Mengatakan, umat Islam di Indonesia tak memeluk erat Kitab Suci, 
adalah menganggap enteng sebagian besar penduduk kita, yang 
sebenarnya saleh. Kita lihat terutama di pedalaman. Di Sumatra, 
Kalimantan, Sulawesi selatan, Gorontalo, Maluku utara. Mereka dengan 
jujur menjalankan ibadah agama mereka.

Tentu ada yang bermaksiat ria, dan memakai Kitab Suci sebagai 
symbol, namun ini sekedar minoritas. Tak mungkin, sebagian besar 
penduduk Muslim Indonesia bermaksiat dan memakai Kitab Suci sekedar 
sebagai symbol. Ini saya lihat pada beberapa tetangga saya, atau 
dalam keluarga besar kami, yang hidup di pantai utara.

Mereka saleh. Luar dalam. Juga banyak kelompok pengajian, yang 
membahas isi Kitab Suci. Mereka menjauhi minuman keras, hidup yang 
maksiat, dlsb. Juga di NAD Islam dijalankan secara serious.

Di Eropa, agama TIDAK ditinggalkan. Hanya mereka tak memakai 
langsung peraturan agama sebagai peraturan negara, karena kesadaran, 
dalam negara hidup banyak unsur agama, yang tak mungkin menjalankan 
peraturan SATU agama. Jerman, misalnya 50-50, antara Katholik dan 
Protestant. Austria, sebagaimana Italia, Polandia, Portugal, Spanyol 
adalah negara Katholik ketat.

Disini, mereka mewujudkan nafas agama dalam kehidupan se hari hari, 
misalnya taat hukum, solidaritas sosial, disiplin kerja, keteraturan 
hidup termasuk dalam pelaksanaan peraturan.

Otoritas agama hanya ada pada gereja Katholik Roma dengan Sri Paus 
di Vatican. Pemeluk Protestant tidak mengenal otoritas agama.
Otoritas agama tak berarti mereka tunduk seratus persen, karena 
mereka sadar, pemimpin agama hanya manusia, yang sering melakukan 
kesalahan. 

Kemajuan mereka, juga bangsa bangsa Non Kristen, seperti Korea, 
jepang, Tiongkok, Singapura, karena mereka menjalankan nafas 
keagamaan itu dalam hidup se hari hari, bukan fanatik membabi buta 
mengikuti Kitab Suci. karena itu, dengan dasar ethos kerja, 
disiplin, taat hukum dunia mereka pimpin.

Mbak tahu, tak satupun negara bermayoritas Muslim memimpin dunia, 
dalam segi ekonomi, politik, tekhnology dan science. mengapa, mbak 
dapat kaji sendiri dengan jujur.

Kaitan agama dan kehidupan bermasyarakat dapat kita perhatikan 
dengan jujur, dan analitis. Tak ada negara yang bangkit justeru 
karena fanatik beragama. Atau berdasarkan kesalehan semata. Selain 
saleh harus bernalar kuat, displin, dan kerja keras.

