Hehehe.... ini dia cerita makin asyik. Namanya gosip, makin
digosok makin sip... Silakan mbaca berita dari Hilversum ini....
Ada suntikan 70 juta USD buat PDIP, sampe Mossad turun
tangan lho.... Ini bukan singkatan Mohamad Sadikun tetangga
ane, tapi itu Israel punya bakin....hehehe.....


                  Dapatkah Campur Tangan Intel Asing
                  menjatuhkan Posisi Habibie?

                  Sejumlah pejabat pemerintahan Habibie mulai
                  bingung. Perkembangan politik yang terjadi saat
                  ini ternyata di luar perkiraan mereka. Para
                  pendukung Habibie mulai meninggalkan putra
                  Gorontalo ini. Rekan Syahrir melaporkan dari
                  Jakarta:

                  Bukan hanya menteri dan gubernur yang mulai
                  siap-siap ganti warna bendera, tetapi juga para
                  camat dan lurah ramai-ramai pindah ke PDI
                  Perjuangan, PAN, PKB atau PPP. Yang lainnya,
                  yang ragu-ragu, cukup memilih partainya Adi
                  Sasono, yaitu Partai Daulat Rakyat. Jika Habibie
                  masih menang mereka masih masuk hitungan,
                  pikir mereka.

                  Hanya sebagian orang Sulawesi Selatan saja yang
                  masih sepenuhnya mendukung Habibie. Bahkan
                  PKB-nya Gus Dur di Ujung Pandang mencalonkan
                  Habibie sebagai Presiden. Pengamat politik dan
                  staf Presiden Habibie, Dewi Fortuna Anwar,
                  mengakui Partai Golkar kian mengahadapi
                  tantangan sengit dari partai-partai lain. Ia sadar
                  Partai Golkar mungkin tidak akan keluar sebagai
                  pemenang pemilu 7 Juni nanti.

                  Seorang pembantu Presiden Habibie berpendapat
                  bahwa maju pesatnya pendukung PDI-Perjuangan
                  disebabkan curahan dana yang besar dari luar
                  negeri untuk partai ini. Paling tidak dana yang
                  tersedia bagi Megawati ada sekitar 70 juta US
                  dolar, katanya. Kalangan intel nasional yang kini
                  dikuasai Habibie menuduh pihak intelijen luar
                  negeri, khususnya Amerika Serikat, bermain di
                  Indonesia untuk menjatuhkan Habibie. Di
                  antaranya dengan menciptakan
                  kerusuhan-kerusuhan.
                  Tetapi Dubes Amerika Serikat di Indonesia
                  Stapleton Roy mengatakan kepada mingguan Panji
                  Masyarakat, "Kami melawan segala bentuk tindak
                  kekerasan yang terjadi dalam proses politik. Tidak
                  ada sebuah negara pun yang bisa menjalankan
                  proses politik, termasuk penyelenggaraan pemilu,
                  bila tindak kekerasan terus terjadi. Konsep
                  demokrasi adalah peduli atau menaruh perhatian
                  terhadap pendapat orang lain, meski pendapat itu
                  berbeda. Serta respek terhadap hak-hak orang
                  lain untuk menyatakan kehendak politik mereka
                  secara bebas. Dan kemudian kita harus menerima
                  hasil-hasilnya". Menjawab pertanyaan mengenai
                  kecurigaan bahwa setiap kali ia bertugas di suatu
                  negara terjadi kerusuhan di negara tersebut,
                  Stapleton Roy membantahnya dengan
                  mengatakan, "Di sebagian besar negara tempat
                  saya bertugas tidak mengalami masalah apa-apa.
                  Di Cina saya bertugas dari 1991 hingga 1995. Dan
                  tidak ada pemerintah yang jatuh saat itu. Tragedi
                  Tien An Men dilakukan sendiri oleh rakyat Cina,
                  dan bukan pemerintah Amerika". Ia secara tegas
                  mengatakan bahwa Amerika tidak pernah ikut
                  campur soal hubungan dalam negeri Indonesia.

                  Panjimas yang menghubungi seorang pejabat intel
                  menulis, Amerika Serikat dan Inggris serta Israel
                  termasuk agresif menggalang kekuatan di
                  kalangan partai-partai. Ia yakin agen-agen mereka
                  sudah membina orang-orang di sekitar calon
                  pemimpin bangsa tertentu. Pembuktiannya
                  memang sulit sekali karena para intel luar negeri
                  bekerja dengan cara sistim sel yang tertutup. Tapi
                  indikasinya bisa terlihat. Partai yang dahulu kecil
                  tiba-tiba bisa menjadi besar. "Dananya dari
                  mana?", tanyanya penuh selidik. "Sejarah
                  membuktikan, jatuhnya Soekarno dahulu karena
                  ikut campurnya Amerika. Sejarah kini berulang",
                  ujarnya.

                  Yang membuat negara-negara Barat
                  berkepentingan terhadap suatu negara adalah
                  besarnya penduduk yang beragama Islam. Setelah
                  runtuhnya komunis, Islam merupakan musuh
                  bersama Amerika, Israel, Inggris dan
                  negara-negara Barat lainnya. Tetapi bagaimana
                  dengan Jerman? Menurut Panji Masyarakat,
                  agen-agen Israel berada di Indonesia selain untuk
                  mengusahakan Indonesia membuka hubungan
                  diplomatik dengan negara itu, juga untuk
                  membendung ekspansi ekonomi Jerman. Habibie
                  dekat dengan Jerman sehingga peranan Jerman di
                  Indonesia mulai menguat. Apalagi menurut sumber
                  lain, keluarga Habibie dipercayai para pengusaha
                  Jerman untuk menunjuk di sektor mana sebaiknya
                  para pengusaha Jerman itu melakukan investasi.

                  Jerman dan Israel adalah musuh bebuyutan
                  sehingga keterlibatan bank-bank Jerman di
                  Indonesia dianggap perlu untuk dihalang-halangi.
                  Menurut Panji Masyarakat, Habibie yang condong
                  ke Jerman tentu menjadi musuh berat Israel.
                  Mereka tentu tidak menghendaki Habibie yang naik
                  kelak. Sebagai rekan bersekutu, CIA tentu akan
                  berdiri di posisi yang sama dengan Mossad.
                  Demikian Panji Masyarakat yang menggali
                  bahan-bahannya dari pejabat intel negara. Tetapi
                  banyak pengamat di Jakarta yang meragukan
                  pendapat ini. Pengamat Indonesia Daniel Lev tak
                  percaya agen asing berperan. Mereka hanya
                  memikirkan utang dan pasar di Indonesia,
                  katanya.


--
Salam,
Jaya


--> I disapprove of what you say, but I will
    defend to death your right to say it. - Voltaire

               \\\|///
             \\  - -  //
              (  @ @  )
------------oOOo-(_)-oOOo-----------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
--------------------Oooo------------
           oooO     (   )
          (   )      ) /
           \ (      (_/
            \_)

Kirim email ke