>Sorry soal nama, soalnya sebelumnya baca email dari mahendra jadinya >namanya
masih terbawa di kepala. Rupanya anda ini suka menyindir orang >secara
pribadi,maafkan saya jika  salah.

No Problem. Tak perlu minta maaf,anda benar 100%. Mungkin bakat atau turunan.


>Saya kira kita semua tahu itu. Mudah sekali untuk mengatakan bahwa GD >adalah
yang tidak buta hati semudah saya mengatakan bahwa GD adalah yang
>menyesatkan.

Memang kita semua tahu, dan mungkin juga tidak tahu ?! Benar mudah sekali
untuk mengatakan hal itu, anda sendiri yang sudah mengatakannya.

>Hanya saja, sebaiknya anda memperhatikan materi pembahasan yang >dilemparkan
GD,sebelum anda mengatakan bahwa GD itu melek hati seperti >halnya anda
memperhatikan materi yang dilontarkan oleh Suhendri. tidak >semua materi yang
dikemukakan oleh GD patut dijadikan ukuran bahwa ia >tidak buta atau
menyesatkan. 

Saya kira saya sudah memperhatikannya, hanya saja seperti yang anda bilang,
tidak segampang itu kita bisa menilai materi yang kita lontarkan adalah sesat
atau tidak sesat. 

>Apalagi dengan contoh ucapan GD yang anda lampirkan sebelumnya, setahu >saya
ditinjau dari sudut akidah Islam adalah tidak benar. Seorang >pemimpin yang
berembel embel kyai dan dianggap berpengetahuan luas >tentang Islam, tidak
pantas berkata seperti itu.Itu saja poin saya.  

Bagus! Ini lagi dia tentang nilai-nilai Islami, Jadi yang dilihat pantas atau
benar disudut nilai-nilai Islami itu seperti apa? Saya sendiri yang Islam
tidak melihat sesuatu yang salah atau sesat dari ucapan seorang Kyai bernama
Gus Dur itu (sekarang president ya???) Apakah anda akan menyerang ke-Islaman
saya sekarang?? Seperti yang sudah-sudah.

>Kalau memang nantinya terbukti, mengapa tidak itu justru ide yang bagus.:)

Tunggu sajalah.....anda mau ikut menjadi tim hukum saya? 
 
>Saya kira yang anda ungkapkan ternyata sma konyolnya dengan apa yang
>diungkapkan Suhendri.

Sama konyolnya? Berarti saya tidak sendirian menilai Sdr. Soe "konyol" bukan ?
Ternyata banyak juga yang berpenilaian seperti saya. Semoga saya tidak lebih
konyol dari beliau tersebut.

>Kalau memang benar kenyataannya itu adalah bagian dari kehidupan, tak >semua
kehidupan ini berjalan mulus. Kadang kita harus menelan kekecewaan >dengan apa
yang telah menjadi pilihan kita.

Hmnnn.....setelah berpikir sejenak dan merenung hingga tertidur....anda benar
sekali Mbak Yuni...sangat benar. Setelah menelan kekecewaan, terus kita harus
melakukan apa? Memperbaiki kesalahan atau terpekur merenungi nasib sial yang
menimpa berulang-ulang?

>Sayang sekali anda tidak bisa memasukkan saya dalam kategori konyol anda,
>karena saya tidak ikut menggunakan hak pemilu tsb.:)

Semoga jawaban anda bukan hanya untuk mencuci tangan dari tanggung jawab dan
noda-noda yang telah kita (semua) lakukan. Memang sangat gampang untuk
mengatakan hal tersebut : " karena saya tidak ikut pemilu, jadi saya tidak mau
ikut tanggung jawab." Sangat mudah seperti halnya membalikkan telapak tangan
anda. Segampang itukah anda bisa menjawabnya? Atau memang anda adalah tipe
manusia suka menyalahkan orang tanpa bisa ikut introspeksi diri ? 

Maaf bila banyak kalimat-kalimat saya yang menyinggung anda.

Mardhika Wisesa

____________________________________________________________________
Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1

Kirim email ke