Wacana kita memang beda rupanya. Anda penganut Sejarah yang linier 
dan sekali gus kadangkala sejarah yang sirkuler. Biasanya seoarang 
penganut yang linier akan menentang yang sirkuler. Jadi, sebenarnya 
yang rancu (munggkin lho, tapi! --- maaf) adalah Anda saja. 
Yang kita percakapkan di sini adalah pertanyaan klasik pemikir 
Modernis, apakah sejarah itu linier atau sirkuler?

Untuk menjawabnya, tentu saja kita harus mempelajari sejarah. 
Jawaban saya juga dasarnya dari membaca sejarah, seperti Anda 
temukan dalam tulisan singkat saya itu.

Jadi, sebenarnya, antara penganut linier dengan yang sirkuler itu, 
ada persamaannya, bahwa sejarah memang berkesinambungan, hanya saja 
yang linier kalau digambarkan grafisnya maka satu garis lurus yang 
berkelanjutan. Sedangkan yang sirkuler adalah sebuah garis yang 
membentuk sebuah liongkaran, jadi ada kecenderungan terjadi 
pengulangan terhadap apa yang sudah pernah terjadi sebelumnya.

Selain itu, dari kalangan Modernis ini masih ada satu lagi, yaitu 
bukan penganur linier dan bukan pula penganut sirkuler, melainkan 
penganut dialektika. Bagaimana gambaran grafisnya, yang 
membedakannya dari yang dua sebelumnya? Gambarnya adalah garis yang 
tidak lurus melain melengkung tetapi tidak membentuk lingkaran, 
melain menaik, jadi mirip dengan per, yang cenderung mengkrucut, 
maka akan ada puncaknya di ujung itu nanti yang merupakan titik 
mutlak. Penganut Idelaisme Hegel menyebut itulah "Idea Absolut," 
atau seringkali ditafsirkan "Tuhan." Bagi penganut dialektika 
Materiliasme seperti Marx, maka titik di puncak itu adalah 
Masyarakat ideal Komunis seperti yang digambarkannya di dalam 
Dialektika Sejarah Materilaisme-nya maupun program "Manifesto 
Komunisme"-nya.

Tapi dialektika itu hanyalah merupakan dongeng rasionalitas buah 
fikiran belaka, artinya itu merupakan hasil sebuah konstruksi 
belaka. Kesimpulan yang diungkapakam oleh Aleksander Kojeve dalam 
kuliahnya tentang Hegel, dan kesimpulannya ini sempat mengejutkan 
para pemikir di Perancis. Maka muncullah pemikiran baru di luar 
penganut Modernisme itu, yakni Post-Strukturalisme dan 
Postmodernisme.

Nah, tentang adanya diskontinuitas yang saya pakai sebagai dasar 
analisa saya itu, beasal dari wacana baru ini, terutama dari wacana 
Dekonstruksi yang ada bab genealoginya itu, terutama yang 
diungkapkan oleh Derrida.

Itulah sebabnya kesimpulan saya, kita memang beda wacana, Mas 
Danardono.


Ikra.-





--- In [EMAIL PROTECTED], "rm_danardono" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
> 
> 
> IKRA:
> 
> Diskontinyitas sejarah itu dengan mudah bisa kita lihat dalam
> perjalanan sejarah itu sendiri. Di zaman modern kita sekarang ini
> saja telah terjadi diskontinyuitas yang global ketika Tembok Berlin
> runtuh dan rezim komunis menyatakan dirinya bangkrut di man-mana
> lalu membuang sejarah pembangunan ekonomi yang berdasarkan 
pandangan
> Dialektika Materialisme Histories itu. Jadi, Runtuhnya Tembok 
Berlin
> itu sebuah tonggak simbolis berakhirnya sebuah perjalanan sejarah 
di
> Uni Soviet, Eropah Timur, dan kemudian disusul oleh RRC --- 
terutama
> di bidang sejarah politik ekonomi Marxis/Komunis.
> 
> 
> RMDH: ah ini namanya bukan diskontuinitas! Runtuhnya tembok 
Berlin, 
> diikuti oleh pembangunan system kapitalistis di seluruh negara2 ex 
> komunis, adalah justeru KONTINUITAS hitoria! Ini adalah hukum 
> dialektika. Yang anda maksudkan adalah pemutusan ideologi 
> sebbelumnya, TETAPi bukan diskontinuitas historia. Ini tak 
mungkin. 
> Sebab, justeru pergantian system politis ekonomis ini adalah 
> SAMBUNGAN y<a reaksi dariupada apa yang terjadi sebelumnya. Tanpa 
ada 
> sambungan, takkan ada reaksi seperti ini.
> 
> IKRA:
> 
> Cuma, ironisnya, mereka yang melakukan diskontinyuitas itu semua 
kok
> malah kembali ke sistem yang mereka putus dahulu itu, yaitu kembali
> kepada politik ekonomi kapitqalis. Mestinya mereka mencari
> alternatif baru di luar Marxisme/Komunis maupun Kapitalis, bukannya
> melanjutkan apa yang dulu sudah diskontinyuitasi ketika memilih
> sistem atau politik Ekonomi Marzis/Komunis.
> 
> RMDH: Nah inilah, apa yang anda paparkan, BUKTI, bahwa historia 
itu, 
> dalam long run episode, adalah sebuah KESATUAN. Jaringan kejadian 
> yang saling terkait.
> 
> IKRA:
> 
> Jadi, memang, Manifesto Komunis-nya Karl Marx dulu itu ditulis 
untuk
> melakukan diskontinyuitas terhadap perjalanan sejarah sebelumnya,
> artinya mereka memasuki zaman baru, dunia baru. Cuma selakanya di
> dunia baru dan zaman baru itu mereka bangkrut --- pemerataan bukan
> berupa pemerataan kemakmuran melainkan pemerataan kemiskinan, juga
> tidak ada demokrasi dan tidak ada HAM; itulah pangkal kebangkrutan
> mereka. Maka itu tidak bisa diteruskan.Diskontinyuitas!
> 
> Timbulnya Manifesto Komunis juga adalah reaksi logis dari 
kejadian2 
> sebelumnya, jadi merupakan matarantai bersambung historia. takj 
ada 
> diskontinuitas disini.
> 
> IKRA:
> 
> Demikian juga halnya ketika kita memproklamasikan Kemerdekaan kita
> dari penjajahan Belanda, kita melakukan diskontinyuitas terhadap
> perjalanan sejarah sebelumnya --- dari menjalani sejarah sebagai
> bvangsa terjajah akhirnya menjalani sejarah sebagai bangsa yang
> merdeka. Untungnya kita tidak kembali ke sistem kerajaan-kerajaan
> yang jumlahnya banyak seperti dahulu kala itu, melainkan kita
> melakukan diskontinyuitas terhadap sejarah nenekmoyang kita itu,
> kita tidak mau mewarisi sistem pemerintah modelk nenekmyang kita
> itu, karenanyalah kita memasuki dunia baru dan zaman baru yaitu
> dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
> 
> RMDH:
> Juga kemerdekaan Indonesia 1945 adalah reaksi kesinambungan dari 
> nasib bangsa Indonesia dijajah Belanda dan Jepang. Indonesia tak 
> memulai sejarahnya dari 0! Lihatlah, istana kepresidenan kita 
adalah 
> bangunan yang dibuat untuk pera gubernur jendral Belanda. Bank 
> Indonesia adalah sambungan dari de Javasche Bank, dll.
> 
> Pimpinan TNI banyak yang berasal dari KNIL dan memakai pada walyna 
> system kemiliteran KNIL, juga kepangkatan.. apanya yang 
diskontinue?
> 
> Kedudukan Jakarta dipusat negara, adalah sambungan dari peran 
> Batavia. Dominasi TNI di Jawa adalah sambungan dari system 
> kemiliteran KNIL yang berkomando di Batavia!
> 
> Gubernur2 sudah ada dizaman Belanda. System perbankan kita, 
> perusahaan2 negara, Kereta Api, semua sambungan dari zaman 
Belanda. 
> Apa yang diskontinue?
> 
> IKRA:
> 
> Sejarah memang penuh dengan penggalan-penggalan yang ada pangkal
> awalnmya tapi juga akan ada ujung akhirnya. Maka, perjalanan 
sejarah
> tidaklah merupakan sebuah garus linear yang tunggal, melainkan 
garis-
> 0garis yang terputus-putus berjajar menjadi jalur-jalur yang punya
> pangkal awal dan punya ujung akhir.
> 
> RMDH: Tak ada garis putus dalam sejarah. Semuanya bersambungan. 
Dari 
> Majapahit ke negara2 Islam di Jawa, dari sana ke masa kolonialisme 
> VOC, lalu ke Hindia Belanda. Datang zaman Jepang yang juga 
sambungan 
> dari politik internasional kala itu (coba pelajari, mengapa Jepang 
> menyerang AS danb sekutu? mengapa Jepang ingin kuasai kawasan 
> Pacific). Kalau anda analitis dalam mempelajari sejarah anda akan 
> ketemukan, bahwa tak ada garis putus dalam hiostoria, kecuali 
missing 
> link mengenai asalmuasal Manusia.
> 
> IKRA:
> Tadinya saya berharap dengan tumbangnya Suharto maka itulah ujung
> akhir politik ekonomi Kapitalisme Neoliberal di Indonesia. Tapi
> nyatanya Habibie, Gus Dur, Mega dan bahkan SBY masih meneruskan
> politik ekonomi yang sama. Maka kita akan menjalanan jalur yang 
sama
> dengan yang pernah dijalani oleh Suharto dulu itu: adanya proses
> konglomeratisasi yang melahirkan segelintir orang kaya-raya, tapi
> juga di lain fihak akan tetap ada yang hidup di bawah garis
> kemiskinan dan dalam tindihan pengangguran yang tercatat maupun 
yang
> terselubung. Sebalian lainnya lagi hidup di antara kedua 
ekstrimitas
> itu. Persis di zaman Suharto dulu, jadi kita meneruskan apa yang
> sudah dimulai oleh Suharto ketika dia menerima sistem dan bantuan
> yang ditawarkan oleh "Berkeley Mafia" dari AS itu. Ilmu ekonomi 
yang
> dipakai di zaman SBY ini juga sama: Kapitlasime Neoliberal. Tidak
> terjadi diskontinyuitas, meskipun sudah sempat memutuskan hubungan
> dengan IMF.
> 
> RMDH: perkembangan politik sosial ekonomi Indonesia, seperti juga 
> TIAP negara, adalah matarantai proses yang berkesinambunagn, 
takkan 
> ada titik akhir, tanpa sambungan. Neo liberalisme atau system 
pasar 
> bebas adalah system yang juga berkuasa di Indonesia dizaman Hindia 
> belanda. Ekonomi dunia adalah ekonomi pasar, yang terutama 
menentukan 
> harga commodities kita, kopi, teh, karet, dlsb.
> 
> IKRA:
> 
> Contoh-contoh lainnya dalam perjalanan sejarah bisa Anda cari
> sendiri.
> 
> RMDH: Tapi kajilah secara ilmiah.
> 
> IKRA:
> Kalau pada tingkatan perorangan, sudah saya contohkan apa yang
> terjadi pada kedua putera saya itu. Juga apa yang terjadi pada diri
> saya, saya akhirnya sampai kepada keputusan (sekian puluh tahun 
yang
> lalu!) bahwa saya dibebani oleh cita-cita orang tua saya, sedangkan
> ideal saya sama sekali lain, maka sejak menyadari itu saya
> menyatakan "putus" dengan orang tua saya dan membina diri pribadi
> saya sesuai dengan ideal saya yang tidak sesuai lagi dengan ideal
> yang dicangkokkan ke dalam diri saya oleh orang tua orangtua saya.
> Ini juga sebuah perjalanan "sejarah hidup" seorang individu yang di
> dalamnya ada diskontinyuitas! Memang, berat dan tidak mudah, tetapi
> harus saya lakukan, dan saya berhasil melakukannya. Dibutuhkan
> ketegaran jiwa untuk semua ini!
> 
> RMDH: Nonsense, kalau anda katakan anak2 anda berkembang fully 
> terlepas dari perkembangan sejarah anda. Anak2 anda akan 
berkembang 
> lain daripada perkembangan anak2 lain dengan background lain. 
Anak2 
> kulit putih di US akan berkembang lain daripada anak2 Black 
Amerivan, 
> Hispanics, Asian dll.
> 
> Anak2 anda mewarisi bahasa yang anda pakai, budaya anda, cara anda 
> makan dan minum, tata perilaku anda, dll. Bahwa sang ayah petani, 
> tetapi anaknya dokter atau insinyur ini BUKAN bukti diskontinuitas.
> 
> Bush adalah contoh terbaik kontinuitas hiostorai sebuah keluarga.
> 
> Mas, jangan bikin bingung pakde Riadi.
> 
> Salam
> 
> RM D Hadinoto
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> --- In [EMAIL PROTECTED], "Ikranagara" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > 
> > Diskontinyitas sejarah itu dengan mudah bisa kita lihat dalam 
> > perjalanan sejarah itu sendiri. Di zaman modern kita sekarang 
ini 
> > saja telah terjadi diskontinyuitas yang global ketika Tembok 
Berlin 
> > runtuh dan rezim komunis menyatakan dirinya bangkrut di man-mana 
> > lalu membuang sejarah pembangunan ekonomi yang berdasarkan 
> pandangan 
> > Dialektika Materialisme Histories itu. Jadi, Runtuhnya Tembok 
> Berlin 
> > itu sebuah tonggak simbolis berakhirnya sebuah perjalanan 
sejarah 
> di 
> > Uni Soviet, Eropah Timur, dan kemudian disusul oleh RRC --- 
> terutama 
> > di bidang sejarah politik ekonomi Marxis/Komunis. 
> > 
> > Cuma, ironisnya, mereka yang melakukan diskontinyuitas itu semua 
> kok 
> > malah kembali ke sistem yang mereka putus dahulu itu, yaitu 
kembali 
> > kepada politik ekonomi kapitqalis. Mestinya mereka mencari 
> > alternatif baru di luar Marxisme/Komunis maupun Kapitalis, 
bukannya 
> > melanjutkan apa yang dulu sudah diskontinyuitasi ketika memilih 
> > sistem atau politik Ekonomi Marzis/Komunis.
> > 
> > Jadi, memang, Manifesto Komunis-nya Karl Marx dulu itu ditulis 
> untuk 
> > melakukan diskontinyuitas terhadap perjalanan sejarah 
sebelumnya, 
> > artinya mereka memasuki zaman baru, dunia baru. Cuma selakanya 
di 
> > dunia baru dan zaman baru itu mereka bangkrut --- pemerataan 
bukan 
> > berupa pemerataan kemakmuran melainkan pemerataan kemiskinan, 
juga 
> > tidak ada demokrasi dan tidak ada HAM; itulah pangkal 
kebangkrutan 
> > mereka. Maka itu tidak bisa diteruskan.Diskontinyuitas!
> > 
> > Demikian juga halnya ketika kita memproklamasikan Kemerdekaan 
kita 
> > dari penjajahan Belanda, kita melakukan diskontinyuitas terhadap 
> > perjalanan sejarah sebelumnya --- dari menjalani sejarah sebagai 
> > bvangsa terjajah akhirnya menjalani sejarah sebagai bangsa yang 
> > merdeka. Untungnya kita tidak kembali ke sistem kerajaan-
kerajaan 
> > yang jumlahnya banyak seperti dahulu kala itu, melainkan kita 
> > melakukan diskontinyuitas terhadap sejarah nenekmoyang kita itu, 
> > kita tidak mau mewarisi sistem pemerintah modelk nenekmyang kita 
> > itu, karenanyalah kita memasuki dunia baru dan zaman baru yaitu 
> > dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
> > 
> > Sejarah memang penuh dengan penggalan-penggalan yang ada pangkal 
> > awalnmya tapi juga akan ada ujung akhirnya. Maka, perjalanan 
> sejarah 
> > tidaklah merupakan sebuah garus linear yang tunggal, melainkan 
> garis-
> > 0garis yang terputus-putus berjajar menjadi jalur-jalur yang 
punya 
> > pangkal awal dan punya ujung akhir.
> > 
> > Tadinya saya berharap dengan tumbangnya Suharto maka itulah 
ujung 
> > akhir politik ekonomi Kapitalisme Neoliberal di Indonesia. Tapi 
> > nyatanya Habibie, Gus Dur, Mega dan bahkan SBY masih meneruskan 
> > politik ekonomi yang sama. Maka kita akan menjalanan jalur yang 
> sama 
> > dengan yang pernah dijalani oleh Suharto dulu itu: adanya proses 
> > konglomeratisasi yang melahirkan segelintir orang kaya-raya, 
tapi 
> > juga di lain fihak akan tetap ada yang hidup di bawah garis 
> > kemiskinan dan dalam tindihan pengangguran yang tercatat maupun 
> yang 
> > terselubung. Sebalian lainnya lagi hidup di antara kedua 
> ekstrimitas 
> > itu. Persis di zaman Suharto dulu, jadi kita meneruskan apa yang 
> > sudah dimulai oleh Suharto ketika dia menerima sistem dan 
bantuan 
> > yang ditawarkan oleh "Berkeley Mafia" dari AS itu. Ilmu ekonomi 
> yang 
> > dipakai di zaman SBY ini juga sama: Kapitlasime Neoliberal. 
Tidak 
> > terjadi diskontinyuitas, meskipun sudah sempat memutuskan 
hubungan 
> > dengan IMF.
> > 
> > Contoh-contoh lainnya dalam perjalanan sejarah bisa Anda cari 
> > sendiri.
> > 
> > Kalau pada tingkatan perorangan, sudah saya contohkan apa yang 
> > terjadi pada kedua putera saya itu. Juga apa yang terjadi pada 
diri 
> > saya, saya akhirnya sampai kepada keputusan (sekian puluh tahun 
> yang 
> > lalu!) bahwa saya dibebani oleh cita-cita orang tua saya, 
sedangkan 
> > ideal saya sama sekali lain, maka sejak menyadari itu saya 
> > menyatakan "putus" dengan orang tua saya dan membina diri 
pribadi 
> > saya sesuai dengan ideal saya yang tidak sesuai lagi dengan 
ideal 
> > yang dicangkokkan ke dalam diri saya oleh orang tua orangtua 
saya. 
> > Ini juga sebuah perjalanan "sejarah hidup" seorang individu yang 
di 
> > dalamnya ada diskontinyuitas! Memang, berat dan tidak mudah, 
tetapi 
> > harus saya lakukan, dan saya berhasil melakukannya. Dibutuhkan 
> > ketegaran jiwa untuk semua ini!
> > 
> > Ikra.-
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > --- In [EMAIL PROTECTED], dicky riyadi <[EMAIL PROTECTED]> 
> > wrote:
> > > 
> > > Pak Ikranagara..... mohon maaf, saya mendukung Anda... 
> > diskontinuitas itu perlu, sangat perlu...
> > >  
> > > munkin Anda perlu menjelaskan buat Pak RM Danardhono, biar 
tidak 
> > menganalogikan sejarah dengan menabrak pohon segala...
> > >  
> > > masak kita harus mengingat-ingat pohonnya,...., kan yg penting 
> > kita hati-hati saja.... bukan mengingat pohonnya an sich......, 
> > sebab masih banyak pohon lagi.........
> > >  
> > > sejarah tdk perlu menyalahkan pada pribadi soeharto, melainkan 
> > bahwa setiap presiden terbuka peluang menjadi sosok  jahat 
maupun 
> > baik...
> > >  
> > >  
> > > 
> > > 
> > > Ikranagara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > 
> > > Bagaimana membangun masa depan kalau tidak tahu masa lalu?
> > > 
> > > Bisa saja! Dengan melakukan diskontinuiti terhadap masa lalu!
> > > 
> > > Generasi baru jangan mau dibebani masa lalu orangtuanya, agar 
> bisa 
> > > bebas dalam membangun masa depannya sesuai dengan idelnya 
> sendiri, 
> > > dan bukan ideal orang tuanya. Itulah sebabnya manusia punya 
otak 
> > > yang tergolong yahut di bandingkan makhluk lainnya.
> > > 
> > > Pendidikan orang tua itu baik, tetapi untuk batas tertentu 
kita 
> > > harus berani menyetopnya, kalau tidak maka kita akan dibebani 
> > hasil 
> > > brainwashed orang tua itu. Ya, pendidikan itu banyak sekali 
unsur 
> > > brain washednya.
> > > 
> > > Kata kunci: DISKONTINYUITAS! ini juga saya berikan kepada 
kedua 
> > > putera saya, dan mereka masing-masing menjsadi dirinya sendiri 
> > yang 
> > > bebas dari orang tuanya --- alangkah bahagianya saya sebagai 
> orang 
> > > tua!
