Bung Rosadi,
Kebetulan rumah saya berdekatan dengan mesjid. Setiap 17 Ramadhan selalu ada ceramah dalam rangka Nuzulul Quran. Dalam ceramah tersebut selalu ada ada ejekan bahkan hujatan terhadap Yesus Kristus. Pertanyaan saya mengapa orang-orang itu tidak ditangkap karena menghujat agama lain? Memang ceramah itu untuk lingkungan terbatas. Namun corong mesjid bisa terdengar sedikitnya dalam radius 500 m. Lain halnya dengan Theo Syafei. Ia berceramah di lingkungan tertutup namun tidak ada corong pengeras suara yang melongok ke luar gedung.
Saya tidak tahu persis apakah Theo Syafei itu "bodoh dan fasik". Namun yang jelas Anda sendirilah yang sangat bodoh karena tidak pernah mendengar/mengikuti ceramah itu. Bodoh??...ya...memang Andalah yang sangat bodoh.
Wassalam,
Efron
-----Original Message-----
From: Mohammad Rosadi [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Wednesday, 13 January, 1999 10:25
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Fwd: TRANSKRIP CERAMAH THEO SYAFEI BISA MENYESATKAN
>Bung Rosadi,
Bung Patiwael,
>Hayooo bung, kemarin nasehatin saya supaya tidak menuduh sembarangan
Bp.Adi Sasono,
>Sekarang kok Bung malah jadi panasan gini sih....
Salah lagi..,udah lama saya nasehatin kamu, bukannya kemarin...:)
Saya panasan..? ah nggak kok...kan saya cuma kasih komentar bp. Theo itu
orang "bodoh dan fasik". "Bodoh" karena tidak ada pengetahuan tentang
yang hal-hal yang diucapkan. masak umat Islam Indonesia dibilang mau
membuat negara Islam...,apaan namanya tuh...REPUBLIKA ya...(Koran
kali...:). Fasik karena ucapannya yang bersifat "menghasut" massa yang
sebenarnya tidak punya masalah apa-apa dengan umat Islam, sehingga
menimbulkan rasa permusuhan diantara sesama komponen bangsa.
Saya kasih komentar kayak begini ini juga setelah mengecek
kesana-kemari, dan membaca berbagai informasi..., tidak asal main cuap
saja. Lagian kan bp. Theo sendiri tidak membantah sama sekali isi
ceramahnya itu...
>hati-hati....liat dulu move Theo selanjutnya....kan masih banyak tanda
tanya...
Move apaan..., mo tunggu sampe kayak orang di Dili(TIMTIM)dulu apa..,
yang dibantai segitu rupa..., sorry aja ya...:)
Oh ya.., jangan lupa bp. Theo kita ini kan juga salah satu anteknya pak
Harto dulu..., bisa aja kan dia sengaja memanas-manasi massa..., lalu
suasana rusuh, dan kekuatan ORBA bangkit lagi....
Kok nggak ada seh yang berpikiran kayak gitu..., biasanya kan
sensitivitas rekan-rekan semua terhadap adanya antek-antek ORBA (yang
mau membangun kekuatannya lagi) begitu tinggi..., sampe-sampe ormas dan
tokoh Islam yang baik sekalipun dibilang pendukung ORBA..:)
Kok sekarang ada kasus beginian malah pada loyo semua....????
>Saya selalu mengingat nasehat anda.....
Mudah-mudahan saja begitu..., supaya kita tidak berulang-ulang menuduh
orang sembarangan tanpa BUKTI NYATA (seperti kaset rekaman ceramah yang
tidak dibantah oleh si penceramah sendiri misalnya...:)
Salam
Mohamad Rosadi
>Andrew Pattiwael
>The Military College of Vermont
>Norwich University Corps of Cadets
>
>On Mon, 11 Jan 1999, Mohammad Rosadi wrote:
>
>> Assalamualikum Wr.Wb..
>>
>> Setelah membaca tulisan tentang pidato Theo Syafei.., saya hanya bisa
>> berkomentar:
>>
>> Begitulah akibatnya kalo orang "bodoh dan Fasik"(seperti Theo
>> Syafei)menyampaikan berita..., penuh dengan KEBOHONGAN dan FITNAH..,
>> serta MENYESATKAN orang lain.
>> Berhati-hatilah dengan orang seperti ini......
>>
>> Wassalam
>> Mohamad Rosadi
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> >From [EMAIL PROTECTED] Mon Jan 11 08:59:49 1999
>> >Received: from [128.230.20.20] by hotmail.com (1.0) with SMTP id
>> MHotMail3093518431102058835065324772162562068399034; Mon Jan 11
08:59:49
>> 1999
>> >Received: from mailer (128.230.20.20) by mailer.syr.edu (LSMTP for
>> Windows NT v1.1a) with SMTP id <[EMAIL PROTECTED]>; Mon, 11
Jan
>> 1999 9:55:28 -0500
>> >Received: from LISTSERV.SYR.EDU by LISTSERV.SYR.EDU (LISTSERV-TCP/IP
>> release
>> > 1.8c) with spool id 47188 for [EMAIL PROTECTED];
Mon,
>> 11 Jan
>> > 1999 09:55:30 -0500
>> >Received: from theta2.ben2.ucla.edu by listserv.syr.edu (LSMTP Lite
for
>> Windows
>> > NT v1.1a) with SMTP id <[EMAIL PROTECTED]>; Mon,
11
>> Jan
>> > 1999 9:55:30 -0500
>> >Received: from priono (pool0047-max2.ucla-ca-us.dialup.earthlink.net
>> > [207.217.13.111]) by theta2.ben2.ucla.edu (8.8.8/8.8.8)
with
>> SMTP id
>> > GAA13680 for <[EMAIL PROTECTED]>; Mon, 11 Jan 1999
>> 06:55:19
>> > -0800
>> >X-Sender: [EMAIL PROTECTED]
>> >X-Mailer: QUALCOMM Windows Eudora Pro Version 4.1
>> >Mime-Version: 1.0
>> >Content-Type: text/plain; charset="us-ascii"
>> >Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
>> >Date: Mon, 11 Jan 1999 06:55:27 -0800
>> >Reply-To: Indonesian Students in the US
<[EMAIL PROTECTED]>
>> >Sender: Indonesian Students in the US
<[EMAIL PROTECTED]>
>> >Comments: RFC822 error: <W> MESSAGE-ID field duplicated. Last
>> occurrence
>> > was retained.
>> >Comments: RFC822 error: <W> Incorrect or incomplete address
field
>> found and
>> > ignored.
>> >From: Pandu Riono <[EMAIL PROTECTED]>
>> >Subject: Fwd: TRANSKRIP CERAMAH THEO SYAFEI BISA MENYESATKAN
>> >To: [EMAIL PROTECTED]
>> >
>> >>Date: Mon, 11 Jan 1999 02:09:32 +0100
>> >>Subject: TRANSKRIP CERAMAH THEO SYAFEI BISA MENYESATKAN
>> >>oleh A. Yuswara
>> >>
>> >>Jelas, bahwa transkrip ceramah Theo Syafei yang menghebohkan itu
>> >>merupakan ekspresi jujur perasaan seorang yang bukan-Muslim, di
tengah
>> >>meningkatnya tekanan terhadap kalangan Kristen -- tekanan yang
>> dilakukan
>> >oleh grup
>> >>yang mengatasnamakan Islam, khususnya KISDI.
