Aku sudah kembali dari Jakarta. Sebelumnya sempat ngeluyur ke Jatim 
(aduh... ada lumpur panasnya Lapindo!!!) dan Bali (ada apa di 
Bali?). Catatan ini aku tulis di Washington DC.

Sebenarnya aku ke Bali itu ada acara kesenian di Candi Dasa dan di 
Ubud. Panjang deh ceritanya, tapi singkatnya adalah aku sempat isi 
acara diskusi dan baca puisi. Bali bikin betah deh! Tapi Jakarta 
tidak menyenangkan lagi, terutama akibat semrawutnya lalulintas dan 
kebisingannya dan panasnya dan nyamuknya dan ...

Bali memang masih sepi dari turis sejak bom yang kedua kalinya 
diledakkanitu. Turis masih takut. Agen perjalanan tidak berani 
merekomendasikan langganannya untuk ke Bali. Padahal Bali sih 
menurut aku aman dan membuat aku jadi betah.

Di Bali sekarang ada gerakan membangkitkan semangat bekerja dan 
bersaing untuk kalangan orang Bali terutama yang beragama Hindu. 
Gara-gara hebatnya yang namanya bisnis turisme, maka rame-ramelah 
orang Bali (yang Hindu dan non-Hindu) menggerayangi bisnis yang 
menghasilkan dolar ini! Ya, yang masuk kantung mereka itu sih tidak 
banyak dalam arti prosentasenya, tidak sampai 10 persen sih, memang, 
tapi kalau diterjemahkan ke dalam rupoiah ya tergolong tinggilah! 
Yang lebih banyak mengalirnya ke kantung infvestor dari Jawa dan 
luar negeri tentu saja! Yang bekerja keras untuk meladeni para turis 
memang orang Bali. 

Nah, yang "bukan orang Bali" bagaimana? Mereka ini pendatang, 
umumnya dari Jawa Timur yang penduduknya padat dan banyak yang 
miskin itulah! Mereka ini siap bekerja keras untuk pekerjaan macem 
apa saja.

Gara-gara konsentrasi Orang Bali pada pariwisata, maka banyak 
lowongan kerja yang terbuka untuk pendatang yang mau melakukan 
kerja "kotor" dan "rendah" seperti manen padi di sawah, mencangkul 
lumpur, dll. Juga kerjaan di dapur restoran, angkut sampah, dll. 
Jualan bakso keliling di bawah terik panas. Juga buka rombong jualan 
kecil-kecilan ini dan itu. Langganan mereka adalah Orang Bali itu 
tadilah!

Jadi, yang langsung dapat kerjaan meladeni turis itu umumnya ya 
Orang Bali, sebab mereka faham seluk beluk alam dan adat Orang Bali. 
Yang pendatang mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Orang Bali.

Maka ketika bom meledak untuk pertamakalinya, keadaan guncang! 
Bisnis pariwisata terpukul hebat! 

Itu terjadi di daerah-daerah yang punya bisnis pariwisata seperti 
sekitar Denpasar, Gianyar, Kelungkung, Karangasem dan belakangan 
menyusul Singaraja. Tapi daerah seperti Jemberana (ibukotanya 
Negara) tempat kelahiran saya, keadaan itu tidak berlaku. Ekonominya 
aman. Tidak bergantung kepada turisme. Demikian juga di daerah-
daerah yang punya bisnis turis tadi, masih ada sektor-sektor ekonomi 
yang tidak terganggu oleh adanya bom pertama itu tadi.

Namun demikian, bom pertama itu tidaklah menyebabkan keadaan 
perekonomian turisme sama sekali ambruk. Malah kemudian tampak 
adanya kepulihan kembali. Harapan pun ada.

Tapi ketika ada bom kedua meledak kembali di Bali, maka ekonomi 
turisme itu benar-benar ambruk sama sekali, sampai sekarang! 
Kemiskinan mulai tampak di Bali, meskipoun tidak sampai muncul 
pengemis di jalan-jalan seperti di Jawa. Bali tidak pernah kenal 
pengemis, kecuali satu kali yaitu gara-gara meletusnya Gunung Agung 
dahulu kala itu saja.

Dalam keadaan ambruk itulah muncul gerakan yang agak berbau "Bali 
Sentris" yang tujuannya sebenarnya mulya, yaitu membuat agar Orang 
Bali tidak malu mengerjakan pekerjaan "kotor" dan "kasar". Ini 
berarti mereka ini akan menggusur posisi para pandatang yang 
menguasai sektor ini. Mulailah tampak slogan-slogan, bahkan tindakan-
tindakan kasar yang tidak mengenakkan para pendatang. Ekses ini 
sedang marak bagaikan bara di bawah sekam di seluruh pelosok Bali. 
Ada yang mencemaskan hal ini, dan mulailah mereka melakukan kritik 
terhadap ekses-ekses ini lewat media. Polemik yang mengtengahkan isu 
ini akan masuk ke ranah politik lokal Bali, terutama untuk 
memperebutkan kursi Gubernur. Balon Cagub sudah tampak pasang kuda-
kuda dengan mengeluarkan dana besar untuk menunjang gerakan koperasi 
dan semacamnya yang bisa menggaet Wong Cilik korban ambruknya 
ekonomi turisme paska bom kedua itu.

Apakah akan muncul isu agama nanti? Saya percaya hal ini tidak akan 
ada, karena kami yang beragama islam di Bali tetap diaku 
sebagai "Nyame Slam" (=saudara yang beragama Islam). Jadi, isunya 
adalah "anti pendatang" dengan motivasi merebut kembali lahan 
ekonomi yang ditinggalkan demi turisme itu.


Ikra.-
======






***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://standraise.corp.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://standraise.corp.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke