Bukankah itu sebabnya kita belajar sejarah? Untuk tidak terhantuk di tempat yang sama 
2x atau berkali-kali? Sejak Indonesia dijajah juga Indonesia sebetulnya menjalankan 
diskontinuitas yaitu dari Kerajaan Maritim ke Kerajaan Agraris. 
Nah, apa selalu diskontinuitas itu jadi baik semuanya? Diskontinuitas apa ini? 
Penghapusan ingatan sejarah kepada anak-cucu seakan-akan nenek moyang mereka Dewa-Dewa 
pulau tropis yang tanpa dosa?

Ikranagara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Diskontinyitas sejarah itu dengan mudah bisa kita lihat dalam 
perjalanan sejarah itu sendiri. Di zaman modern kita sekarang ini 
saja telah terjadi diskontinyuitas yang global ketika Tembok Berlin 
runtuh dan rezim komunis menyatakan dirinya bangkrut di man-mana 
lalu membuang sejarah pembangunan ekonomi yang berdasarkan pandangan 
Dialektika Materialisme Histories itu. Jadi, Runtuhnya Tembok Berlin 
itu sebuah tonggak simbolis berakhirnya sebuah perjalanan sejarah di 
Uni Soviet, Eropah Timur, dan kemudian disusul oleh RRC --- terutama 
di bidang sejarah politik ekonomi Marxis/Komunis. 

Cuma, ironisnya, mereka yang melakukan diskontinyuitas itu semua kok 
malah kembali ke sistem yang mereka putus dahulu itu, yaitu kembali 
kepada politik ekonomi kapitqalis. Mestinya mereka mencari 
alternatif baru di luar Marxisme/Komunis maupun Kapitalis, bukannya 
melanjutkan apa yang dulu sudah diskontinyuitasi ketika memilih 
sistem atau politik Ekonomi Marzis/Komunis.

Jadi, memang, Manifesto Komunis-nya Karl Marx dulu itu ditulis untuk 
melakukan diskontinyuitas terhadap perjalanan sejarah sebelumnya, 
artinya mereka memasuki zaman baru, dunia baru. Cuma selakanya di 
dunia baru dan zaman baru itu mereka bangkrut --- pemerataan bukan 
berupa pemerataan kemakmuran melainkan pemerataan kemiskinan, juga 
tidak ada demokrasi dan tidak ada HAM; itulah pangkal kebangkrutan 
mereka. Maka itu tidak bisa diteruskan.Diskontinyuitas!

Demikian juga halnya ketika kita memproklamasikan Kemerdekaan kita 
dari penjajahan Belanda, kita melakukan diskontinyuitas terhadap 
perjalanan sejarah sebelumnya --- dari menjalani sejarah sebagai 
bvangsa terjajah akhirnya menjalani sejarah sebagai bangsa yang 
merdeka. Untungnya kita tidak kembali ke sistem kerajaan-kerajaan 
yang jumlahnya banyak seperti dahulu kala itu, melainkan kita 
melakukan diskontinyuitas terhadap sejarah nenekmoyang kita itu, 
kita tidak mau mewarisi sistem pemerintah modelk nenekmyang kita 
itu, karenanyalah kita memasuki dunia baru dan zaman baru yaitu 
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sejarah memang penuh dengan penggalan-penggalan yang ada pangkal 
awalnmya tapi juga akan ada ujung akhirnya. Maka, perjalanan sejarah 
tidaklah merupakan sebuah garus linear yang tunggal, melainkan garis-
0garis yang terputus-putus berjajar menjadi jalur-jalur yang punya 
pangkal awal dan punya ujung akhir.

Tadinya saya berharap dengan tumbangnya Suharto maka itulah ujung 
akhir politik ekonomi Kapitalisme Neoliberal di Indonesia. Tapi 
nyatanya Habibie, Gus Dur, Mega dan bahkan SBY masih meneruskan 
politik ekonomi yang sama. Maka kita akan menjalanan jalur yang sama 
dengan yang pernah dijalani oleh Suharto dulu itu: adanya proses 
konglomeratisasi yang melahirkan segelintir orang kaya-raya, tapi 
juga di lain fihak akan tetap ada yang hidup di bawah garis 
kemiskinan dan dalam tindihan pengangguran yang tercatat maupun yang 
terselubung. Sebalian lainnya lagi hidup di antara kedua ekstrimitas 
itu. Persis di zaman Suharto dulu, jadi kita meneruskan apa yang 
sudah dimulai oleh Suharto ketika dia menerima sistem dan bantuan 
yang ditawarkan oleh "Berkeley Mafia" dari AS itu. Ilmu ekonomi yang 
dipakai di zaman SBY ini juga sama: Kapitlasime Neoliberal. Tidak 
terjadi diskontinyuitas, meskipun sudah sempat memutuskan hubungan 
dengan IMF.

Contoh-contoh lainnya dalam perjalanan sejarah bisa Anda cari 
sendiri.

