Saya belum pernah dengar atau baca ada orang Nasrani yang bilang "ayo kita
boikot Republika". Kenapa ya? Mungkin karena nggak perlu ya...Mungkin sih.


Helson SIAGIAN
-----------------------
http://gwu.edu/~siagian
-----------------------


On Tue, 2 Mar 1999, Ramadhan Pohan wrote:

> Salam!
> Saya ingin menjelaskan lagi.
> Bagi orang Islam yang merasa dikibulin oleh laporan Kompas yang selektif, bias
> dan memihak agama yang dibela koran itu-- wajar melakukan aksi boikot.
> Demikian juga jika Republika membuat laporan berita senada-- yang bias dan
> selektif dan merugikan kepentingan atau melukai penganut Nasrani, wajar
> memboikot Republika.
>
> Ini artinya masyarakat pembaca-- entah apa agamanya-- berhak "mengadili"
> koran-koran partisan, sektarian, fundamentalis tersebut. Itu kalau memang Anda
> mau. Bukan kah kita menolak fundamentalisme Islam, fundamentalisme Nasrani dan
> fanatisme yang "over" lainnya?
>
> Apa makna laporan selektif dan bias ala Kompas itu bagi kaum Nasrani? Saya
> mempunyai keyakinan bahwa rekan-rekan Nasrani yang tidak fundamentalis pasti
> tidak "happy" atas laporan bias tersebut. Begitu juga terhadap Republika--
> saya dan sebagian rekan-rekan muslim lain-- juga tidak enjoy, tidak happy jika
> koran tersebut menuding atau melecehkan penganut not-muslim.
>
> Koran partisan, fundamentalis seperti Kompas-- saya pikir, kelak hanya akan
> dibaca oleh kaum fundamentalis nya belaka. Sebab yang merah dibilang hijau,
> yang putih dibilang abu-abu-- dan hanya kaum fundamentalis saja yang mau tepuk
> tangan atas  pembohongan dan keculasan seperti itu. Bagi yang nasionalis dan
> pro kepada kenetralan-- kelak akan memilih selera kebenarannya sendiri: yang
> tidak bias dan tidak selektif.
>
> salam,
> ramadhan pohan
>
> ################.
>
> In a message dated 3/2/99 4:28:12 AM !!!First Boot!!!,
> [EMAIL PROTECTED] writes:
>
> <<
>  Hmm.. just wondering.. kenapa agama (apalagi Nasrani) dibawa2 sama Kompas
>  yah..?
>  Jangan gitu dong ah.. namanya juga orang cari duit.. gak ada hubungannya
>  dech kayaknya..  kalo korannya diboikot trus ditutup, yang kerja disono mao
>  makan apaan?
>  Tapi.. kok ngomongnya gitu sih.. hubungannya kan (rada2) kurang ada..
>  And anyway, you're right.. jumlah kaum fanatik Kompas emang jutaan.. :)
>
>  Cheers
>  STEPHANIE
>
>  -----Original Message-----
>  From: Ramadhan Pohan <[EMAIL PROTECTED]>
>  To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
>  Date: Monday, March 01, 1999 10:56 PM
>  Subject: Re: BOIKOT KOMPAS
>
>
>  >In a message dated 3/2/99 12:44:25 AM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED]
>  >writes:
>  >
>  ><< Kompas (2 Maret 1999)
>  > ...... tertembak mati aparat kepolisian. Ketiga warga itu adalah Armin
>  > Paeni, Mui Ekhoran, dan Husein Umar. Mereka ditembak di sekitar rumah
>  > ibadah Dusun Ahuru.
>  >
>  > >>
>  >
>  >Sejak "zaman kuda gigit jari", Kompas selalu begitu. Waktu perang Bosnia,
>  >fakta pun terjungkir-balik dibikin mereka. Tapi, dari segi politik, Kompas
>  >berhak melakukan itu. Siapa lagi yang membela Nasrani jika bukan koran
>  >Nasrani. Apa mungkin Republika? Saya sendiri tidak menyukai dua koran itu.
>  >Senantiasa bias dan selektif menurunkan berita.
>  >
>  >Ini saatnya diserukan kepada semua orang Islam agar tidak berlangganan,
>  >membeli atau membaca Kompas. Boikot saja, itu jika kalian mau. Lebih bagus
>  >dengar RRI atau baca Suara Merdeka atau KR, PR, dan koran-koran yang
>  >independen lainnya. Media Indonesia sendiri-- sepanjang yang saya tahu--
>  >nasionalis dan tidak punya kepentingan kepada salah satu agama.
>  >
>  >
>  >Jika pun Kompas diboikot, koran ini tidak akan mati. Kenapa? Tiras Kompas
>  kan
>  >tidak lebih dari 500 ribu copies. Sedangkan jumlah kaum fanatik Kompas--
>  >jutaan bung!
>  >
>  >salam,
>  >ramadhan pohan
>  >(lebih suka baca Tempo atau Forum)
>  >
>
>   >>
>

Kirim email ke