Dear Permias,

Nimbrung diskusi Mas Moko dan Pak Mahendra, saya nulis perbandingan PEMILU
US-Indonesia dari kulitnya saja.

Di US political system memiliki dua models of election untuk institusi
federal:  presidential election and congressional election.

Sementara untuk state:  election untuk state representatives

-- Presidential election modelnya pada tingkat states: caucus and primary.

*Caucus: wakil partai/elite bertemu untuk  memilih candidate president
menurut majority. Ex: Iowa, election untuk democrat party and election untuk
republican party.

*Primary: people memilih candidate president regardless partainya. Ex:
Michigan, misalnya primary untuk Republican presidential candidates, semua
anggota community memilih, hasilnya: McCain menang oleh independent and
democrat voters sementara Bush menang oleh republican voters.

** Caucus dan primary memiliki fungsi sama:  candidates berusaha memenangkan
tiket ke national convention sebagai candidate dukungan partai.

*National convention masing-masing partai dihadiri oleh para pengurus partai
untuk memilih candidate wakil partai.  Namun demikian national convention
bukan jalan terakhir. Meskipun misalnya Bush atau Gore mendapat dukungan
dari partai mereka, tidak berarti McCain atau Bradley mengundurkan diri.
Mereka bisa maju ke primary partai di tingkat national. Pada primary ini,
anggota partai democrat memilih democrat candidate and republicans memilih
republican candidate. Kecuali jika McCain atau Bradley setuju untuk
mengundurkan diri, maka single candidate dari partai akan maju ke nasional
election.

*Setelah national primary: The real national election mempresentasikan
pemenang Democrat dan Republican.  Round ini disebut sebagai run off.
Pemenang dari kompetisi election ini adalah pemenang mutlak sebagai
president.

*Karena setiap state adalah autonomus, maka setiap state berhak menentukan
model electoral mereka.

-- Congressional election memiliki characteristics:  1) district
representation based on geographic and democraphic 2) self nomination and 3)
electoral college.

*Processnya untuk members of the House : 1) setiap orang berhak untuk
mencalonkan diri sebagai kandidat untuk mewakili partai. 2)primary election
pada setiap partai untuk memilih kandidat wakil partai.  3) pemenang setiap
partai maju sebagai kontestan pada district election. 4) pemenang district
adalah wakil district ke House.

Sementara untuk Senate: 1) setiap orang berhak mencalonkan diri. 2) primary
pada partai, kecuali single candidate, tak ada primary  3. Pemenangnya maju
ke state election kemudian mewakili state di Senate.

*Election by district ini jelas bahwa satu candidate mewakili setiap
district dan dipilih oleh secara langsung oleh anggota districtnya, menurut
kepartaian masing-masing. Sementara penjelasan tentang electoral college
agak membingungkan tergantung pada peraturan setiap state dalam menyusun
kompetisi setiap candidates.

-- Presidential election dan Congressional election dua hal yang terpisah.
Congress tidak memilih dan memberhentikan president.  Congress juga tidak
mengambil sumpah president.   Congress adalah representasi district setiap
state dan respresentasi states di tingkat federal sementara president adalah
kepala negara federal. President dan anggota Congress diberhentikan oleh
rakyat pemilih melalui mosi tidak percaya.

-- President tidak bertanggung jawab kepada congress, tetapi congress
dan president bekerja sama dalam pengambilan keputusan. "Pulling and
Hauling" antara eksekutif dan yudikatif adalah natural di sistem politik US.
  Masing-masing lembaga adalah lembaga independent sehingga eksekutif tidak
bisa mengontrol legeslatif, demikian pula sebaliknya. President mewakili
kepentingan 'rakyat' se US sementara Congress mewakili kepentingan 'rakyat'
per state untuk senators dan per district untuk members of the House.
Sehingga dalam process pengambilan keputusan, masing-masing anggota Congress
berbicara atas kepentingan pemilihnya.

-- Jika menyangkut masalah uang/dana, maka Congress adalah pemegang keuangan
negara federal.  Congress biasa juga dikenal sebagai "the power of the
pursue."  Congress yang mengatur sirkulasi dan distribusi keuangan dan uang
taxpayers.  Meskipun President setuju membantu suatu negara menggunakan
taxpayers' money jika Congress menolak, maka bantuan tidak bisa dilakukan.
Sebabnya, Congress yang memegang kekuasaan keuangan rakyat.

-- Senate dan the House bertemu berdasarkan issues yang hendak diprocess.
Senate, the House, dan President/executive bertemu berdasarkan policy
process, bisa setiap hari, bisa setiap minggu.

