Definisi Tuhan
Demi untuk memudahkan kaji, sebaiknya kita mulai
dengan memberikan definisi tuhan, supaya pengertian
kita sama. Tentu definisi yang paling tepat ialah yang
diambil dari pemahaman akan pengertian tuhan menurut
yang dijabarkan di dalam al-Qur'an. Untuk itu, perlu
kita sadari dua kenyataan terpenting, yang pasti akan
kita peroleh apabila kita kaji dengan sungguh-sungguh
kandungan al-Qur'an.

Kenyataan pertama ialah, di dalam al-Qur'an kita tidak
pernah menemukan suatu ayat pun yang membicarakan
atheist atau atheisme. Suatu hal yang kiranya sangat
penting kita fikirkan mengingat kenyataan di zaman
modern ini jutaan manusia telah menyatakan diri mereka
sebagai "atheist" atau "orang yang tidak bertuhan".
Setiap orang yang berideologi komunis mengaku, bahwa
mereka tidak bertuhan (atheist). Mendiang Chou Eng
Lai, perdana menteri RRC, pernah berpidato di
alun-alun Bandung, ketika ia berkunjung ke sana semasa
konperensi Asia-Afrika dahulu (1955) dengan bangga
mengatakan, bahwa mereka sebagai komunis dengan
sendirinya tidak bertuhan. Kalau kita jumlahkan rakyat
RRC dengan Rusia ditambah dengan semua negara
satelit-satelitnya yang menganut faham komunis, maka
kira-kira sepertiga penduduk dunia sekarang ini adalah
atheist, jika yang dikatakan bekas perdana menteri
Cina itu benar.

Sungguh suatu tanda tanya besar bagi setiap Muslim,
yang yakin akan kesempurnaan kitab sucinya. Mungkinkah
Allah telah "lupa" menyebutkan kenyataan ini, sehingga
al-Qur'an tidak menyebut sama sekali akan atheist dan
atheisme ini. Akibatnya, ialah kamus bahasa 'Arab sama
sekali tidak mengenal istilah atheist itu. Memang,
orang-orang 'Arab modern sekarang ini mempergunakan
perkataan "mulhid" untuk "atheist", dan "ilhad" untuk
atheisme, namun kalau kita selidiki di dalam al-Qur'an
perkataan "mulhid dan ilhad" artinya sangat jauh dari
"atheist dan atheisme". Perkataan "ilhad" berasal dari
kata "lahada" yang artinya "menggali lobang atau
terjerumus ke dalam lobang galian". Ingat, dalam
bahasa Indonesia pun kita mengenal "liang lahad", yang
berasal dari kata Arab "lahada" ini. "Mulhid" dalam
al-Qur'an artinya kira-kira "orang yang terjerumus di
dalam kesesatan", jadi tidak ada hubungannya dengan
arti harfiah dari atheist.

Kenyataan kedua ialah, perkataan "ilah", yang selalu
diterjemahkan "tuhan". Di dalam al-Qur'an dipakai
untuk menyatakan berbagai objek, yang dibesarkan atau
dipentingkan manusia. Misalnya, di dalam ayat Q. 45:23
dan Q.25:43.

"Tidakkah kamu perhatikan betapa manusia meng-ilahkan
keinginan-keinginan pribadi mereka .?"
Dalam ayat Q. 28:38, perkataan "ilah" dipakai olch
Fir'aun untuk dirinya sendiri:

"Dan Fir'aun berkata: 'Wahai para pembesar, aku tidak
menyangka, bahwa kalian masih punya ilah selain
diriku'."
Dari contoh ayat-ayat tersebut di atas, ternyata
perkataan "ilah" bisa mengandung arti berbagai benda,
baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi) maupun
benda nyata (Fir'aun atau raja, atau penguasa yang
dipatuhi dan dipuja). Dari dua kenyataan di atas
dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut: Tidak
adanya perkataan atheist dan atheisme di dalam
al-Qur'an membuktikan, bahwa tidak mungkin manusia itu
tidak bertuhan.

Faham atheisme adalah omong kosong, tidak logis, dan
tidak masuk 'akal. Menurut logika al-Qur'an: setiap
orang mesti bertuhan. Alternatip yang mungkin ialah
bertuhan satu (monotheist) atau bertuhan banyak
(polytheist = bcrluhan lebih dari satu). Oleh karena
itu, perkataan "ilah" di dalam al-Qur'an juga dipakai
dalam bentuk tunggal (mufrad: ilaahun), ganda
(muthanna: ilaahaini), dan banyak (jama': aalihatun).
Bertuhan nol atau atheisme tidak mungkin. Untuk dapat
mengerti dengan tuntas akan masalah ini dapatlah kita
buat definisi "tuhan" atau "ilah" yang tepat,
berdasarkan logika al-Qur'an sebagai berikut:

Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap
penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga
manusia merelakan dirinya dikuasai (didominir) olehnya
(sesuatu itu).

Perkataan "dipentingkan" hendaklah diartikan secara
luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai,
diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan
kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk pula
sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau
kerugian. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah memberikan
definisi al ilah sebagai berikut:

Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan
hati; tunduk kepadanya, merendahkan diri di
hadapannya, takut dan mengharapkannya, kepadanya
tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan,
berdo'a dan bertawakkal kepadanya untuk kemaslahatan
diri, meminta perlindungan dari padanya, dan
menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan
terpaut cinta kepadanya. (Dr. Yusuf Qardawi: "Tauhid
dan Fenomena Kemusyrikan, (Haqiqat Al-Tauhid)
terjemahan H. Abd. Rahim Haris, Pustaka Darul Hikmah,
Bima, hal. 26 - 27).