> > > 
> > > Tapi apa yang dilakukan presiden-presiden kita sesudah Suharto 
di 
> > > bidang ekonomi? Tidak berani melakukan diskontinyuitas, 
akibatnya 
> > > kita akan mengulang jalan yang sudah pernah dilalui oleh 
Suharto 
> > di 
> > > bidang ekonomi. Kesenjangan ekonomi, kemiskinan dan 
pengangguran 
> > > akan menjadi hantu yang kalau suidah tiba saatnya maka 
menjelma 
> > jadi 
> > > momok amuk-amukan lagi!
> > > 
> > > Ikra.-
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > --- In [EMAIL PROTECTED], "rm_danardono" 
> > <[EMAIL PROTECTED]> 
> > > wrote:
> > > > 
> > > > 
> > > > >>>>kalo ada apa-apa, dulu selalu menyalahkah bung karno, 
nah 
> > > > sekarang gantian nyalahkan semuanya pada pak harto.
> > > > >  
> > > > > emang gampang sih menyalahkan..<<<<<<
> > > > 
> > > > RMDH: lha iya too..bung Karno juga nyalahkan Belanda! Gus 
Dur 
> > > > nyalahkan Megawati..Suharto nyalahkan bung Karno..
> > > > Lha anda kira siapa yang salah? Jan Pieterzoon Coen?
> > > > 
> > > > Mas Rahmat ya betul dong, belajar dari sejarah. Gimana mau 
> > bangun 
> > > > masa depan, kalau masa lalu aja gak tahu? Lha ilmu alam itu 
> > gimana 
> > > > menggenmangkannya? kan juga dengan experiment2? Secara 
ilmiah 
> > > namanya 
> > > > empirik. kalau anda nabrak pohon kemarin dulu, masa mau 
lupain, 
> > > lalu 
> > > > besok nabrak lagi?
> > > > 
> > > > Piyee to?
> > > > 
> > > > RMDH 
> > > > 
> > > > 
> > > > --- In [EMAIL PROTECTED], dicky riyadi 
> <[EMAIL PROTECTED]> 
> > > > wrote:
> > > > > 
> > > > > memang paling mudah menengok masa lalu, daripada bersiap 
ke 
> > masa 
> > > > depan.
> > > > >  
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > > > RG Nur Rahmat <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > > > 
> > > > > Untungnya, anak cucu kita tahu apa itu kebenaran. Kenapa 
kita 
> > > bisa 
> > > > tengkurap begini. Sejarah itu sangat penting. Kalau tidak 
pasti 
> > > dia 
> > > > akan dimakamkan di TMP Kalibata. 
> > > > > 
> > > > > fatur <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > > > Adakah kita pernah peduli atas korban-korban setelah 
tanggal 
> > > > KERAMAT itu?
> > > > > Apakah anda pernah mengakui ada berjuta umat manusia tak 
> > berdosa 
> > > > mati
> > > > > sia-sia atas nama kemanusian?
> > > > > Apakah pemerintah pernah mengakui? Pembantaian, intimidasi,
> > > > > penghancuran..suharto tetap pahlawan.
> > > > > Apa utungnya andai suharto terlibat? Para korban sudah 
> > terlanjur 
> > > > menderita
> > > > > mas.
> > > > > 
> > > > > _____ 
> > > > > 
> > > > > From: Ambon [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> > > > > Sent: Tuesday, October 26, 2004 5:14 AM
> > > > > To: Undisclosed-Recipient:;
> > > > > Subject: [ppiindia] G30S, Terlibatkah Soeharto?
> > > > > 
> > > > > * http://www.kompas.com/kompas-
cetak/0410/27/opini/1350653.htm
> > > > > Rabu, 27 Oktober 2004
> > > > > 
> > > > > G30S, Terlibatkah Soeharto?
> > > > > 
> > > > > SETIAP kali memasuki bulan September dan Oktober, ingatan 
> > selalu 
> > > > menerawang 
> > > > > jauh ke belakang, tepatnya ke peristiwa Gerakan 30 
September 
> > > (G30S) 
> > > > tahun 
> > > > > 1965 yang sampai kini masih tetap menyimpan misteri.