-- Evaluasi keuangan setiap tahun, namun evaluasi policy setiap pertemuan.

** Untuk state representatives:  sistem district/sub districts
process: 1) self nomination 2) primary election  untuk wakil partai 3)
pemenang partai bersaing untuk mewakili district/sub districts

** Sebagaian state elections bersamaan dengan Congressional elections, namun
sebagian memiliki jadwal yang berbeda.

--- Bagaimana dengan Indonesia?

* Indonesia hanya ada satu election:  Congressional election.
Characteristic: 1) Proportional majority. 2) candidates dipilih oleh partai
berdasarkan nomor urut teratas.

* Process: National election, single election.

*Tiga level of representation:  kabupaten, provinsi, national.

*National representatives dua model: DPR dan MPR

*MPR: memilih , mengambil sumpah, dan memberhentikan president.

*President seharusnya bertanggungjawab kepada MPR, sayang sekali MPR hanya
bertemu sekali setahun (sekarang) jadi evaluation terhadap kerja president
sangat lambat atau mungkin tak ada.
MPR adalah lembaga tertinggi dan pengontrol executives.

*Keuangan: Executive memegang sumber keuangan. Sementara Legislative hanya
menegosiasi expenditure and revenue setiap tahun dan lima tahun.

-- Tentang suara/voters:  di US, kelebihan voting per district dibuang,
sementara di Indonesia kelebihan voting per partai setiap lokasi pemilihan
dialokasikan kepada sesama partai di lokasi berbeda yang kekurangan.

-- Myth tentang pemilihan langsung dan tak langsung itu tergantung dari
regulation dan involvement partisipantnya. Nah democracy langsung itu hanya
ada di zaman Yunani kuno.  Sekarang yang terjadi adalah sistem perwakilan
kepartaian dan tergantung setiap sistem politik sejauh mana sistem itu
hendak melibatkan pemilihnya dalam process politik.  Kalau dilihat
perbandingan sederhana di atas, maka jelas tingkat partisipasi politik
rakyat di US lebih luas karena alternativenya lebih bervariasi dibanding di
Indonesia.

capek ngetik ah....betul juga kata Mas Moko, butuh waktu untuk menjelaskan
process demokrasi.

