Pertanyaan mas adalah sangat relevant, karena ini masalah sosiologis.
Jarak Europa dan Indonesia masih sangat jauh untuk menjadi 
perbandingan, sulit masih untuk dijembatani. Sebabnya adalah, karena 
Europa sudah mulai memasuki revolusi industri jauh sebelum kita, 
itupun secara serentak. Kita, sekarangpun, masih berada dalam level 
agrikultural (60% lebih hidup dari sektor pertanian).

Namun, seperti mas Suhirio pasti ketahui, industrialisasi juga masuk 
ke Pacific secara cepat, sehubungan dengan interaksi ekonomi di 
Pacific rim. Kita lihat perkembangan pesat kemasyarakatan di wilayah 
urban di Korea selatan dan Taiwan, yang seperti kita, juga beranjak 
dari masyarakat agrikultural. Disana, konsep kegamaan juga 
memenangkan pria, dan meminta wanita hanya jaga dapur. Terutama dalam 
falsafah Konghucu dan Taoisme.

Poligami juga  terjadi disana, walau ini tidak diatur dalam agama. 
namun, mereka mulai mengadaptasi tata kemasyarakatan barat, yang 
dianggap lebih sejalan dengan derap industrialisasi. Pragmatisme. 
Praktek poligami tidak diperdebatkan, namun lenyap karena desakan 
masyarakat industri.

Marilah kita lihat fenomena berikut:

a) Perceraian. Angka perceraian dipedasaan di Europa, dimana mereka 
kebanyakan adalah farmer, adalah jauh lebih rendah, daripada didaerah 
perkotaan. Keseluruhan negara mencapai 50% setahun. Mengapa? Di 
keluarga farmer, wanita banyak berkerja diperusdahaan keluarga, 
digaji oleh perusahaan keluarga, jadi bercerai berarti meninggalkan 
lingkungan tempat kerja, yang tak mudah. Juga banyak yang housewife. 
Di perkotaan, wanita kebanyakan berkerja sebagai buruh atau pegawai, 
dengan income mereka sendiri, yang mencukupi. Mereka lebih mudah 
bercerai daripada yang hidup diperdesaan. Ketika bercerai, mereka 
biasanya menhidupi anak, tanpa bapak, ini tak menjadi masalah, karena 
1) si ayah tetap diwajibkan oleh negara membayar si anak sampai umur 
21 tahun, dan negara memberikan tunjangan pada si anaka. Jangan lupa 
pendidikan disini gratis.

b) Poligami. Ini dilaksanakan diantara keluarga Islam yang datang 
dari negeri2 Timur tengah, terutama Turki, namun dari wilayah 
perdesaan pula. yang datang dari kota, terutama Ankara, Istanbul, 
dll, tak ada yang berpoligami. Dinegeri asal, poligami ini memberikan 
jaminan nafkah pada isteri2 dari sang suami. Tiba di Europa, biasanya 
wanita erja, walau dalam strata rendah. Yang datang dari strata atas, 
dokter2 dan insinyur dsb, tak adayang berpoligami. Jadi, juga 
poligami atau tidak, adalah masalah ekonomi. Anak2 mereka yang sudah 
lahir dan besar di Europa, menikmati pendidikan Europa, dan mendapat 
perkerjaan tak membutuhkan jaminan nafkah suami, karena mereka cukup 
income.

Jadi, tak ada gunanya ber-busa2 berdebat mengenai hal ini, karena 
bilamana poligami adalah bentuk yang relevant bagi penduduk, akan 
tetap dijalankan, dan tidak dilarang agama (bukan diharuskan). 
Apabila perkembangan masyarakat demikian rupa, mengikuti derap 
industrialisasi, maka ini akan lenyap.

Juga akidah Kristen Katholik, tak semua dapat dijalankan. Di 
pedalaman, angka perceraian agak rendah, karena terutama wanita masih 
tergantung pria. Di kota lebih tinggi. Perceraian ini boleh 
seribukali diancam oleh Sri Paus, tetap akan terjadi. Juga pernikahan 
kembali orang bercerai yang dikutuk Sri Pausd, tetap dijalankan. 
Demikian juga birth control yang dikutuk Sri Paus tetap dijalankan. 
Disemua negara2 industri.

Tidak saja Islam mengizinkan poligami, juga agama2 lain, kecuali 
Kristen. namun, sepeti juga diuraikan diatas, dimana masyarakat mulai 
industrialistis, lenyaplah praktek beristeri banyak ini. Lihat Korea 
selatan, Taiwan, Singapura, dll.

Banyak netters disini yang menghadapkan Islam versus barat alias 
Kristen. Ini tak benar alias biased. Mengapa? Karena semua masyarakat 
yang industrialistis memberadakan system "Barat", sekali lagi, lihat 
Korea selatan, jepang, taiwabn, singapura yang sama2 berwarna dan 
Asia seperti kita.

Salam

RM D Hadinoto




--- In [EMAIL PROTECTED], Suhiro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> 
> > pria. Absolut. Argument yang mengatakan, karena wanita lebih 
banyak 
> > dari pria maka haruslah diberlakukan poligami, agar laki2 
> > dapat "menghidupi" wanita, tidaklah berlaku, karena tiap wanita 
mampu 
> > menghidupi diri sendiri. Banyak wanita yang gajinya lebih tinggi 
dari 
> > gaji rata2.
> 
> 
> Maap Pak, saya cuplik yang ini saja...
> menurut Bapak, bagaimana kondisi indonesia, apa sudah seperti eropa
> seperti yang bapak sebut, dimana wanita sudah bisa mandiri?
> kalau menggunakan alasan ini(wanita lebh banyak dari lelaki), 
dihubungkan
> dengan kondisi indonesia, masih relefan tidak poligami misalkan itu
> terjadi di Indonesia menurut Bapak?





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke