Dari pengalaman saya selama ini bergaul dengan para pengacara,
kesimpulannya memang di dunia mereka banyak "godaan" dan tentu saja
mereka itu tidak semuanya "suci"; tapi mengenai rekayasa ini kok saya
nilai terlalu jauh alias diluar kontrol mereka, tapi kalau mereka hanya
sorak-sorak bergembira saja ya saya kira itu wajar-wajar saja.
Bagaimanapun juga pengacara ini kan butuh uang, dan kalau ada perkara
besar ya bilang saja alhamdulillah, toh penyebab masalah itu bukan
pengacara.

Buat kita-kita yang tidak terlibat masalah ya syukur karena kita jadi
bisa melihat bahwa kadang-kadang saat kita tertimpa musibah malah ada
yang "memanfaatkan" kita.

Khusus buat mbak Yuni (dan mas Syamil) mohon maaf kalau tidak berkenan
disebut-sebut dalam contoh. Maunya sih contoh dari saya / keluarga saya
sendiri, tapi nantinya kurang "berbobot" karena membela keluarga
sendiri itu kadang-kadang menjadi "kewajiban" bagi sebagian orang; lain
kalau membela atau mendukung orang lain, biasanya niatnya murni karena
tidak ada kepentingan (yang besar dan langsung) untuk diri sendiri /
conflict of interest.

Salam,
Dody

--- Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> In a message dated 7/6/99 12:46:29 PM Eastern
> Daylight Time,
> [EMAIL PROTECTED] writes:
>
> > Jangan-jangan ini kasus ini dan sebagian besar
> kasus-kasus lain yang
> >  lagi marak di Indonesia saat ini adalah rakayasa
> dan ulah para 'lawyer'
> >  untuk cari duit. Lihat saja, mereka jadi laku
> keras saat ini.
> >  Di Amerika sendiri, joke-joke tentang 'lawyer'
> ini sangatlah terkenal,
> >  sampai-sampai ada joke yang mengatakan bahwa
> 'lawyer' adalah warga
> >  Amerika yang paling pandai, dan merekalah
> nantinya yang akan menghuni
> >  neraka.
> >
> >  Salam,
> >  Budi
>
> Irwan:
> Biarin aja deh, toh itung2 pemerataan
> pendapatan...:)
> Masak selama ini cuma dokter, akuntan, insinyur
> aja yg bisa "nyari duit", sudah saatnya SH berubah
> dari
> Susah Hidup menjadi Senang Hidup....:)
>
>
> >  Dody Ruliawan wrote:
> >  >
> >  > Terlepas dari "benar - salahnya Soeharto waktu
> memerintah RI", dalam
> >  > hal gugatan ke TIME ini saya dukung Soeharto
> untuk menggugat TIME.
> >  >
> >  > Ternyata TIME juga bisa "teledor" melakukan
> peliputan sepihak saja.
> >  > Kenapa ya tidak suka meliput dari semua pihak,
> paling tidak ceritanya
> >  > kan jadi panjang dan pembaca juga bisa mengerti
> versi atau jalan
> >  > pikiran masing-masing pihak yang diberitakan ?
>
> Irwan:
> Lho, bukankah TIME sudah pernah bilang bahwa
> pihaknya sudah
> mencoba mengkonfirmasi beritanya atau temuannya ke
> pihak
> Soeharto, tapi waktu itu pihaknya Soeharto ngga
> nanggapi.
> Pas udah rame, baru dah ribut2...hehehehe
> Nah, kalau begini salah siapa dong?....:)
>
> Gue mah mending mereka tarung di meja pengadilan.
> Tapi mbok ya kalau Soeharto berani, jangan cuma
> daftarin
> di pengadilan kandang sendiri, mbok ya coba itu
> daftarin
> di pengadilan internasional kalau memang jantan dan
> memang
> yakin ngga salah...hehehehe. Gue pengen tahu, berani
> ngga
> tuh Soeharto bawa perkaranya ke pengadilan
> internasional.
> Kalau cuma di kandang sendiri doang mah, ah
> kecil....:)
>
> jabat erat,
> Irwan Ariston Napitupulu
>

_________________________________________________________
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com

Kirim email ke