Bung Mardhika dan Mbak Ida,

Sepengetahuan saya Henry Kissinger merupakan tokoh Konservatif yang
senantiasa melihat hubungan internasional lebih kepada kepentingan strategis
AS. Seorang Konservatif memandang suatu konflik atau perang sebagai bagian
yang alami dari kehidupan manusia dalam bermasyarakat, maupun negara dalam
tatanan hubungan internasional, sehingga keadaan perang dapat diterima
sebagai sesuatu yang wajar-wajar saja. Sepengetahuan saya Kissinger adalah
salah satu penasehat luar negeri Senator McCain.

Sudah tentu cara pandang demikian samasekali berbeda dengan politik luar
negeri liberal Clinton yang mempercayai bahwa pada hakekatnya perang dan
konflik itu bermuara kepada salah pengertian, sehingga dapat dijembatani
oleh dialog atau perundingan. Makanya tidak heran kalau Clinton cs aktif
mempromosikan demokrasi dan HAM dimana-mana, sambil menjadi penengah
pertikaian di Palestina, Irlandia Utara maupun Kosovo.

Sedangkan kita sendiri bagaimana?
Saya menilai bahwa semakin lengkap kita memiliki narasumber maka keputusan
yang diambil akan semakin baik. Sedangkan dalam konteks hubungan
internasional, saya pribadi cenderung untuk mencoba lebih realistis dalam
memahami seberapa jauh nilai-nilai universal seperti demokratisasi dan HAM
dapat bersandingan dengan kepentingan nasional. Disatu pihak kita semua
sepakat bahwa pelanggaran HAM seperti di Afrika Selatan pada zaman apartheid
harus ditentang habis-habisan. Namun dilain pihak terkadang kita juga harus
realistis dalam melihat suatu pertikaian atau perang, seperti di Irlandia
Utara. Sekalipun negara adikuasa (AS), negara yg berdaulat di wilayah itu
(Inggris) dan dunia internasional mengharapkan perdamaian di Irlandia Utara,
namun kalau pihak yang bertikai memang tidak mau berdamai dan ingin saling
menghancurkan, lalu apa yang bisa dikerjakan oleh dunia internasional,
selain berdoa tentunya.

Khusus untuk Bung Mardhika, saya beranggapan kalau memang kita tidak setuju
dengan kontrak karya itu, mari kita lihat persoalannya. Kalau kontrak itu
dianggap penuh dengan KKN misalnya, buktikan di pengadilan bhw mereka yang
menyusun kontrak itu memang terbukti terlibat KKN. Kalau kontrak itu
merugikan, maka tentu saja dapat dirundingkan kembali dengan persetujuan
kedua pihak yg menandatanganinya, dengan memasukkan butir-butir baru yg
diinginkan oleh salah satu pihak seperti masalah SDM, kepemilikan saham,
lingkungan hidup dsb.
Namun kalau tanpa pembuktian pengadilan dan orang-orang Indonesia yg
dianggap KKN malah masih bebas mondar-mandir, serta tanpa perundingan kedua
pihak meninjau ulang kontrak itu, lalu tiba-tiba Indonesia membatalkan
kontrak secara sepihak...yaah repot.

Salam
Mahendra

-----Original Message-----
From: Notrida Mandica <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Tuesday, February 29, 2000 10:38 PM
Subject: BE ALERT OF KISSINGER!!!!!


>Dear Permias,
>
>Lagi-lagi President Gus Dur membuat 'debut' dengan memilih Henry Kissinger
>sebagai penasehat Hubungan International.
>
>lihat berita:
>
>http://www.suaramerdeka.com/harian/0003/01/nas13.htm
>
>Saya hanya berdoa semoga Kissinger yang dipilih:
>
>1. bukan Kissinger author Perang Vietnam
>2. bukan Kissinger pemrakarsa perang teluk
>3. bukan Kissinger pendukung perang Bosnia-Herzegovina
>4. bukan Kissinger pendukung atomic/nuclear bom
>5. bukan Kissinger pendukung Nazi Jerman
>6. bukan Kissinger pendukung perang Kuwait
>7. bukan Kissinger conservative: War-Hunger
>8. bukan Kissinger pelindung silent killings by CIA
>9. bukan Kissinger anti sosial walfare
>
>Saya harap bukan Kissinger yang ini.
>
>salam,
>
>ida
>
>______________________________________________________
>Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
>

Kirim email ke