Salam

danardono








--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Siapa bilang di Indonesia memeluk erat kitab suci? Percaya 
takhayul 
> terus, kitab suci dipeluk sih teruuuus....??? Mereka sudah 
termakan 
> isme "untuk meninggalkan (agama/AlQur'an) dari segi kehidupan 
> keseharian sosialnya. Agama hanya untuk kehidupan pribadi saja. 
> Agama adalah momok. Lihat contoh di Barat: mereka berhasil karena 
> meninggalkan agama." Padahal dengan meninggalkan agama, ambleslah 
> sudah. Duniawi gak kekejar, akidah gak punya juga.
> 
> Islam di Indonesia (mungkin juga dinegara Islam lainnya) itu hanya 
> ketat pada simbol-simbol. AlQur'an dipajang, tak pernah digali. 
> Kalau ada kelahiran, pernikahan dan kematian baru dibaca. Sekedar 
> dibaca dan dikumandangkan dengan indah.
> Nilai2 intinya masih belum membumi. Masih terprivatisasi. Banyak 
> pejabat yang ngakunya Islam, tapi masih korupsi. Koruptor itu kan 
> tidak akan pernah merasa puas dan kenyang. Selalu lapar dan haus.
> Sulit menjadi pejabat yang istiqamah, itu merupakan suatu tanda 
> AlQur'an masih terprivatisasi. Umat Islam masih lebih mencintai 
dan 
> silau akan keduniawian, takut hidup susah! AlQur'an dibaca untuk 
> orang-orang susah/bermasalah aja supaya bisa bersabar mengarungi 
> kesulitan hidup. 
>  
> Ulamanya (orang2 pinter dalam agama) juga masih senang mengurusi 
> sesuatu hal yang gak prioritas, sehingga buang energi. Gak tau ini 
> karena "invisible hand" atau enggak sehingga ulama disibuki dengan 
> urusan ecek-ecek yang menghabiskan energi sehingga masalah yang 
> lebih krusial terabaikan.
> 
> Di Eropah tempat Mbah tinggal dapatkah mewakili seluruh eropah? Di 
> Eropah tempat mbah tinggal bukankah itu sekuler yang berarti agama 
> Kristen sudah gak ada urusannya sama negara? Apakah hukum2 yang 
> berlaku di negara itu diambil dari dogma2 agama Katolik yang dari 
> Bible? Menurut sejarah Eropah di abad kegelapan, mereka mencari 
> bentuknya sendiri di luar ajaran dan dogma Kristen karena mereka 
> muak dengan dogma Kristen saat itu. Ketika mereka berhasil dengan 
> sekularisasi kini, apakah agama Kristen bisa mengklaim itu semua 
> karena ketaatan mereka pada Bible? atau karena kitab suci mereka 
> yang mensuply bentuk dan hukum negara? Kini, Gereja sudah punya 
> otoritas sendiri dengan pundi-pundi pajaknya dan negara sudah 
punya 
> otoritas sendiri pula. Padahal. katanya Holy Grail, bukan begitu 
> maksud Sang Yesus...:-)
> 
> Kalau memang gereja yang mbah kunjungi itu penuh, penuh dengan 
> siapa? Penuh dengan orang pendatang atau penduduk pribuminya? Saya 
> gak tau informasi terbaru. Informasi yang didapat di thn 1993 
> mengatakan telah terjadi penurunan jumlah orang beragama di 
Austria. 
> Bisa di googling di wikipedia juga. Decline for decades...katanya 
> terutama Katolik Roma...
> 
> Mungkin saja kemuakan yang terjadi pada jaman kegelapan tsb 
> tercermin pada kisah Davinci Code, dimana orang2 pintar sudah muak 
> dengan kegiatan2 terselubung dari gereja vatikan? Anggap saja ini 
> Lina Code.
> 
> NAD? Terlalu banyak kepentingan disana. Dan saya juga tidak 
menilai 
> sebagian besar umat Islam di NAD itu erat menjalankan perintah 
> AlQur'an. Simbolnya saja: Serambi Mekah. Itulah Indonesiana, masih 
> mementingkan simbol.
> 
> wassalam,
> 
> 
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO" 
> <rm_danardono@> wrote:
> >
> > Kapan sih umat Islam Indonesia meninggalkan Al Quran? Setahu 
saya 
> > Islam di Indonesia ketat sekali, dan ini mencakup 99% umat Islam 
> di 
> > Indonesia.
> > 
> > Eropa maju karena: kerja keras, taat hukum disiplin, pegang 
nalar. 
> > Ini saya alami dari dekat lho, berdarsa warsa darsawarsa. Bukan 
> > karena menjauhi agama. Agama jalan terus tu? mau lihat kemari? 
> > Geraja dimana kami sekeluarga pergi selalu penuh. Disetiap 
gedung 
> > pemerintah ada salib. Rumah sakit yang terkemuka , selain milik 
> > negara, adalah RS Katholik. Apanya yang meninggalkan agama?
> > 
> > Indonesia, dan HAMPIR SEMUA negara berumat Islam, amburadul, 
walau 
> > memeluk erat erat Kitab Suci. Gimnana nih mbak? Apa iya jepang, 