>> >>
>> >>Ceramah itu diberikan kepada kalangan umat Kristen secara terbatas,
>> >>September 1998 di Anyer, Jawa Barat, sebelum Sidang Istimewa MPR
yang
>> >>lalu. Sejak itu ditranskrip dan disebarluaskan, sampai ke Kupang,
>> sebelum
>> >>peristiwa pembakaran masjid di sana. Siapa yang menyebar luaskan
>> >>tidak diketahui. Tetapi Theo Syafei sendiri dalam transkrip memberi
>> >>kesan, bahwa ceramahnya itu ia harapkan disebar-luaskan, agar
>> >>dijadikan opini umum ("diopinikan", katanya).
>> >>
>> >>Bahwa suara itu datang dari seorang purnawirawan ABRI, dan antara
lain
>> >>mengungkapkan ketegangan antara kelompok agama di kalangan militer,
>> >>menunjukkan betapa gawatnya hubungan Islam-Kristen di masa terakhir
>> >>Soeharto. Kita mungkin tidak akan dapat menentukan secara persis
sejak
>> >>kapan pimpinan ABRI menjadi rusak (malahan mungkin retak) karena
>> >>perbedaan agama di kalangan para jenderal.
>> >>
>> >>Ada yang mengatakan, ini bermula dari masa ketika Jenderal Benny
>> >>Moerdani memegang peran penting dalam "intelligence community"
>> >>Indonesia, baik sebagai Ass Intel Pangab maupun sebagai Ketua BAIS.
>> >>Jend. Benny seorang Katolik, dan sangat mungkin -- berbareng dengan
>> >>kuatnya kecurigaan kepada ekstremisme Islam di masa itu -- ia punya
>> >>bias untuk tidak menyukai, atau mencurigai, banyak hal yang
berwarna
>> >Islam. Mungkin saja ia dengan
>> >>sengaja menyingkirkan perwira yang latarbelakang Islamnya kuat,
>> >>misalnya yang dulu di SMA, sebelum masuk AKABRI, jadi anggota
>> organisasi
>> >pelajar Islam.
>> >>Menurut seorang bekas perwira intel yang aktif masa itu,
"pembersihan"
>> >>ini terutama berlangsung di dinas intel.
>> >>
>> >>Waktu itu pandangan ABRI terhadap aktivis Islam memang negatif,
karena
>> >>pengalaman lama dengan gerakan Darul Islam di hutan, juga karena
>> >>ketakutan akan radikalisme yang diilhami, dan mungkin didorong,
oleh
>> >>Lybia dan Iran. Banyak yang belum lupa, bahwa di masa dinas Benny
>> >>sebagai orang intel No.1, terjadi "Peristiwa Woyla", ketika
sejumlah
>> >>anak muda Islam membajak Pesawat "Woyla". Mereka berhasil
dilumpuhkan
>> >>di airport Bangkok, oleh tim Kopassus yang sudah disiapkan untuk
>> >>melawan terorisme. Ada indikasi bahwa kelompok anak muda ini, yang
>> >>memang "fanatik", dipancing oleh militer untuk berbuat nekad,
memakai
>> >>jalan kekerasan tapi tidak siap benar, sehingga mudah
>> >>digebuk. Dalam pengadilan, diketahui ada seorang intel ABRI yang
>> >>diselundupkan ke dalam gerakan yang dipimpin Imron itu. Setelah
>> >>diadili, mereka dilenyapkan. Kemungkinan dibunuh.
>> >>
>> >>Cara keras ABRI masa itu terhadap aktivisme Islam mencapai
puncaknya
>> >>ketika ada demonstrasi massal di Tanjung Priok, yang kemudian
dikenal
>> >>sebagai "Peristiwa Priok". Diperkirakan 100 sampai dengan 300 orang
>> ditembak
>> >>mati oleh Kopassus dan jenazahnya dikuburkan entah di mana.
>> >>
>> >>Sakit Hati
>> >>
>> >>Kecurigaan kepada radikalisme Islam tidak terbatas di situ. Bias
>> >>negatif terhadap (aktivisme) Islam juga dirasakan pengaruhnya di
>> >>kalangan perwira ABRI yang masih sedang naik jenjang karirnya waktu
>> itu.
>> >Memang masih
>> >>perlu diteliti, sejauh mana bias itu mempengaruhi promosi mereka.
>> >>Tetapi perkembangan setelah Benny Moerdani berhenti menunjukkan
memang
>> >>ada sejumlah perwira yang sakit hati oleh cara seleksi masa itu.
>> Umumnya
>> >>mereka datang dari keluarga Islam santri, atau yang di masa SMA
pernah
>> >>jadi anggota Pelajar Islam Indonesia. (Di antara perwira tinggi
memang
>> >>ada yang punya latarbelakang itu, misalnya Jend. Subagio, KASAD
yang
>> >>sekarang).
>> >>
>> >>Mereka yang tersingkir ini kemudian mendapatkan kesempatan membalas
>> >>ketika Benny Moerdani dan orang kepercayaannya turun. Apalagi
setelah
>> >>ada ketegangan antara Benny dan Presiden Soeharto, dan terutama
ketika
>> >>Prabowo Subianto naik. Banyak versi yang menjelaskan kenapa
demikian,
>> >>tapi belum diketahui mana yang benar. Yang pasti, Prabowo menjadi
>> motor
>> >>penggerak tindakan "de-Benny-isasi" yang kemudian terjadi.
>> >>
>> >>Prabowo membenci Benny dengan berapi-api. Perlu ditelaah lebih
lanjut,
>> >>apa yang menyebabkannya. Sifat Prabowo memang emosional,tak bisa
>> >>mengendalikan perasaan benci atau dendam. Tetapi ia tidak dikenal
>> sebagai
>> >aktivis
>> >>Islam; ia datang dari ayah Jawa abangan (Prof. Sumitro) dan ibu
>> >>Kristen. Mungkin ada konflik pribadi antara Prabowo dan Benny,
mungkin
>> >Prabowo ingin
>> >>mengambil simpati Islam untuk ambisi politiknya, mungkin pula
Prabowo
>> >>hanya mencoba menyenangkan mertuanya, Presiden Soeharto -- yang
waktu
>> >>itu sudah tidak suka lagi kepada Benny, entah mengapa.
>> >>
>> >>Pokoknya dengan naiknya Prabowo, ada semacam gerakan balasan:
perwira
>> >>yang bukan Islam disingkirkan. Temperamen Prabowo sangat
berpengaruh
>> >>dalam cara penyingkiran ini, yaitu terang-terangan menggunakan
>> kriteria agama.
>> >>Sistem dan prosedur promosi dan mutasi yang normal praktis dirusak.
>> >>Ini pun melahirkan rasa sakit hati di kalangan para perwira yang
>> >>beragama Kristen, dan dampaknya masih terus sampai Prabowo jatuh.
>> >>Pembatalan pengangkatan Johny Lumintang hanya beberapa jam setelah
ia
>> >>menggantikan Prabowo sebagai Pangkostrad, (Mei 1998), menunjukkan
>> bahwa
>> >Pangab Jend. Wiranto juga
>> >>masih harus hati-hati untuk mempromosikan seorang Kristen ke posisi
>> >>strategis.
>> >>
>> >>Singkatnya, pimpinan ABRI tidak lagi seperti dulu, yang
membanggakan
>> >>naik turunnya perwira berdasarkan "merit" atau prestasi, bukan
>> >>berdasarkan agama. ABRI tidak lagi imun dari konflik antar
golongan.
>> >>Ini memang
>> >>mencemaskan, dan agaknya suara Theo Syafei -- sebagai mantan
perwira
>> >>tinggi -- mencerminkan frustrasi dan keprihatinan tentang keadaan
itu.
>> >>
>> >>
>> >>Siapa Memojokkan ABRI dan Dwi Fungsi?
>> >>
>> >>Tetapi jika kita baca transkrip ceramah Theo Syafei, kita akan
melihat
>> >>juga bagaimana seorang yang berani berbicara jujur belum tentu juga
>> >>berbicara benar. Transkrip ceramah itu menunjukkan macam-macam
salah
>> >>data dan salah analisa.
>> >>
>> >>Salah data yang mencolok misalnya tentang Zaky Makarim, Ketua BIA
yang
>> >>pekan ini baru diganti. Menurut Theo Syafei, (ceramahnya diucapkan
>> bulan
>> >>September, sebelum Sidang Istimewa), Zaky Makarim, meskipun teman
>> >>dekat Prabowo, tidak juga dicopotoleh Wiranto, karena kakak Zaky
>> >>adalah Anwar Makarim, seorang Ketua ICMI. Padahal kakak Zaky
Makarim
>> >>adalah Nono Anwar Makarim, seorang lawyer yang lebih banyak tinggal
di
>> >>AS, bekas pemimpin redaksi Harian KAMI, yang tidak pernah masuk
>> >>organisasi Islam apapun.
>> >>
>> >>Sementara itu Wiranto tahu, menurut sebuah sumber, bahwa sebetulnya
>> >>hubungan antara Zaky dan Prabowo tidak sedekat diduga. Sebelum
>> >>Wiranto mencopot Prabowo dari Kostrad, Wiranto berembug dengan
Zaky,
>> >>dan Zaky tidak membela Prabowo.
>> >>
>> >>Theo Syafei juga menunjukkan ketidak-mengertiannya tentang Islam,
>> >>terutama peta bumi kalangan Islam di Indonesia. Ia tidak sepenuhnya
>> >>memahami posisi
>> >>Qur'an dan Hadith serta ijitihad dan kitab-kitab kuning dalam
>> >>yurisprudensi Islam maupun sebagai pedoman hidup ummat Islam.
>> >>
>> >>Ia melihat perbedaan antara NU dan Muhammadiyah lebih dari segi
mana
>> >>di antara keduanya yang punya akar pada sejarah Indonesia, dengan
>> >>kesimpulan seakan-akan Muhammadiyah kurang bersifat Indonesia
>> >>dibanding NU. Ia tidak melihat adanya latar belakang kelas sosial
>> >>ataupun unsur sosiologis lain dalam perbedaan kedua organisasi itu.
>> >>Dalam hal ini pandangan Theo typikal
>> >>pandangan ABRI, dengan menitikberatkan pada dikotomi antara "asing"
>> >>("luar") atau "asli" ("Indonesia").
>> >>
>> >>Typikal pandangan ABRI pula ketika Theo Syafei melihat ancaman akan
>> >>berdirinya "Republik Agama Islam" nanti, yang oleh Theo dikesankan
>> >>sebagai sebuah agenda politik rahasia dari ICMI, KISDI dan
seterusnya.
>> >>
>> >>Theo Syafei hanya melihat dua kelompok Islam. Yang satu NU (yang ia
>> >>identikkan dengan Gus Dur yang pluralis -- padahal ada pelbagai
faksi
>> >>dalam
>> >>NU, dan tidak semuanya pas dengan semangat pluralis Gus Dur). Yang
>> >>lainnya ICMI, KISDI, Muhammadiyah dan seterusnya (yang ia anggap
>> >>semuanya satu -- padahal dalam ICMI saja terdapat pelbagai jenis
>> >>pemikiran). Theo Syafei tidak menyebut bagaimana pandangan
Nurcholish
>> >>Madjid, M. Dawam Rahardjo, Muslim Abdurrahman, dan lain-lain yang
>> >>bukan "NU", tetapi jelas diametral bertentangan dengan KISDI.
>> >>
>> >>Typikal pandangan ABRI, yang "hitam-putih", Theo Syafei tidak
mengerti
>> >>nuansa perbedaan antara PPP dan Bulan Bintang, Bulan Bintang dan
>> >>Partai Keadilan, Partai keadilan dengan Masyumi. Belum lagi
memahami
>> >>liku-liku PKB dan PAN. Seperti dalam briefing-briefing militer,
>> >>pandangan Theo pratiks berdasar pada analisa kasar dan simplistis.
>> >>
>> >>Typikal pandangan ABRI pula, untuk melihat kekuatan di Indonesia
kini
>> >>terdiri dari "ekstrim kanan" (yaitu Islam yang bukan-NU) dan
>> >>"Pancasilais" (yang dijaga oleh ABRI). Dengan pandangan ini, Theo
>> >>Syafei menilai,
>> >>kalangan Islam ekstrim kanan itulah yang terus menerus berkampanye
>> >>memojokkan ABRI, dan ingin menghabisi Dwi Fungsi ABRI. Menurut
Theo,
>> >>semua usaha itu dibuat agar ABRI yang sudah mengalami demoralisasi
itu
>> >>tersingkir
>> >>dan negara Pancasila kita diganti oleh "Republika" ("Republik
Agama").
>> >>
>> >>Kesimpulannya ialah: ABRI jangan dipojokkan, Dwi Fungsi harus
>> >>dipertahankan, agar "Negara Islam" tidak jadi berdiri.
>> >>
>> >>Benarkah itu? Di sini Theo Syafei keliru sama sekali. Yang
menentang
>> >>"Dwi Fungsi" ABRI bukan hanya mereka yang sejalan dengan "desain
>> >>Republika" (kalau puin desain ini ada). Yang menentang "Dwi Fungsi"
>> >>adalah mereka yang melihat bahwa doktrin ini menghalalkan supremasi
>> >>ABRI dalam politik.
>> >>Tujuannya bagus, tetapi pengalaman menunjukkan, bahwa sebuah
kekuatan
>> >>sosial-politik yang memegang senjata mau tak mau akan punya posisi
di
>> >>atas dibandingkan yang lain. Sudah punya bedil, punya kursi di DPR
dan
>> >>di
>> >>kedudukan lain.
>> >>
>> >>Pengalaman menunjukkan, bahwa ABRI, dalam posisinya yang praktis
>> >>berada di atas kekuatan lain, bahkan di atas hukum, telah
menghasilkan
>> >>perilaku politik yang bergelimang darah. Indonesia, sejak tahun
1965,
>> >>menyelesaikan konflik-konfliknya dengan pembunuhan. Dan setiap
>> >>kali,yang disalahkan dan dihabisi adalah kekuatan sipil. Baik itu
>> >>anggota PKI, atau aktivis Islam, atau gerakan rakyat yang tak puas
di
>> >>Aceh, di Timor Timur, atau di Irian Jaya.
>> >>
>> >>Sebagai penutup, saya ingin menyimpulkan, bahwa meskipun Theo
Syafei
>> >>itu mengeluarkan ekspresi yang jujur, pandangannya menyesatkan.
Saya
>> >>anggap ketakutan akan berdirinya "Negara Islam" itu
dilebih-lebihkan,
>> >>dan ini adalah khas propaganda ABRI. Dalam kenyataan, cukup banyak
>> >>kekuatan di kalangan Islam sendiri, dan itu tidak hanya Gus Dur,
yang
>> >>menolak ide "Negara Islam". Theo Syefei serta para jenderal lain
>> >>sebaiknya membuka mata.
>> >>
>> >>Ide negara agama yang membahayakan hak asasi manusia justru harus
>> >>diatasi dengan mengukuhkan kekuatan rakyat penjaga hak asasi. Bukan
>> >>dengan mengukuhkan dan menghalalkan intervensi militer dalam
politik,
>> >>yang telah mengamburadulkan Indonesia selama ini. Mudah-mudahan,
itu
>> >>yang (akan) jadi platform PDI Perjuangan, yang kini dimasuki oleh
Theo
>> >>Syafei.
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>_________________________________________________________
>> >>DO YOU YAHOO!?
>> >>Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com
>>
>>
>> ______________________________________________________
>> Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
>>
>
______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com