Perang surat kabar nich ????
Sudah, sudah bagaimana kalau kita baca saja kawanku bobo dengan gadis,
setuju??

Helson Siagian wrote:
>
> Jadi Ramadhan Pohan nggak suka baca Jawa Pos? Atau sedang-sedang aja? Atau
> suka banget? Tulis puisi lagi dong, puisinya bagus semua tuh.
>
> Helson SIAGIAN
> -----------------------
> http://gwu.edu/~siagian
> -----------------------
>
> On Mon, 1 Mar 1999, Ramadhan Pohan wrote:
>
> > In a message dated 3/2/99 12:44:25 AM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED]
> > writes:
> >
> > << Kompas (2 Maret 1999)
> >  ...... tertembak mati aparat kepolisian. Ketiga warga itu adalah Armin
> >  Paeni, Mui Ekhoran, dan Husein Umar. Mereka ditembak di sekitar rumah
> >  ibadah Dusun Ahuru.
> >
> >  >>
> >
> > Sejak "zaman kuda gigit jari", Kompas selalu begitu. Waktu perang Bosnia,
> > fakta pun terjungkir-balik dibikin mereka. Tapi, dari segi politik, Kompas
> > berhak melakukan itu. Siapa lagi yang membela Nasrani jika bukan koran
> > Nasrani. Apa mungkin Republika? Saya sendiri tidak menyukai dua koran itu.
> > Senantiasa bias dan selektif menurunkan berita.
> >
> > Ini saatnya diserukan kepada semua orang Islam agar tidak berlangganan,
> > membeli atau membaca Kompas. Boikot saja, itu jika kalian mau. Lebih bagus
> > dengar RRI atau baca Suara Merdeka atau KR, PR, dan koran-koran yang
> > independen lainnya. Media Indonesia sendiri-- sepanjang yang saya tahu--
> > nasionalis dan tidak punya kepentingan kepada salah satu agama.
> >
> >
> > Jika pun Kompas diboikot, koran ini tidak akan mati. Kenapa? Tiras Kompas kan
> > tidak lebih dari 500 ribu copies. Sedangkan jumlah kaum fanatik Kompas--
> > jutaan bung!
> >
> > salam,
> > ramadhan pohan
> > (lebih suka baca Tempo atau Forum)
> >

Kirim email ke