Berdasarkan definisi ini dapatlah difahami, bahwa
tuhan itu bisa berbentuk apa saja, yang dipentingkan
oleh manusia. Yang pasti ialah manusia tidak mungkin
atheist, tidak mungkin tidak bertuhan. Berdasarkan
logika al-Qur'an bagi setiap manusia mesti ada sesuatu
yang dipcrtuhankannya. Dengan demikian, maka
orang-orang komunis itu pun pada hakikatnya bertuhan
juga. Adapun tuhan mereka ialah ideology atau
angan-angan (Utopia) mereka, yaitu terciptanya
"masyarakat komunis, di mana setiap orang boleh
bekerja menurut kemampuan masing-masing dan
mendapatkan penghasilan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing", sebagai yang dirumuskan dengan jelas
oleh pemimpin mereka, Lenin, di dalam manifesto
communisme-nya: "From everyone according to his
ability, and for everyone according to his need."
Ungkapan inilah yang diterjemahkan oleh para pemimpin
mendiang PKI (Partai Komunis Indonesia) dahulu dengan
slogan: "sama rata sama rasa". Orang komunis
sebenarnya memimpikan terciptanya suatu masyarakat
bertata ekononii yang "adil sempurna".

Impian seperti ini tiada bedanya dengan impian setiap
orang Kristen yang taat akan apa yang mereka namakan
"Kerajaan Allah" atau "Kingdom of God". Oleh karena
itu, Toynbee pernah mengatakan, bahwa komunisme itu
tiada lain melainkan kekristenan yang dipalsukan,
suatu lembaran sobekan Bible, yang diperlakukan
seolah-olah seluruh kitab suci itu, yang kemudian
dijadikan senjata untuk menembaki kebudayaan Kristen
(Barat). Dalam bahasa Toynbee sendiri:

"You may equally well call Marxism a Christian heresy,
a leaf torn out of the book of Christianity and
treated as if it were the whole Gospel. The Russians
have taken up this western heretical religion,
transformed it into something of their own, and are
now shooting at us. This is the first shot in the
anti-Western counter-offensive ". (Civilization on
Trial, p. 221 )
Sebahagian orang ada yang menganggap dirinya
sedemikiran pintarnya, sehingga ia merasa tak perlu
bcrtuhan. Mereka mengatakan, bahwa mereka tidak perlu
kepada sesuatu yang tak dapat dibuktikan. Merekapun
menolak jika dikatakan atheist. Mereka menamakan diri
mereka agnostic. Salah seorang tokoh orang-orang
agnostic ini yang terkemuka ialah mendiang Bertrand
Russel, ahli falsafah dari Inggris, yang pernah
diundang dengan hormatnya untuk memberikan kuliah pada
beberapa universitas di Amerika Serikat di awal tahun
empat-puluhan. Kuliah-kuliah yang disampaikannya telah
sempat menimbulkan kemarahan tokoh-tokoh Kristen
Amerika, terutama Bishop Manning dari Gereja
Episcopal, karena dianggap "sangat bertentangan dengan
agama dan nilai-nilai moral". Memang Russel
berpendirian, bahwa "semua agama yang ada didunia ini
Budha, Hindu, Kristen, Islam, dan Komunisme " adalah
palsu dan berbahaya" ("I think all the great religions
of the world --Buddhism, Hinduism, Christianity,
Islam, and Communism-- both untrue and harmfull"),
karena itu ia menentang semua agama.

Sangat menarik perhatian kita ialah, sama dengan
Toynbee, Russel pun menganggap komunisme sebagai
agama. Kalau kita baca bukunya yang terkenal: "Why I
Am Not a Christian" (Mengapa Saya Bukan Seorang
Kristen), maka dapat kita simpulkan, bahwa ia tokh
bertuhan juga. Russel, pada hakikatnya, telah
mempertuhankan 'aqalnya. Selama ia bisa konsisten,
sebenarnya masih lumayan, terutama jika dibandingkan
dengan orang yang bertuhankan hawa nafsunya. Tetapi,
mungkinkah seseorang senantiasa consistent .?

Berdasarkan pengertian "ilah" atau tuhan yang telah
diberikan definisinya di atas, maka dapat pula secara
logika dibuktikan, bahwa tidak ada manusia yang mampu
berfikir logis, yang tidak punya tuhan. Bahkan bisa
dibuktikan, bahwa tidak mungkin bagi manusia tidak
punya sesuatu kepercayaan. Apabila seseorang
mengatakan: "saya tidak percaya kepada sesuatu apa
pun," maka ia akan dihadapkan kepada suatu
kontradiksi, karena pernyataan tersebut mengandung
pembatalan diri. Jika benar ia tak pcrcaya kepada
sesuatu apapun, maka kalimat itupun ia harus sangkal
kebenarannya. Jika tidak, maka terbukti ia tokh masih
punya satu kepercayaan, yaitu kebenaran pernyataan
tersebut, maka sikap itu bertentangan pula dengan arti
kalimat itu. Jadi kalimat itu tidak logis, dan tidak
mungkin terucapkan oleh seseorang yang mampu dan mau
berfikir logis.
 
------------------------------------------------------
Kuliah Tauhid 
Ir. Muhammad 'Imaduddin 'Abdulrahim M.Sc. 
Diterbitkan oleh Pustaka-Perpustakaan Salman ITB 
Bandung, 1400H, 1980 
Cetakan 1, 1979, dan cetakan 2 1980 
(Muhammad 'Imaduddin 'AbdulRahim Ph.D., KULIAH TAWHID,
Yayasan Pembina Sari Insan (YAASIN), Jakarta, 1993) 
 



        
                
__________________________________ 
Yahoo! Mail - PC Magazine Editors' Choice 2005 
http://mail.yahoo.com


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/ons1pC/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Kirim email ke