Kalau pada tingkatan perorangan, sudah saya contohkan apa yang 
terjadi pada kedua putera saya itu. Juga apa yang terjadi pada diri 
saya, saya akhirnya sampai kepada keputusan (sekian puluh tahun yang 
lalu!) bahwa saya dibebani oleh cita-cita orang tua saya, sedangkan 
ideal saya sama sekali lain, maka sejak menyadari itu saya 
menyatakan "putus" dengan orang tua saya dan membina diri pribadi 
saya sesuai dengan ideal saya yang tidak sesuai lagi dengan ideal 
yang dicangkokkan ke dalam diri saya oleh orang tua orangtua saya. 
Ini juga sebuah perjalanan "sejarah hidup" seorang individu yang di 
dalamnya ada diskontinyuitas! Memang, berat dan tidak mudah, tetapi 
harus saya lakukan, dan saya berhasil melakukannya. Dibutuhkan 
ketegaran jiwa untuk semua ini!

Ikra.-






--- In [EMAIL PROTECTED], dicky riyadi 
wrote:
> 
> Pak Ikranagara..... mohon maaf, saya mendukung Anda... 
diskontinuitas itu perlu, sangat perlu...
> 
> munkin Anda perlu menjelaskan buat Pak RM Danardhono, biar tidak 
menganalogikan sejarah dengan menabrak pohon segala...
> 
> masak kita harus mengingat-ingat pohonnya,...., kan yg penting 
kita hati-hati saja.... bukan mengingat pohonnya an sich......, 
sebab masih banyak pohon lagi.........
> 
> sejarah tdk perlu menyalahkan pada pribadi soeharto, melainkan 
bahwa setiap presiden terbuka peluang menjadi sosok jahat maupun 
baik...
> 
> 
> 
> 
> Ikranagara wrote:
> 
> Bagaimana membangun masa depan kalau tidak tahu masa lalu?
> 
> Bisa saja! Dengan melakukan diskontinuiti terhadap masa lalu!
> 
> Generasi baru jangan mau dibebani masa lalu orangtuanya, agar bisa 
> bebas dalam membangun masa depannya sesuai dengan idelnya sendiri, 
> dan bukan ideal orang tuanya. Itulah sebabnya manusia punya otak 
> yang tergolong yahut di bandingkan makhluk lainnya.
> 
> Pendidikan orang tua itu baik, tetapi untuk batas tertentu kita 
> harus berani menyetopnya, kalau tidak maka kita akan dibebani 
hasil 
> brainwashed orang tua itu. Ya, pendidikan itu banyak sekali unsur 
> brain washednya.
> 
> Kata kunci: DISKONTINYUITAS! ini juga saya berikan kepada kedua 
> putera saya, dan mereka masing-masing menjsadi dirinya sendiri 
yang 
> bebas dari orang tuanya --- alangkah bahagianya saya sebagai orang 
> tua!
> 
> Tapi apa yang dilakukan presiden-presiden kita sesudah Suharto di 
> bidang ekonomi? Tidak berani melakukan diskontinyuitas, akibatnya 
> kita akan mengulang jalan yang sudah pernah dilalui oleh Suharto 
di 
> bidang ekonomi. Kesenjangan ekonomi, kemiskinan dan pengangguran 
> akan menjadi hantu yang kalau suidah tiba saatnya maka menjelma 
jadi 
> momok amuk-amukan lagi!
> 
> Ikra.-
> 
> 
> 
> 
> --- In [EMAIL PROTECTED], "rm_danardono" 

> wrote:
> > 
> > 
> > >>>>kalo ada apa-apa, dulu selalu menyalahkah bung karno, nah 
> > sekarang gantian nyalahkan semuanya pada pak harto.
> > > 
> > > emang gampang sih menyalahkan..<<<<<<
> > 
> > RMDH: lha iya too..bung Karno juga nyalahkan Belanda! Gus Dur 
> > nyalahkan Megawati..Suharto nyalahkan bung Karno..
> > Lha anda kira siapa yang salah? Jan Pieterzoon Coen?
> > 
> > Mas Rahmat ya betul dong, belajar dari sejarah. Gimana mau 
bangun 
> > masa depan, kalau masa lalu aja gak tahu? Lha ilmu alam itu 
gimana 
> > menggenmangkannya? kan juga dengan experiment2? Secara ilmiah 
> namanya 
> > empirik. kalau anda nabrak pohon kemarin dulu, masa mau lupain, 
> lalu 
> > besok nabrak lagi?
> > 
> > Piyee to?
> > 
> > RMDH 
> > 
> > 
> > --- In [EMAIL PROTECTED], dicky riyadi 
> > wrote:
> > > 
> > > memang paling mudah menengok masa lalu, daripada bersiap ke 
masa 
> > depan.
> > > 
> > 
> > 
> > 
> > > > RG Nur Rahmat wrote:
> > > 
> > > Untungnya, anak cucu kita tahu apa itu kebenaran. Kenapa kita 
> bisa 
> > tengkurap begini. Sejarah itu sangat penting. Kalau tidak pasti 
> dia 
> > akan dimakamkan di TMP Kalibata. 
> > > 
> > > fatur wrote:
> > > Adakah kita pernah peduli atas korban-korban setelah tanggal 
> > KERAMAT itu?
> > > Apakah anda pernah mengakui ada berjuta umat manusia tak 
berdosa 
> > mati
> > > sia-sia atas nama kemanusian?
> > > Apakah pemerintah pernah mengakui? Pembantaian, intimidasi,
> > > penghancuran..suharto tetap pahlawan.
> > > Apa utungnya andai suharto terlibat? Para korban sudah 
terlanjur 
> > menderita
> > > mas.
> > > 
> > > _____ 
> > > 
> > > From: Ambon [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> > > Sent: Tuesday, October 26, 2004 5:14 AM
> > > To: Undisclosed-Recipient:;
> > > Subject: [ppiindia] G30S, Terlibatkah Soeharto?
> > > 
> > > * http://www.kompas.com/kompas-cetak/0410/27/opini/1350653.htm
> > > Rabu, 27 Oktober 2004
> > > 
> > > G30S, Terlibatkah Soeharto?
> > > 
> > > SETIAP kali memasuki bulan September dan Oktober, ingatan 
selalu 
> > menerawang 
> > > jauh ke belakang, tepatnya ke peristiwa Gerakan 30 September 
> (G30S) 
> > tahun 
> > > 1965 yang sampai kini masih tetap menyimpan misteri.
> > > Ada pepatah yang menyatakan bahwa orang yang menguasai 
> informasi, 
> > akan 
> > > menguasai dunia. Pepatah itu tidak mengada-ada, karena 
kenyataan 
> > itulah yang
> > > 
> > > terjadi pada Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan 
Darat 
> > (Kostrad) 
> > > Mayor Jenderal Soeharto sewaktu Peristiwa G30S terjadi.
> > > Ia adalah satu-satunya perwira tinggi Angkatan Bersenjata 
> Republik 
> > Indonesia
> > > 
> > > (ABRI) yang tahu persis tentang apa yang terjadi pada tanggal 
1 
> > Oktober 1965
> > > 
> > > dini hari itu. Data yang telah dipublikasikan selama ini 
> > menyebutkan, pada 
> > > tanggal 30 September 1965 malam, Soeharto telah diberi 
informasi 
> > oleh 
> > > Kolonel Infanteri Abdul Latief, Komandan Brigade Infanteri I 
> > Jayasakti Kodam
> > > 
> > > V Jaya, bahwa akan dilakukan penjemputan paksa terhadap para 
> > jenderal 
> > > pimpinan teras Angkatan Darat, termasuk Panglima Angkatan 
Darat 
> > Jenderal 
> > > Ahmad Yani, untuk dihadapkan kepada Presiden Soekarno.
> > > =========================== 
> > > 
> > > 
> > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > 
> 
*********************************************************************
> *
> > *****
> > > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
> > Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
www.ppi-
> > india.uni.cc
> > > 
> > 
> 
*********************************************************************
> *
> > *****
> > > 
> > 
> 
_____________________________________________________________________
> _
> > ____
> > > Mohon Perhatian:
> > > 
> > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali 
sbg 
> > otokritik)
> > > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
> dikomentari.
> > > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
> > > 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
> > > 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> > > 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> > > 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> > > 
> > > Yahoo! Groups Links
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > ---------------------------------
> > > Do you Yahoo!?
> > > Yahoo! Mail Address AutoComplete - You start. We finish.
> > > 
> > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > 
> 
*********************************************************************
> *
> > *****
> > > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
> > Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
www.ppi-
> > india.uni.cc
> > > 
> > 
> 
*********************************************************************
> *
> > *****
> > > 
> > 
> 
_____________________________________________________________________
> _
> > ____
> > > Mohon Perhatian:
> > > 
> > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali 
sbg 
> > otokritik)
> > > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
> dikomentari.
> > > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
> > > 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
> > > 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> > > 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> > > 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> > > 
> > > 
> > > 
> > > Yahoo! Groups Sponsor 
> > > Get unlimited calls to
> > > 
> > > U.S./Canada
> > > 
> > > 
> > > ---------------------------------
> > > Yahoo! Groups Links
> > > 
> > > To visit your group on the web, go to:
> > > http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
> > > 
> > > To unsubscribe from this group, send an email to:
> > > [EMAIL PROTECTED]
> > > 
> > > Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of 
> > Service. 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
> 
> 
*********************************************************************
******
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-
india.uni.cc
> 
*********************************************************************
******
> 
_____________________________________________________________________
_____
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
> 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
> 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT
> 
> 
> ---------------------------------
> Yahoo! Groups Links
> 
> To visit your group on the web, go to:
> http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
> 
> To unsubscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of 
Service. 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]






***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

Yahoo! Groups Links








                        
---------------------------------
Do you Yahoo!?
 Check out the new Yahoo! Front Page.  www.yahoo.com/a

[Non-text portions of this message have been removed]






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke