Title: RE: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?

Beginilah kalau kurang memahami agama Islam secara "kaffah" (perfect) :-(
Di dalam Al-Quran, tidak ditentukan secara mutlak tentang pembentukan suatu pemerintahan Islam.  Spt. diketahui dalam sejarah, saat-saat pertama pemerintahan negara Islam zaman Khulafaul Rasyidin, pemilihan pemimpin Islam dilakukan secara demokratis (melalui "bai'ah" = pemilihan umum).

Di zaman itu pula, kaum muslimin hidup berdampingan dg. golongan "kafir zimmi" (kafir yg. dilindungi).  Golongan nasrani/kristen pun dilindungi.  Rumah-rumah ibadah agama lain (gereja, sinagoge) dibangun.

Bahkan dalam akhlaq Islam mengenai peperangan, semua tempat ibadah segala agama dan kaum-kaum padri (pendeta, patriack, pendeta yahudi dsb.) itu harus dilindungi.  Inilah Islam yg. sebenarnya diajarkan nabi.

Islamphobia terjadi karena ketakutan akibat contoh-contoh pendirian negara Islam yg. salah.  Orang banyak mengambil contoh pendirian negara Islam spt. di Saudi Arabia yg. absolut.

    ----------
    From:   Indi Soemardjan[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
    Sent:   31 Desember 1998 10:44
    Subject:        Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?

    Wah.....saya mau menanggapi komentar mas Saeful:

    Kalau kehendak umumnya nya cuma mewakili yang Islam saja namanya bukan
    demokrasi dong, mas Saeful! Ingat Bhinneka Tunggal Ika?

    Lagipula yang namanya "Negara Islam" tersebut sulit sekali untuk
    dicampur adukkan dengan "Demokrasi" karena demokrasi adalah azas
    Mob-Rule dimana rakyat yang menentukan arah jalannya suatu negara. Di
    sisi lain, prinsip kenegaraan untuk sebuah Negara Islam semuanya telah
    diatur dalam Al Quran (yang menurut NII adalah hukum absolut).

    Ada bisa lihat perbedaannya? perbedaan antara Negara Islam dan Demokrasi
    itu besar sekali, bukan?

    Apparently there is a little conflict in Your reasoning; Islam is never
    compatible with democracy. (democracy, again, is based on a mob-rule
    ideology, while the Great Al Quran is based on the Word of God,
    therefore: absolute).

    You just can't mix oil with water, my friend!  :)
    You just can't mix absolutism with mob-rule. :)
    You have to choose either one
    BUT NOT both of them at the same time
    (unless there is a miracle happening!)


    O iya..

    Kalau maksud Anda kehendak mayoritas yang Islam saja ya berarti yang
    boleh tinggal di negara tersebut hanya yang setuju dengan Islam. Jadi
    semua warga negara akan diwajibkan untuk setuju dengan aturan Islam?
    (yang pada akhirnya merupakan pemaksaan suatu prinsip kepercayaan satu
    golongan kepada golongan lain?....) wah, kacau sekali dong ya?

    Begitukah ide Anda untuk Nusantara?
    Bagaimana kita bisa hidup damai bersama2 dengan penganut agama lain?

    Coba pikirkan kembali ttg. Demokrasi dan Negara Islam absolute.

    Peace.

    INDI







Kirim email ke