Jelas paruh atas dari posting Bung Irwan tidak berhubungan dengan separuh
yang bagian bawah dari posting ini. Mengapa?
- Sudah ngomongin AR yang didukung banyak pihak kecuali PDIP+PKB.
  Ingat lho, PKB waktu itu belum tahu keseriusan pengangkatan Gusdur
  sebagai capres. Coba kalau sudah tahu, PDIP bakalan sendirian.
  Paling dibelain sama Matori yang sempet diiming-imingin jadi wapres.
- Sudah ngomongin AT yang juga didukung oleh PDIP
- Lagi-lagi kepercayaan RAKYAT untuk Megawati
- Tidak memperhitungkan manuver PDIP yang berusaha merangkul Golkar
  dengan mengiming-imingi AT jawaban wakil presiden.
- Jadi mana tuh kepercayaan rakyat bahwa PDIP anti Golkar?

+anjas


>From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Tanggapan atas komentar KKG (was: Re: [cakit peut])
>Date: Fri, 8 Oct 1999 17:51:50 EDT
>
>In a message dated 10/8/99 12:01:46 PM Eastern Daylight Time,
>[EMAIL PROTECTED] writes:
>
> > Untuk Irwan...
> >    Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di challange tuh sama KKG...
> >  kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk koran, saya langsung
> >  bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat saya. Hancurin KKG
> >  sekalian, liat sampai dimana dia bisa ber"argue"
>
>
>Irwan:
>KKG mengatakan "TIDAK MENJAMIN".
>Siapapun akan maklum dalam floating system, apalagi free floating
>system yg kita anut sekarang, pergerakan rupiah itu ditentukan
>oleh kekuatan pasar. Sekali2 bisa saja digerakan dengan intervensi,
>tapi buntut2nya ya kekuatan pasar lagi nanti yg akan lebih berperan.
>Jadi jelas tidak ada yg bisa menjamin, kalau justru ada yg
>berani bilang bisa menjamin, itu yg perlu dipertanyakan.
>Bank sentral Jepang saja sering kewalahan menghadapi kekuatan
>pasar seperti sempat 1-3 minggu terakhir ini menghadapi
>penguatan Yen terlalu cepat buat mereka.
>
>Saya pribadi juga tidak pernah mengeluarkan kata2 menjamin
>karena memang kata2 "MENJAMIN" itu sangat diharamkan
>dilingkungan trader. Yang saya berikan hanyalah sebuah prediksi
>berdasarkan analisa2 yg saya lakukan. Silahkan mau
>dipercayai atau tidak, tidak ada paksaan alias bebas karena
>memang untung dan rugi ditanggung sendiri2....:)
>Di milis [EMAIL PROTECTED] pun saya belum memberikan
>rekomendasi borong rupiah seperti yg sudah2 saya lakukan bila
>melihat sinyal kuat karena memang saya belum melihat sinyal
>kuat tersebut baik secara situasi atau pun grafik. Dari secara grafik
>saat ini sedang tahap konsolidasi untuk gerakan kencang berikutnya.
>Tunggu tanggal mainnya, pada saatnya nanti saya akan lepaskan
>rekomendasi (jual atau beli), bila sinyal itu sudah datang.
>
>Sudah beberapa kali saya memberikan rekomendasi
>borong rupiah di milis tersebut ketika rupiah beberapa kali
>mencoba menyentuh 10 ribu beberapa waktu yg lalu dan
>saat itu sudah beredar rumors kuat rupiah akan menembus
>10 ribu bahkan bisa lebih parah lagi. Saya lemparkan rekomendasi
>berikut analisa baik secara situasi dan juga grafik yg ada (para
>trader/spekulan sering menggunakan grafik sebagai salah satu
>pedoman gerakan). Faktanya? Beberapa kali rupiah gagal
>dipaksa tembus 10 ribu dan malah menguat menembus 8000
>dan bahkan pernah menembus 7000. Selain rekomendasi
>borong rupiah, saya pun beberapa kali kasih rekomendasi
>profit taking dan saat itu rupiah memang akhirnya melemah.
>Apakah saya yg menggerakan rupiah? Jelas tidak, saya hanya
>mencoba mengantisipasi gerakan rupiah ke depan berdasarkan
>data2 yg saya miliki dan juga para trader lainnya miliki.
>Saya sebagai trader memang terbiasa dalam analisa2
>memberikan angka2 target. Ini yg tampaknya belum terbiasa
>dikonsumsi oleh sebagian masyarakat.
>
>Apakah di artikel tersebut KKG memberi jaminan bahwa rupiah
>tidak akan ke Rp5000 bila kondisi yg saya sebutkan terpenuhi?
>Tidak juga toh...:)
>Di akhir paragraf KKG menambahkan komentarnya bahwa
>rupiah saat ini undervalued. Dengan bahasa lain, KKG
>mengatakan rupiah akan menguat di waktu mendatang hanya
>saja dia tidak tahu bisa sampai berapa. Saya bisa menerima
>pendapatnya sebagai suatu pendapat. Pendapat saya tidak
>ditentukan atau pun dibatasi oleh pendapat orang lain.
>
>Dari mana angka Rp5000 itu saya peroleh?
>Perhatikan perhitungan dengan menggunakan asumsi situasi
>dibawah ini. Saya kutipkan saja cuplikan dari tulisan susulan saya
>ke detik.com untuk melengkapi yg kemarin itu, belum dimuat
>sampai saat ini dan kemungkinan besar tampaknya tidak akan
>dimuat seperti tanggapan saya atas komentar pembaca, Rizal,
>di detik.com yg saya kirim pada hari yg sama ketika komentar
>itu dimuat.
>
>------cuplikan dari tulisan susulan------
>Walau demikian, angka Rp5000 itu bukan lahir begitu saja.
>Saya menggunakan ukuran perbandingan situasi dengan
>negara Thailand dan Philipina.
>Sebelum krisis Juli 1997 lalu per dolar AS, nilai kurs rupiah
>adalah Rp2400, Baht Thailand 24 dan Peso Philipina 26.
>Pagi tadi jam 9:43 AM waktu Jakarta, kurs Rupiah 7825,
>Baht Thailand 40.05, Peso Philipina 40.5.
>
>Dari angka2 di atas kita ketahui nilai Baht Thailand merosot 40%
>dan Peso Philipina 35.8% sejak sebelum krisis terjadi.
>Bila kita ambil penurunan yang terburuk saja, maka penurunan
>40% dari Rp2400 itu adalah Rp4000. Karenanya angka Rp5000
>yang saya berikan itu adalah angka konservatif yang sebenarnya
>sudah pernah diberikan oleh Stanley Fischer pada bulan Juni lalu.
>
>Saat ini rupiah berada di sekitar Rp7800 menurut saya karena
>pasar masih mendiskon negatif unsur kepercayaan yang memang
>saat ini sangat rendah. Seperti kita ketahui, krisis yang terjadi
>di Indonesia selama ini sumbernya karena krisis kepercayaan.
>Karenanya bagi saya, untuk bisa memulihkan segera krisis
>yang bekepanjangan ini mau tidak mau unsur kepercayaan tersebut
>baik dari investor lokal, luar negeri atau pun masyarakat luas harus
>segera dikembalikan.
>
>Indonesia jelas tidak bisa dibandingkan dengan Thailand dan Philipina.
>Tidak bisa dibandingkan disini bukan dalam artian lebih buruk tapi
>malah lebih baik karena memang potensi ekonomi Indonesia jauh
>di atas Thailand dan Philipina. Karenanya jangan heran nanti bila
>dalam 2-4 tahun mendatang rupiah kembali ke Rp2500. Saya pun
>kini sedang mempersiapkan tulisan yang bisa membantu mempercepat
>pulihnya perekonomian kita. Mudah-mudahan bisa kelar dalam
>beberapa hari mendatang.
>-----akhir cuplikan------
>
>Walau demikian harus kita ingat, seberapa besar pun potensi
>yg dimiliki oleh suatu negara, tapi kalau tidak dikelola dengan
>baik oleh pemerintahan yg bersih (tidak korup), potensi tersebut
>tidak akan terlalu banyak berarti dan jangan terlalu diharapkan.
>
>Kalau anda punya copy The Wall Street Journal tanggal 30
>Desember 1997, disana anda akan melihat apa yg dilakukan
>oleh para fund manager asing pada pertengahan
>tahun 1997 atas portfolio yg mereka miliki atas saham2 di BEJ.
>Saya pernah tulis ini dalam analisa panjang saya bulan
>Februari 1998.
>
>Nilai suatu kepercayaan itu tidak bisa dibeli dengan janji2.
>Kepercayaan akan tumbuh dan hilang sejalan dengan
>berjalannya waktu. Di milis rupiah dan saham, saya memerlukan
>waktu yg tidak sebentar sebelum sampai tahap analisa2
>saya bisa cukup mendapat tempat di para anggota,
>bahkan terkadang dijadikan salah satu pertimbangan
>untuk menentukan posisi. Bahkan ada beberapa yg
>menghubungi via japri saya meminta masukan atas
>dana 100 ribu USD yg dia miliki atau pun ratusan juta
>rupiah portfolio dalam saham yg dia miliki. Tapi karena
>saya melakukan semua ini bukan atas pekerjaan profesional,
>karenanya saya lebih sering cenderung untuk meminta mengikuti
>analisa2 lewat kedua milis tersebut.
>
>Demikian juga dengan Megawati. Saya yakini, kepercayaan
>rakyat yg diberikan padanya tidak datang begitu saja tapi
>melalui proses yg tidak sebentar waktunya.
>
>Mari kita renungkan, AR yg partainya hanya mendapat
>kepercayaan rakyat 7% saja menduduki posisi ketua MPR.
>AT yg partainya mendapat sekitar 20% kepercayaan rakyat
>saja menduduki posisi ketua DPR. Bagaimana
>mempertanggung-jawabkan hasil pemilu lalu kepada rakyat
>bila capres pemenang pemilu yg notabene paling
>dipercayai oleh rakyat yg mendapat 35% suara itu tidak
>dapat menduduki jabatan presiden hanya karena dampak
>dari demokrasi arisan?
>
>Amerika bisa maju seperti sekarang karena mereka menempatkan
>suara rakyat pada posisi yg tertinggi.
>Bila kita lihat kasus Clinton-Monica, dari sudut manapun
>jelas Clinton salah secara hukum dan cukup untuk membuatnya
>mundur dari jabatan presiden. Tapi rakyat AS telah bersuara
>bahwa mereka akui Clinton bersalah, tapi mereka meminta
>para wakilnya untuk mempertahankan Clinton di White House
>karena mereka masih butuh tenaganya untuk memimpin AS.
>Memang ada sebagian masyarakat yg menginkan Clinton mundur
>atau didepak dari WH, tapi karena di AS berlaku demokrasi
>rakyat dimana suara terbanyaklah yg dijadikan keputusan.
>
>Inilah yg saya impikan bisa ada di bumi Indonesia dimana
>suara rakyat (bukan suara wakil yg duduk di MPR) mendapat
>tempat paling atas.
>
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu
>

______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

Kirim email ke