ida:0

>From: Moko Darjatmoko <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: Sistem Pemilihan Presiden AS dan Indonesia
>Date: Fri, 25 Feb 2000 17:02:54 -0600
>
>At 1:03 PM 2/25/2000, Mahendra Siregar wrote:
>
>| Saya menyarankan kita dapat mendiskusikan dan membandingkan sistem
>| pemilihan presiden di Indonesia dan AS sebagai masukan bagi MPR dan
>| Pemerintah RI yang akan membahasnya bulan Agustus tahun ini. Hal
>| ini sangat penting karena saya melihat banyak diantara para
>| pemimpin kita yang memiliki pemahaman keliru mengenai sistem
>| pemilihan presiden di AS dengan mengatakan bahwa sistem pemilihan
>| Presiden di AS dilakukan dengan sistem langsung. Setahu saya hal
>| itu tidak benar, karena sistem pemilihan di AS adalah tidak
>| langsung baik untuk tahap penyisihan (primary atau caucus) maupun
>| pemilihan umum (general election).
>
>| Dalam tingkat penyisihan, rakyat AS memilih delegates dari
>| masing-masing partai yang akan hadir pada konvensi nasional partai
>| itu pada bulan Agustus. Dengan kata lain, rakyat AS memilih
>| delegasi yang pada bulan Agustus nanti akan memilih calon Presiden
>| dari partai Republik, Demokrat dan Reform.
>
>| Setelah konvensi nasional masing-masing partai menetapkan calon
>| presidennya masing-masing, maka mereka akan bertarung dalam pemilu
>| bulan Nopember. Pada pemilu Nopember itu, rakyat AS memilih
>| electors dari masing-masing distrik yang kemudian akan menetapkan
>| siapa presiden AS dalam suatu mekanisme atau lembaga yang disebut
>| electoral college. Dengan kata lain, dalam tahap inipun rakyat AS
>| tidak memilih langsung presidennya tetapi melalui perwakilan.
>
>| Maka kalau ada orang yang mengatakan bahwa sistem pemilihan
>| presiden di AS dilakukan langsung oleh rakyatnya, maka saya menjadi
>| bingung. What do you think?
>
>Sebetulnya tidak sesederhana itu ... untuk membandingkan secara betul
>orang harus memahami dulu sejarah dan sistim politik Amerika (cukup
>dari pelajaran Civics-101 di highschool atau informasi yang banyak
>tersedia di Internet). Ini penting sekali, supaya pembicaraan tidak
>jadi ngalor-ngidul, tetapi fokus membedah substansi yang sama.
>
>Apakah pemilihan presiden Amerika dilakukan langsung oleh rakyat,
>jawabnya adalah YA dan TIDAK (or "it's not that simple!"). Dalam
>election, rakyat 'mencoblos' nama individu calon presiden. Kalau ini
>dikontraskan dengan pemilu yang selama ini dilakukan di Indonesia,
>jawabannya adalah YA. - karena rakyat Indonesia TIDAK mencoblos nama
>calon presidennya, bahkan tidak juga memilih wakil (electors) yang
>nantinya memilih presiden. DI pemilu kita rakyat hanya memberikan
>suaranya kepada PARTAI peserta pemilu.
>
>Jawaban kedua: pemilihan presiden Amerika TIDAK dilakukan langsung
>oleh rakyat, karena yang menentukan pemenang itu bukan majoritas
>(setengah tambah satu) dari popular votes, tetapi majoritas dari
>electoral votes -- yang diberikan oleh para electors dalam lembaga
>sementara yang dinamakan "Electoral College" -- yang tugasnya cuma
>sehari: ketemu, masukkan suara, dan kemudian bubar.
>
>Electoral College ini dahulu dibentuk oleh 'founding fathers' sebagai
>kompromi antara pemilihan presiden oleh Congress (wakil state) dan
>langsung oleh rakyat (popular vote). Perlu dicatat bahwa bentuk
>"Federal" itu sendiri merupakan kompromi antara kedaulatan State (dan
>rakyatnya) dengan perlunya pemerintah pusat yang kuat. Electoral
>College terdiri dari 538 electors - satu untuk 435 anggota House of
>Representatives (wakil rakyat, tergantung hasil sensus) dan 100 untuk
>Senators (wakil negara bagian, 2 setiap state), ditambah 3 untuk
>District of Columbia.
>
>Siapa yang menjadi electors ini? Daftar calon electors biasanya
>ditentukan oleh partai politik, kecuali Maine dan Nebraska, dimana 2
>electors dipilih oleh popular state vote dan sisanya oleh popular
>vote disetiap district (akibatnya ada kemungkinan terjadi daftar
>campuran, bukan dari satu partai).
>
>Tiap negara bagian punya aturan yang berbeda. Meskipun konstitusi dan
>hukum federal tidak mengharuskan electors untuk memilih sesuai dengan
>popular vote di negara bagiannya (biasanya berkaitan dengan partai
>majoritas), ada pula beberapa negara bagian yang mengharuskan begitu.
>Kepada para pembangkangnya ("faithless elector") bisa dikenakan
>denda, diskualifikasi atau pembatalan vote (dan kemudian digantikan
>oleh substitute elector).
>
>Sepanjang sejarah ada ide-ide untuk merubah sistim yang berlaku
>sekarang (misalnya proposal 1977 untuk amendment konstitusi untuk
>pemilihan presiden secara "langsung-sung!" -- pinjam gaya bahasa
>Malang), tetapi sampai saat ini model electoral college ini masih
>dianggap paling 'robust' dan cocok dengan pemikiran yang melandasi
>model pemerintahan federal Amerika. Pros dan cons dalam issue ini
>tentu saja masih akan terus berlangsung. Kita bisa banyak belajar
>dari pengalaman sejarah Amerika dan dari diskusi yang masih terus
>bergulir ini.
>
>Seharusnya diskursus yang terbuka dan bebas seperti itu juga bisa
>dilakukan di tanah air. Waktunyapun masih cukup masih cukup. Masih
>ada waktu hampir 5 tahun untuk membicarakan dengan kepala dingin. Dan
>kalau masih belum sempurna bisa dilanjutkan untuk 5 tahun berikutnya
>-- tidak ada "harga mati" dalam soal-soal begini. Kalau ini
>dimanfaatkan sebaik-baiknya, dengan cerdas, oleh semua pihak (bukan
>cuma elit politik dan provokator saja :-) -- mungkin kita akan sampai
>pada satu sistim yang lebih "masuk akal."  Apapun, satu hal harus
>diingat, kalau kita ini memang mendambakam satu masyarakat
>DEMOkratik, 4 huruf pertama itulah yang selalu harus jadi
>pertimbangan utama. Ini berarti harus menjawab pertanyan dasar:
>apakah pemilihan umum yang akan dilakukan itu memang merupakan
>representasi *kehendak rakyat* ... sehingga satu saat frase "The
>People has spoken!" itu benar-benar punya makna yang sesungguhnya.
>
>
>Have a nice weekend,
>
>Moko/
>Madison, WI

______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

Kirim email ke