http://www.harianbatampos.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=9978



      Dua Napi Terorisme, Keliaran di Lokasi Bom 
      Oleh redaksi 
            Selasa, 31-Mei-2005, 08:52:57    
     
     
            Kalapas Poso Ikut Diciduk
            Setelah melakukan penyelidikan sejak Sabtu, kemarin polisi menciduk 
tiga orang yang dicurigai terkait dengan peledakan bom di Pasar Tentena, Poso, 
Sulteng, akhir pekan lalu. Dua di antara mereka adalah narapidana yang sedang 
menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Poso bernama Kadir dan 
Elvis. 
     
     
      POSO - Seorang lainnya adalah Hasman, kepala Lapas Poso. Kadir dan Elvis 
diduga sebagai pelaku pengeboman berdasarkan keterangan beberapa saksi di 
tempat kejadian. Mereka melihat kedua narapidana itu berada di Jalan Torulemba 
dan Jalan Setia Budi, Pasar Tentena, beberapa saat sebelum bom meledak. 

      Kapolda Sulteng Brigjen Pol Aryanto Sutadi kepada wartawan di Poso 
mengatakan, Kadir dan Elvis kini sedang diperiksa intensif di Polres Poso. 
''Keterangan saksi itu kami kembangkan. Setelah dicek, ternyata kedua orang itu 
memang sedang tidak berada di lapas. Jadi, keduanya diperiksa karena seharusnya 
tidak berada di luar tahanan dan di TKP (tempat kejadian perkara, Red),'' kata 
Kapolda Aryanto kemarin. 

      Kapolda menambahkan, selain Kadir dan Elvis, polisi juga tengah memeriksa 
Hasman. Kepala Lapas Poso tersebut dimintai keterangan terkait dengan keluarnya 
kedua narapidana itu dari lapas. ''Untuk sementara, status mereka sebagai 
saksi,'' ujar Kapolda. 

      Menurut dia, kecurigaan terhadap kedua narapidana itu sangat besar. 
Sebab, salah satu di antara mereka dipenjara karena berkaitan dengan kasus 
terorisme. Sedangkan satunya lagi masuk bui karena kasus lain. ''Pada saat 
sedang mencari pelaku peledakan, kami menemukan mereka berada di Desa 
Tokorondo,'' ungkap Kapolda. Bahkan, lanjutnya, saat mengamankan mereka, polisi 
juga menemukan kasus lain. Sayang, Kapolda enggan menyebutkan kasus lain 
tersebut. 

      Sementara itu, Samsul Iskandar, salah satu korban tewas, dipastikan bukan 
sebagai pelaku pengeboman di Pasar Tentena tersebut. Kemarin, keluarganya sudah 
mengambil mayat warga Enrekang, Sulsel, itu dari kamar mayat rumah sakit. 

      Keluarga Samsul Iskandar sudah diperiksa di Polsek Pamona. Dari 
pemeriksaan itu, diyakini bahwa Samsul Iskandar adalah korban peledakan bom, 
bukan pelaku pengeboman seperti yang selama ini dibicarakan warga di Tentena. 

      Sementara itu, korban bom di Pasar Sentral Tentena bertambah satu. Yakni, 
Marthen Touapa, yang beralamat di Desa Sangele, Kota Tentena. Korban meninggal 
dunia Senin (30/5), sekitar pukul 10.00 Wita, setelah mendapat perawatan di RSU 
Sinar Kasih Tentena. Dengan demikian, korban yang meninggal dunia berjumlah 20 
orang. Data ini diperoleh dari Rumah Sakit Umum Sinar Kasih Tentena dan 
dikuatkan dengan data di posko korban bom di Kantor Sinode GKST Tentena. 
Sedangkan jumlah korban luka terus bertambah. Hingga kemarin, jumlahnya menjadi 
73 orang. 

      Bom Bunuh Diri 
      Hingga kemarin, masih terjadi kesimpangsiuran menyangkut jumlah korban 
tewas. Ada yang menyebut angka 20, 21, dan 22 orang. Kesimpangsiuran lain 
terkait ada atau tidaknya korban tewas yang belum diketahui identitasnya. 
Menurut laporan Radar Sulteng (Grup Batam Pos), jumlah korban tewas sampai 
kemarin 20 orang dan semuanya sudah diketahui identitasnya. 

      Menurut sumber resmi Mabes Polri, ada seorang korban meninggal yang belum 
teridentifikasi. Sehingga, Mabes Polri menduga, bom yang meledak di Pasar 
Tentena itu adalah bom bunuh diri. Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri 
Brigjen Pol Soenarko Danu Ardhanto menyatakan, untuk membuktikan dugaan 
tersebut, Mabes Polri telah mengirimkan 60 personel dari Jakarta ke Tentena. 

      Tim tersebut terdiri atas tim olah TKP, tim identifikasi, tim kedokteran 
polisi, dan tim laboratorium forensik. Personel tambahan yang dikirim ke 
Tentena itu dipimpin langsung dua perwira tinggi Mabes Polri berpangkat 
jenderal. Namun, Soenarko tidak bersedia menyebutkan nama perwira tinggi 
tersebut. ''Beri kesempatan kepada mereka untuk bekerja,'' ujarnya. 

      Menurut Soenarko, pihaknya menggunakan pendekatan identifikasi kejahatan 
secara ilmiah untuk mengungkap pengeboman. Metode itu terbukti sukses 
mengidentifikasi pelaku dalam kasus bom Bali, bom Kuningan, dan bom di Hotel JW 
Marriott. 

      Selain tim olah TKP, Mabes Polri mengerahkan 166 tambahan personel dari 
kesatuan Brimob dan Samapta yang di-BKO-kan (bawah kendali operasi) ke Polda 
Sulawesi Tengah untuk melengkapi tambahan 72 personel tim reserse dan intelijen 
yang dikirim sebelumnya. 

      Tim penyidik hingga kini telah mendapatkan gambaran pelaku. Namun, untuk 
memastikannya, petugas sedang mengumpulkan alat bukti serta keterangan dari 12 
saksi. Para saksi yang sudah diperiksa itu adalah orang-orang di sekitar tempat 
kejadian perkara dan korban bom selamat. 

      Copot Kapolri 
      Menanggapi kemungkinan Presiden SBY akan mencopot Kapolri Jenderal Pol 
Da'i Bachtiar karena dinilai gagal menciptakan keamanan terkait ledakan bom di 
Tentena, staf khusus presiden Heru Lelono tak mau banyak berkomentar. Dia hanya 
menyatakan bahwa presiden pasti akan meminta pertanggungjawaban seluruh pihak 
terkait atas bobolnya sistem intelijen. 

      Menurut dia, SBY meminta agar seluruh aparat keamanan bekerja serius, 
khususnya mencegah dan menangkap pelaku peledakan bom. Termasuk, menangkap 
aparat yang terbukti terlibat aksi terkutuk tersebut. 

      Sementara itu, Ketua DPR Agung Laksono mendesak agar aparat keamanan 
segera menangkap pelaku pengeboman di Poso. Dia juga meminta agar pemerintah 
segera mengganti Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar karena hingga sekarang tak 
mampu menepati janjinya untuk menangkap dua gembong teroris, yakni Noordin Mohd 
Top dan Dr Azhari Husin. 
      Tidak hanya itu. Agung juga mendesak agar pemerintah segera menarik 
seluruh pimpinan aparat keamanan yang bertugas di Tentena, Poso. Dia menilai, 
manajemen operasional pertahanan yang dilakukan aparat keamanan selama ini 
sangat lemah. Sehingga, para teroris bisa leluasa beraksi. ''Kami meminta 
aparat keamanan di Poso diganti,'' tegasnya. 

      ''Kalau tak becus menangkap pengebom Poso, copot saja Jenderal Da'i 
Bachtiar dari jabatan Kapolri. Dulu dia berjanji mau menangkap Dr Azhari dan 
Noordin Mohd Top. Tapi, buktinya, sampai sekarang belum ketangkap,'' ujar Nurul 
Komar, anggota Fraksi Partai Demokrat. 

      Dikatakan, wajar Presiden SBY marah dan sedih atas terjadinya pengeboman 
di Poso. Sebab, ada modus, setiap presiden berkunjung ke luar negeri, selalu 
ada letupan-letupan bom. ''Ada indikasi, presiden dikerjain lewat Poso. Saya 
pikir, otak dan pengebom Poso pantas ditembak mati. Mereka harus segera 
ditangkap, diadili, dan ditembak mati,'' ungkap pelawak yang kini menjadi 
anggota Komisi X DPR tersebut. 

      Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat Jhoni Allent Marbun menyatakan, kasus 
Poso memang by design. Kalau merasa tak mampu menangani kasus Poso, lebih baik 
Kapolri diganti atau mengundurkan diri secara sukarela. ''Demi pembelajaran 
politik ke depan, pejabat yang tak mampu harus mengundurkan diri. Jadi, dalam 
kaitan ini, sebaiknya Kapolri mengundurkan diri. Apalagi, dia sudah memasuki 
masa pensiun,'' katanya.(noe/ip/hps/abd/lib/jpnn) 
        


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/MCfFmA/SOnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke