milis lain. Bila mau secara fisik 
memboikot
Kompas sih boleh juga.... cuma mungkin bukan itu sasaran kita.


> Jangan gitu dong ah.. namanya juga orang cari duit.. gak ada hubungannya
> dech kayaknya..  kalo korannya diboikot trus ditutup, yang kerja disono mao
> makan apaan?

Cari duit dengan menyesatkan orang bagaimana? Kalau saya kerjaannya nunjukin
jalan tapi malah suka ngasih tahu jalan yg ke arah yg lain boleh nggak?
Yg kerja di sono makannya tetep nasi tho mbak. Mau makan roti rasanya tetep
lapar tuh...


> Tapi.. kok ngomongnya gitu sih.. hubungannya kan (rada2) kurang ada..
> And anyway, you're right.. jumlah kaum fanatik Kompas emang jutaan.. :)

Not really. Kalau mereka tidak mengubah kebijakannya, tidak sulit untuk
mempengaruhi orang untuk pindah koran. Jangan lupa lho, sebagian besar
pelanggan ya kaum non-nasrani. Saya kira nggak perlu survei kita langsung
tahu lah... Mungkin kita boleh berdebat bahwa suatu koran boleh menyebarkan
berita bohong, tetapi suatu kelompok tertentu boleh juga mengambil langkah
untuk mencegah menyebarnya berita bohong itu....


Monggo,

--
               \\\|///
             \\  - -  //
              (  @ @  )
------------oOOo-(_)-oOOo-----------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
--------------------Oooo------------
           oooO     (   )
          (   )      ) /
           \ (      (_/
            \_)

Kirim email ke