> > Korea, taiwan meninggalklan Tripitaka? Singapura meninggalkan 
> > Konghgucu? nggak lahhh. maju ya maju aja...
> > 
> > India? Yang memeluk Hinduisme erat erat kini mulai meloncat 
maju? 
> > bagaimana dengan Negara Aceh Darussalam?
> > 
> > Salam
> > 
> > Danardono
> > 
> > 
> > 
> > --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <linadahlan@> 
> > wrote:
> > >
> > > Di Eropah, gereja bisa disalahkan
> > > Di Indonesia, Mesjid bisa disalahkan? 
> > > Di Indonesia, Partai Politik Agama bisa disalahkan?
> > > Apa yang bisa disalahkan di Indonesia ini?
> > > 
> > > Eropah maju karena meninggalkan gereja, agama Kristen 
> > (meninggalkan 
> > > Bible)
> > > Akankah Indonesia maju meninggalkan agama Islam (meninggalkan 
> > > AlQur'an)?
> > > 
> > > Samakah kedua kultur sosial antara Eropah dan Indonesia yang 
> > > menyebabkan kejengkelan? Bisakah diambil generalisasi dari 
sosio 
> > > kultur yang berbeda? Atau sadarkah kita bahwa kita memang 
sedang 
> > di 
> > > giring akan image bahwa agama itu racun negara?
> > > 
> > > Kalau di Eropah, dengan segala sosial kultur mereka, telah 
> memilih 
> > > sekularisme, Di Indonesia, Ukhuwah Islamiyah ala cak Hut perlu 
> > > dipraktekan...:-)
> > > 
> > > wassalam,
> > > --- In ppiindia@yahoogroups.com, Nugroho Dewanto <ndewanto@> 
> > > wrote:
> > > >
> > > > 
> > > > 
> > > > tepat sekali cak huttaqi,
> > > > 
> > > > eropa pernah mengalami perang agama selama 30 tahun
> > > > yang sangat mengerikan. perang dari 1568-1598 itu terjadi
> > > > karena perbedaan tafsir agama antara penganut katolik
> > > > dan protestan dan menewaskan jutaan manusia.
> > > > 
> > > > akibat perang agama itu, dan kejengkelan yang memuncak
> > > > pada gereja yang menindas ilmu pengetahuan, eropa
> > > > akhirnya memilih sekularisme --negara tak berdasar agama
> > > > atau netral agama.
> > > > 
> > > > apakah indonesia mau mengulang sejarah kelam eropa?
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > At 08:57 AM 6/19/06 +0700, you wrote:
> > > > 
> > > > >mas...al Quran mutlak benar memang iya..
> > > > >tapi dalam tataran terjemah saja sudah ada perbedaan, bisa 
> > > sampeyan lihat
> > > > >dibeberapa terjemah semisal dari tim depag, dari bachtiar 
> > surin, 
> > > dari a
> > > > >hassan,dll.
> > > > >apalagi dalam tataran tafsir..tambah bejibun..
> > > > >apalagi dalam tataran takwil...mm...
> > > > >
> > > > >dan ketidak pahaman bahwa persepsi tentang al Quran itu 
bisa 
> > > berbeda,
> > > > >ditambah dengan semangat untuk membela pendapatnya sendiri-
> > > sendiri itulah
> > > > >yang kemudian memperlebar masalahya...
> > > > >
> > > > >Adanya perbedaan adalah kewajaran..dan kita belum terbiasa 
> > > menganggap
> > > > >perbedaan itu sebagai hal yang wajar...
> > > > >
> > > > >yang sudah biasa adalah anggapan bahwa perbedaan adalah 
> sebuah 
> > > perselisihan
> > > > >dan sebuah pertentangan..malah kadang dianggap sebagai 
sebuah 
> > > perlawanan
> > > > >atau pemberontakan terhadap pendapat yang sudah mapan :)
> > > > >
> > > > >----- Original Message -----
> > > > >From: "Samsul Bachri" <<mailto:samsul%40komi.co.id>samsul@>
> > > > >To: <<mailto:ppiindia%
> > 40yahoogroups.com>ppiindia@yahoogroups.com>
> > > > >Sent: Saturday, June 17, 2006 8:15 AM
> > > > >Subject: Re: [ppiindia] PECAH BELAH BANGSA INDONESIA 
SEKARANG 
> > > INI...
> > > > >
> > > > > > Bung Huttaqi, niscaya tak akan ada perpecahan jika semua 
> > orang 
> > > islam
> > > > > > membaca
> > > > > > AlQuran sbagai acuan tertingginya. Bukankah sudah 
> dikatakan 
> > > bahwa
> > > > > > "...berpegang teguhlah kepada tali Allah dan jangan 
> bercerai 
> > > berai". Itu
> > > > > > artinya jika orang Islam tahu skala prioritas, maka 
mereka 
> > akan
> > > > > > mendahulukan
> > > > > > AlQuran dibandingkan masalah khilafiyah lainnya. Itu 
> > prioritas 
> > > saat ini.
> > > > > >
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > > >
> > >
> >
>






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/B6DZeC/bOaOAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke