>Bung Rosadi,

Bung Patiwael,

>Hayooo bung, kemarin nasehatin saya supaya tidak menuduh sembarangan
Bp.Adi Sasono,
>Sekarang kok Bung malah jadi panasan gini sih....

Salah lagi..,udah lama saya nasehatin kamu, bukannya kemarin...:)

Saya panasan..? ah nggak kok...kan saya cuma kasih komentar bp. Theo itu
orang "bodoh dan fasik". "Bodoh" karena tidak ada pengetahuan tentang
yang hal-hal yang diucapkan. masak umat Islam  Indonesia dibilang mau
membuat negara Islam...,apaan namanya tuh...REPUBLIKA ya...(Koran
kali...:). Fasik karena ucapannya yang bersifat "menghasut" massa yang
sebenarnya tidak punya masalah apa-apa dengan umat Islam, sehingga
menimbulkan rasa permusuhan diantara sesama komponen bangsa.
Saya kasih komentar kayak begini ini juga setelah mengecek
kesana-kemari, dan membaca berbagai informasi..., tidak asal main cuap
saja. Lagian kan bp. Theo sendiri tidak membantah sama sekali isi
ceramahnya itu...


>hati-hati....liat dulu  move Theo selanjutnya....kan masih banyak tanda
tanya...

Move apaan..., mo tunggu sampe kayak orang di Dili(TIMTIM)dulu apa..,
yang dibantai segitu rupa..., sorry aja ya...:)

Oh ya.., jangan lupa bp. Theo kita ini kan juga salah satu anteknya pak
Harto dulu..., bisa aja kan dia sengaja memanas-manasi massa..., lalu
suasana rusuh, dan kekuatan ORBA bangkit lagi....
Kok nggak ada seh yang berpikiran kayak gitu..., biasanya kan
sensitivitas rekan-rekan semua terhadap adanya antek-antek ORBA (yang
mau membangun kekuatannya lagi) begitu tinggi..., sampe-sampe ormas dan
tokoh Islam yang baik sekalipun dibilang pendukung ORBA..:)
Kok sekarang ada kasus beginian malah pada loyo semua....????


>Saya selalu mengingat nasehat anda.....

Mudah-mudahan saja begitu..., supaya kita tidak berulang-ulang menuduh
orang sembarangan tanpa BUKTI NYATA (seperti kaset rekaman ceramah yang
tidak dibantah oleh si penceramah sendiri misalnya...:)


Salam

Mohamad Rosadi


>Andrew Pattiwael
>The Military College of Vermont
>Norwich University Corps of Cadets
>
>On Mon, 11 Jan 1999, Mohammad Rosadi wrote:
>
>> Assalamualikum Wr.Wb..
>>
>> Setelah membaca tulisan tentang pidato Theo Syafei.., saya hanya bisa
>> berkomentar:
>>
>>  Begitulah akibatnya kalo orang "bodoh dan Fasik"(seperti Theo
>> Syafei)menyampaikan berita..., penuh dengan KEBOHONGAN dan FITNAH..,
>> serta MENYESATKAN orang lain.
>> Berhati-hatilah dengan orang seperti ini......
>>
>> Wassalam
>> Mohamad Rosadi
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> >From [EMAIL PROTECTED] Mon Jan 11 08:59:49 1999
>> >Received: from [128.230.20.20] by hotmail.com (1.0) with SMTP id
>> MHotMail3093518431102058835065324772162562068399034; Mon Jan 11
08:59:49
>> 1999
>> >Received: from mailer (128.230.20.20) by mailer.syr.edu (LSMTP for
>> Windows NT v1.1a) with SMTP id <[EMAIL PROTECTED]>; Mon, 11
Jan
>> 1999 9:55:28 -0500
>> >Received: from LISTSERV.SYR.EDU by LISTSERV.SYR.EDU (LISTSERV-TCP/IP
>> release
>> >          1.8c) with spool id 47188 for [EMAIL PROTECTED];
Mon,
>> 11 Jan
>> >          1999 09:55:30 -0500
>> >Received: from theta2.ben2.ucla.edu by listserv.syr.edu (LSMTP Lite
for
>> Windows
>> >          NT v1.1a) with SMTP id <[EMAIL PROTECTED]>; Mon,
11
>> Jan
>> >          1999 9:55:30 -0500
>> >Received: from priono (pool0047-max2.ucla-ca-us.dialup.earthlink.net
>> >          [207.217.13.111]) by theta2.ben2.ucla.edu (8.8.8/8.8.8)
with
>> SMTP id
>> >          GAA13680 for <[EMAIL PROTECTED]>; Mon, 11 Jan 1999
>> 06:55:19
>> >          -0800
>> >X-Sender: [EMAIL PROTECTED]
>> >X-Mailer: QUALCOMM Windows Eudora Pro Version 4.1
>> >Mime-Version: 1.0
>> >Content-Type: text/plain; charset="us-ascii"
>> >Message-ID:  <[EMAIL PROTECTED]>
>> >Date:         Mon, 11 Jan 1999 06:55:27 -0800
>> >Reply-To:     Indonesian Students in the US
<[EMAIL PROTECTED]>
>> >Sender:       Indonesian Students in the US
<[EMAIL PROTECTED]>
>> >Comments:     RFC822 error: <W> MESSAGE-ID field duplicated. Last
>> occurrence
>> >              was retained.
>> >Comments:     RFC822 error: <W> Incorrect or incomplete address
field
>> found and
>> >              ignored.
>> >From:         Pandu Riono <[EMAIL PROTECTED]>
>> >Subject:      Fwd: TRANSKRIP CERAMAH THEO SYAFEI BISA MENYESATKAN
>> >To:           [EMAIL PROTECTED]
>> >
>> >>Date: Mon, 11 Jan 1999 02:09:32 +0100
>> >>Subject: TRANSKRIP CERAMAH THEO SYAFEI BISA MENYESATKAN
>> >>oleh A. Yuswara
>> >>
>> >>Jelas, bahwa transkrip ceramah Theo Syafei yang menghebohkan itu
>> >>merupakan ekspresi jujur perasaan seorang yang bukan-Muslim, di
tengah
>> >>meningkatnya tekanan terhadap kalangan Kristen -- tekanan yang
>> dilakukan
>> >oleh grup
>> >>yang mengatasnamakan Islam, khususnya KISDI.
>> >>
>> >>Ceramah itu diberikan kepada kalangan umat Kristen secara terbatas,
>> >>September 1998 di Anyer, Jawa Barat, sebelum Sidang Istimewa MPR
yang
>> >>lalu. Sejak itu ditranskrip dan disebarluaskan, sampai ke Kupang,
>> sebelum
>> >>peristiwa pembakaran masjid di sana.  Siapa yang menyebar luaskan
>> >>tidak diketahui. Tetapi Theo Syafei sendiri dalam transkrip memberi
>> >>kesan, bahwa ceramahnya itu ia harapkan disebar-luaskan, agar
>> >>dijadikan opini umum ("diopinikan", katanya).
>> >>
>> >>Bahwa suara itu datang dari seorang purnawirawan ABRI, dan antara
lain
>> >>mengungkapkan ketegangan antara kelompok agama di kalangan militer,
>> >>menunjukkan betapa gawatnya hubungan Islam-Kristen di masa terakhir
>> >>Soeharto. Kita mungkin tidak akan dapat menentukan secara persis
sejak
>> >>kapan pimpinan ABRI menjadi rusak (malahan mungkin retak) karena
>> >>perbedaan agama di kalangan para jenderal.
>> >>
>> >>Ada yang mengatakan, ini bermula dari masa ketika Jenderal Benny
>> >>Moerdani memegang peran penting dalam "intelligence community"
>> >>Indonesia, baik sebagai Ass Intel Pangab maupun sebagai Ketua BAIS.
>> >>Jend. Benny seorang Katolik, dan sangat mungkin -- berbareng dengan
>> >>kuatnya kecurigaan kepada ekstremisme Islam di masa itu -- ia punya
>> >>bias untuk tidak menyukai, atau mencurigai, banyak hal yang
berwarna
>> >Islam. Mungkin saja ia dengan
>> >>sengaja menyingkirkan perwira yang latarbelakang Islamnya kuat,
>> >>misalnya yang dulu di SMA, sebelum masuk AKABRI, jadi anggota
>> organisasi
>> >pelajar Islam.
>> >>Menurut seorang bekas perwira intel yang aktif masa itu,
"pembersihan"
>> >>ini terutama berlangsung di dinas intel.
>> >>
>> >>Waktu itu pandangan ABRI terhadap aktivis Islam memang negatif,
karena
>> >>pengalaman lama dengan gerakan Darul Islam di hutan, juga karena
>> >>ketakutan akan radikalisme yang diilhami, dan mungkin didorong,
oleh
>> >>Lybia  dan Iran. Banyak yang belum lupa, bahwa di masa dinas Benny
>> >>sebagai orang intel No.1, terjadi "Peristiwa Woyla", ketika
sejumlah
>> >>anak muda Islam membajak Pesawat "Woyla". Mereka berhasil
dilumpuhkan
>> >>di airport Bangkok, oleh tim Kopassus yang sudah disiapkan untuk
>> >>melawan terorisme. Ada indikasi bahwa kelompok anak muda ini, yang
>> >>memang "fanatik", dipancing oleh militer untuk berbuat nekad,
memakai
>> >>jalan kekerasan tapi tidak siap benar, sehingga mudah
>> >>digebuk. Dalam pengadilan, diketahui ada seorang intel ABRI yang
>> >>diselundupkan ke dalam gerakan yang dipimpin Imron itu. Setelah
>> >>diadili, mereka dilenyapkan. Kemungkinan dibunuh.
>> >>
>> >>Cara keras ABRI masa itu terhadap aktivisme Islam mencapai
puncaknya
>> >>ketika ada demonstrasi massal di Tanjung Priok, yang kemudian
dikenal
>> >>sebagai "Peristiwa Priok". Diperkirakan 100 sampai dengan 300 orang
>> ditembak
>> >>mati oleh Kopassus dan jenazahnya dikuburkan entah di mana.
>> >>
>> >>Sakit Hati
>> >>
>> >>Kecurigaan kepada radikalisme Islam tidak terbatas di situ. Bias
>> >>negatif terhadap (aktivisme) Islam juga dirasakan pengaruhnya di
>> >>kalangan perwira ABRI yang masih sedang naik jenjang karirnya waktu
>> itu.
>> >Memang masih
>> >>perlu diteliti, sejauh mana bias itu mempengaruhi promosi mereka.
>> >>Tetapi perkembangan setelah Benny Moerdani berhenti menunjukkan
memang
>> >>ada sejumlah perwira yang sakit hati oleh cara seleksi masa itu.
>> Umumnya
>> >>mereka datang dari keluarga Islam santri, atau yang di masa SMA
pernah
>> >>jadi anggota Pelajar Islam Indonesia. (Di antara perwira tinggi
memang
>> >>ada yang punya latarbelakang itu, misalnya Jend. Subagio, KASAD
yang
>> >>sekarang).
>> >>
>> >>Mereka yang tersingkir ini kemudian mendapatkan kesempatan membalas
>> >>ketika Benny Moerdani dan orang kepercayaannya turun. Apalagi
setelah
>> >>ada ketegangan antara Benny dan Presiden Soeharto, dan terutama
ketika
>> >>Prabowo Subianto naik. Banyak versi yang menjelaskan kenapa
demikian,
>> >>tapi belum diketahui mana yang benar.  Yang pasti, Prabowo menjadi
>> motor
>> >>penggerak tindakan "de-Benny-isasi" yang kemudian terjadi.
>> >>
>> >>Prabowo membenci Benny dengan berapi-api. Perlu ditelaah lebih
lanjut,
>> >>apa yang menyebabkannya. Sifat Prabowo memang emosional,tak bisa
>> >>mengendalikan perasaan benci atau dendam.  Tetapi ia tidak dikenal
>> sebagai
>> >aktivis
>> >>Islam; ia datang dari ayah Jawa abangan (Prof. Sumitro) dan ibu
>> >>Kristen. Mungkin ada konflik pribadi antara Prabowo dan Benny,
mungkin
>> >Prabowo ingin
>> >>mengambil simpati Islam untuk ambisi politiknya, mungkin pula
Prabowo
>> >>hanya mencoba menyenangkan mertuanya, Presiden Soeharto -- yang
waktu
>> >>itu sudah tidak suka lagi kepada Benny, entah mengapa.
>> >>
>> >>Pokoknya dengan naiknya Prabowo, ada semacam gerakan balasan:
perwira
>> >>yang bukan Islam disingkirkan. Temperamen Prabowo sangat
berpengaruh
>> >>dalam cara penyingkiran ini, yaitu terang-terangan menggunakan
>> kriteria agama.
>> >>Sistem dan prosedur promosi dan mutasi yang normal praktis dirusak.
>> >>Ini pun melahirkan rasa sakit hati di kalangan para perwira yang
>> >>beragama Kristen, dan dampaknya masih terus sampai Prabowo jatuh.
>> >>Pembatalan pengangkatan Johny Lumintang hanya beberapa jam setelah
ia
>> >>menggantikan Prabowo sebagai Pangkostrad, (Mei 1998), menunjukkan
>> bahwa
>> >Pangab Jend. Wiranto juga
>> >>masih harus hati-hati untuk mempromosikan seorang Kristen ke posisi
>> >>strategis.
>> >>
>> >>Singkatnya, pimpinan ABRI tidak lagi seperti dulu, yang
membanggakan
>> >>naik turunnya perwira berdasarkan "merit" atau prestasi, bukan
>> >>berdasarkan agama. ABRI tidak lagi imun dari konflik antar
golongan.
>> >>Ini memang
>> >>mencemaskan, dan agaknya suara Theo Syafei -- sebagai mantan
perwira
>> >>tinggi -- mencerminkan frustrasi dan keprihatinan tentang keadaan
itu.
>> >>
>> >>
>> >>Siapa Memojokkan ABRI dan Dwi Fungsi?
>> >>
>> >>Tetapi jika kita baca transkrip ceramah Theo Syafei, kita akan
melihat
>> >>juga bagaimana seorang yang berani berbicara jujur belum tentu juga
>> >>berbicara benar. Transkrip ceramah itu menunjukkan macam-macam
salah
>> >>data dan salah analisa.
>> >>
>> >>Salah data yang mencolok misalnya tentang Zaky Makarim, Ketua BIA
yang
>> >>pekan ini baru diganti. Menurut Theo Syafei, (ceramahnya diucapkan
>> bulan
>> >>September, sebelum Sidang Istimewa), Zaky Makarim, meskipun teman
>> >>dekat Prabowo, tidak juga dicopotoleh Wiranto, karena kakak Zaky
>> >>adalah Anwar Makarim, seorang Ketua ICMI. Padahal kakak Zaky
Makarim
>> >>adalah Nono Anwar Makarim, seorang lawyer yang lebih banyak tinggal
di
>> >>AS, bekas pemimpin redaksi Harian KAMI, yang tidak pernah masuk
>> >>organisasi Islam apapun.
>> >>
>> >>Sementara itu Wiranto tahu, menurut sebuah sumber, bahwa sebetulnya
>> >>hubungan antara Zaky dan Prabowo tidak sedekat diduga.  Sebelum
>> >>Wiranto mencopot Prabowo dari Kostrad, Wiranto berembug dengan
Zaky,
>> >>dan Zaky tidak membela Prabowo.
>> >>
>> >>Theo Syafei juga menunjukkan ketidak-mengertiannya tentang Islam,
>> >>terutama peta bumi kalangan Islam di Indonesia. Ia tidak sepenuhnya
>> >>memahami posisi
>> >>Qur'an dan Hadith serta ijitihad dan kitab-kitab kuning dalam
>> >>yurisprudensi Islam maupun sebagai pedoman hidup ummat Islam.
>> >>
>> >>Ia melihat perbedaan antara NU dan Muhammadiyah lebih dari segi
mana
>> >>di antara keduanya yang punya akar pada sejarah Indonesia, dengan
>> >>kesimpulan seakan-akan Muhammadiyah kurang bersifat Indonesia
>> >>dibanding NU. Ia tidak melihat adanya latar belakang kelas sosial
>> >>ataupun unsur sosiologis lain dalam perbedaan kedua organisasi itu.
>> >>Dalam hal ini pandangan Theo typikal
>> >>pandangan ABRI, dengan menitikberatkan pada dikotomi antara "asing"
>> >>("luar") atau "asli" ("Indonesia").
>> >>
>> >>Typikal pandangan ABRI pula ketika Theo Syafei melihat ancaman akan
>> >>berdirinya "Republik Agama Islam" nanti, yang oleh Theo dikesankan
>> >>sebagai sebuah agenda politik rahasia dari ICMI, KISDI dan
seterusnya.
>> >>
>> >>Theo Syafei hanya melihat dua kelompok Islam. Yang satu NU (yang ia
>> >>identikkan dengan Gus Dur yang pluralis -- padahal ada pelbagai
faksi
>> >>dalam
>> >>NU, dan tidak semuanya pas dengan semangat pluralis Gus Dur). Yang
>> >>lainnya ICMI, KISDI, Muhammadiyah dan seterusnya (yang ia anggap
>> >>semuanya satu -- padahal dalam ICMI saja terdapat pelbagai jenis
>> >>pemikiran). Theo Syafei tidak menyebut bagaimana pandangan
Nurcholish
>> >>Madjid, M. Dawam Rahardjo, Muslim Abdurrahman, dan lain-lain yang
>> >>bukan "NU", tetapi jelas diametral bertentangan dengan KISDI.
>> >>
>> >>Typikal pandangan ABRI, yang "hitam-putih", Theo Syafei tidak
mengerti
>> >>nuansa perbedaan antara PPP dan Bulan Bintang, Bulan Bintang dan
>> >>Partai Keadilan, Partai keadilan dengan Masyumi. Belum lagi
memahami
>> >>liku-liku PKB dan PAN. Seperti dalam briefing-briefing militer,
>> >>pandangan Theo pratiks berdasar pada analisa kasar dan simplistis.
>> >>
>> >>Typikal pandangan ABRI pula,  untuk melihat kekuatan di Indonesia
kini
>> >>terdiri dari "ekstrim kanan" (yaitu Islam yang bukan-NU) dan
>> >>"Pancasilais" (yang dijaga oleh ABRI). Dengan pandangan ini, Theo
>> >>Syafei menilai,
>> >>kalangan Islam ekstrim kanan itulah yang terus menerus berkampanye
>> >>memojokkan ABRI, dan ingin menghabisi Dwi Fungsi ABRI. Menurut
Theo,
>> >>semua usaha itu dibuat agar ABRI yang sudah mengalami demoralisasi
itu
>> >>tersingkir
>> >>dan negara Pancasila kita diganti oleh "Republika" ("Republik
Agama").
>> >>
>> >>Kesimpulannya ialah:  ABRI jangan dipojokkan, Dwi Fungsi harus
>> >>dipertahankan, agar "Negara Islam" tidak jadi berdiri.
>> >>
>> >>Benarkah itu? Di sini Theo Syafei keliru sama sekali. Yang
menentang
>> >>"Dwi Fungsi" ABRI bukan hanya mereka yang sejalan dengan "desain
>> >>Republika" (kalau puin desain ini ada). Yang menentang "Dwi Fungsi"
>> >>adalah mereka yang melihat bahwa doktrin ini menghalalkan supremasi
>> >>ABRI dalam politik.
>> >>Tujuannya bagus, tetapi pengalaman menunjukkan, bahwa sebuah
kekuatan
>> >>sosial-politik yang memegang senjata mau tak mau akan punya posisi
di
>> >>atas dibandingkan yang lain. Sudah punya bedil, punya kursi di DPR
dan
>> >>di
>> >>kedudukan lain.
>> >>
>> >>Pengalaman menunjukkan, bahwa ABRI, dalam posisinya yang praktis
>> >>berada di atas kekuatan lain, bahkan di atas hukum, telah
menghasilkan
>> >>perilaku politik yang bergelimang darah. Indonesia, sejak tahun
1965,
>> >>menyelesaikan konflik-konfliknya dengan pembunuhan. Dan setiap
>> >>kali,yang disalahkan dan dihabisi adalah kekuatan sipil. Baik itu
>> >>anggota PKI, atau aktivis Islam, atau gerakan rakyat yang tak puas
di
>> >>Aceh, di Timor Timur, atau di Irian Jaya.
>> >>
>> >>Sebagai penutup, saya ingin menyimpulkan, bahwa meskipun Theo
Syafei
>> >>itu mengeluarkan ekspresi yang jujur, pandangannya menyesatkan.
Saya
>> >>anggap ketakutan akan berdirinya "Negara Islam" itu
dilebih-lebihkan,
>> >>dan ini adalah khas propaganda ABRI. Dalam kenyataan, cukup banyak
>> >>kekuatan di kalangan Islam sendiri, dan itu tidak hanya Gus Dur,
yang
>> >>menolak ide "Negara Islam". Theo Syefei serta para jenderal lain
>> >>sebaiknya membuka mata.
>> >>
>> >>Ide negara agama yang membahayakan hak asasi manusia justru harus
>> >>diatasi dengan mengukuhkan kekuatan rakyat penjaga hak asasi. Bukan
>> >>dengan mengukuhkan dan menghalalkan intervensi militer dalam
politik,
>> >>yang telah mengamburadulkan Indonesia selama ini. Mudah-mudahan,
itu
>> >>yang (akan) jadi platform PDI Perjuangan, yang kini dimasuki oleh
Theo
>> >>Syafei.
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>_________________________________________________________
>> >>DO YOU YAHOO!?
>> >>Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com
>>
>>
>> ______________________________________________________
>> Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
>>
>


______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

Kirim email ke