> > > > > Ada pepatah yang menyatakan bahwa orang yang menguasai 
> > > informasi, 
> > > > akan 
> > > > > menguasai dunia. Pepatah itu tidak mengada-ada, karena 
> > kenyataan 
> > > > itulah yang
> > > > > 
> > > > > terjadi pada Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan 
> > Darat 
> > > > (Kostrad) 
> > > > > Mayor Jenderal Soeharto sewaktu Peristiwa G30S terjadi.
> > > > > Ia adalah satu-satunya perwira tinggi Angkatan Bersenjata 
> > > Republik 
> > > > Indonesia
> > > > > 
> > > > > (ABRI) yang tahu persis tentang apa yang terjadi pada 
tanggal 
> > 1 
> > > > Oktober 1965
> > > > > 
> > > > > dini hari itu. Data yang telah dipublikasikan selama ini 
> > > > menyebutkan, pada 
> > > > > tanggal 30 September 1965 malam, Soeharto telah diberi 
> > informasi 
> > > > oleh 
> > > > > Kolonel Infanteri Abdul Latief, Komandan Brigade Infanteri 
I 
> > > > Jayasakti Kodam
> > > > > 
> > > > > V Jaya, bahwa akan dilakukan penjemputan paksa terhadap 
para 
> > > > jenderal 
> > > > > pimpinan teras Angkatan Darat, termasuk Panglima Angkatan 
> > Darat 
> > > > Jenderal 
> > > > > Ahmad Yani, untuk dihadapkan kepada Presiden Soekarno.
> > > > > =========================== 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > 
> > > 
> > 
> 
*********************************************************************
> > > *
> > > > *****
> > > > > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. 
> Menuju 
> > > > Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
> > www.ppi-
> > > > india.uni.cc
> > > > > 
> > > > 
> > > 
> > 
> 
*********************************************************************
> > > *
> > > > *****
> > > > > 
> > > > 
> > > 
> > 
> 
_____________________________________________________________________
> > > _
> > > > ____
> > > > > Mohon Perhatian:
> > > > > 
> > > > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA 
(kecuali 
> > sbg 
> > > > otokritik)
> > > > > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
> > > dikomentari.
> > > > > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
> > > > > 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > 
> > > > > Yahoo! Groups Links
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > >             
> > > > > ---------------------------------
> > > > > Do you Yahoo!?
> > > > > Yahoo! Mail Address AutoComplete - You start. We finish.
> > > > > 
> > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > 
> > > 
> > 
> 
*********************************************************************
> > > *
> > > > *****
> > > > > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. 
> Menuju 
> > > > Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
> > www.ppi-
> > > > india.uni.cc
> > > > > 
> > > > 
> > > 
> > 
> 
*********************************************************************
> > > *
> > > > *****
> > > > > 
> > > > 
> > > 
> > 
> 
_____________________________________________________________________
> > > _
> > > > ____
> > > > > Mohon Perhatian:
> > > > > 
> > > > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA 
(kecuali 
> > sbg 
> > > > otokritik)
> > > > > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
> > > dikomentari.
> > > > > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
> > > > > 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > Yahoo! Groups Sponsor 
> > > > > Get unlimited calls to
> > > > > 
> > > > > U.S./Canada
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > ---------------------------------
> > > > > Yahoo! Groups Links
> > > > > 
> > > > >    To visit your group on the web, go to:
> > > > > http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
> > > > >   
> > > > >    To unsubscribe from this group, send an email to:
> > > > > [EMAIL PROTECTED]
> > > > >   
> > > > >    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! 
Terms 
> of 
> > > > Service. 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > 
> 
*********************************************************************
> > ******
> > > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
> > Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
www.ppi-
> > india.uni.cc
> > > 
> > 
> 
*********************************************************************
> > ******
> > > 
> > 
> 
_____________________________________________________________________
> > _____
> > > Mohon Perhatian:
> > > 
> > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali 
sbg 
> > otokritik)
> > > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
> > dikomentari.
> > > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
> > > 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
> > > 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> > > 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> > > 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> > > 
> > > 
> > > 
> > > Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT
> > > 
> > > 
> > > ---------------------------------
> > > Yahoo! Groups Links
> > > 
> > >    To visit your group on the web, go to:
> > > http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
> > >   
> > >    To unsubscribe from this group, send an email to:
> > > [EMAIL PROTECTED]
> > >   
> > >    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of 
> > Service. 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > [Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke