Foto Fir'aun Ramses 2 ada di:
http://www.media-islam.or.id
Benar
kiranya jika Al Qur’an disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak,
ternyata ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan di abad ke 7 masehi di
mana ilmu pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu
rata dan matahari mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan
modern yang baru-baru ini ditemukan oleh manusia.
 

Sebagai contoh ayat di bawah:

“Dan
apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka 
mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa:30]

 

Saat
itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu.
Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang menyatakan
bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian
akhirnya pecah menjadi sekarang ini.

 

Kemudian
ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu
pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah
satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada
kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.

 

Tatkala
merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa
masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.

 

“Dan
Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al
Qur’an, 21:33)

 

Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi 
bergerak dalam garis edar tertentu:

 

“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha 
Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)

 

Langit yang mengembang (Expanding Universe)

 

Dalam
Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih
terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut
ini:

 

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami 
benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)

 

Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang 
dicapai ilmu pengetahuan masa kini.

 

Sejak
terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara
terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan
peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang
ditiup.

 

Hingga
awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia
ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada
sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan
perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa
alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus
“mengembang”.

 

Pada
awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli
kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan
menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.

 

Fakta
ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929.
Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom
Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak
saling menjauhi. 

 

Gunung yang Bergerak

 

“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal 
ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27:88]

 

14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun 
dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.

 

Gerakan
gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka
berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang
lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah,
seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa
benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun
kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika
mereka bergerak saling menjauhi.

 

Para
ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun
1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah
dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915,
sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan
bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini
terletak di kutub selatan.

 

Sekitar
180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang
masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau
benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia,
Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri
dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun
setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi
daratan-daratan yang lebih kecil.

 

Benua-benua
yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada
permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per
tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas
antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.

 

Pergerakan
kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di
awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana
berikut:

 

Kerak
dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi
atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan
utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng
tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa
benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan
berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut
terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi
secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi
sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe;
General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s.
30)

 

Ada
hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut
Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya
perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah
“continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan
ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C.,
1978, s.12-13)

 

Tidak
dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta
ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah
dinyatakan dalam Al Qur’an.

 

“Dan
Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan
dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali
bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22)

 

Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia

 

“Alif,
Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan
mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi).
Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an,
30:1-4)

 

Ayat-ayat
ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun
setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia,
ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat
ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu
itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya
mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi
merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa
Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran
Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas
Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar
emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang
untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan
Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik
keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia,
yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren 
Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University 
Press, 1997, s. 287-299.)

 

Diselamatkannya Jasad Fir’aun

 

“Maka
pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10:92]

 

Maurice
Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi
Ramses II dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat
tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di
Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan
oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.

Injil
& Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya
Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh
Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

 

Perhatikan
bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan
tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat
ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Namun Al-Quran 
bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad 
saw).

 

Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan

 

Al
Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam
tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih
umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.

 

“Maha
Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari
apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa
yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36:36]

 

Kita
dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang
manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia
tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang
berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling
besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting
adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara
rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan
dengan Sains masa ini.

 

Meskipun
gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan,
atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini,
cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris,
Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan,
dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan
ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan
lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang
berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron
anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta
ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:

 

“…setiap
partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan
hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan
berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap
saat, di setiap tempat.”

 

Semua
ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan
dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar
angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan
dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara
ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur’an diturunkan. 

Tulisan
di atas hanyalah sebagian kecil dari keajaiban Al Qur’an yang ada dan
ternyata sesuai dengan ilmu pengetahuan modern. Bagi yang ingin tahu
lebih banyak silahkan baca buku referensi di bawah. 

 

Jelas Al Qur’an itu benar dan tak ada keraguan di dalamnya.

 

”Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang 
bertaqwa” [Al Baqarah:2]

 

Jika
agama lain bisa punya lebih dari 4 versi kitab suci yang berbeda satu
dengan lainnya, maka Al Qur’an hanya ada satu dan tak ada pertentangan
di dalamnya:

 

”Maka
apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu
bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang
banyak di dalamnya.” [An Nisaa’:82]

 

Al
Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang bisa dihafal jutaan manusia
(Hafidz/penghafal Al Qur’an) sehingga keaslian/kesuciannya selalu
terjaga.

.

 

Sumber:

Harun Yaya

 

Mukjizat Al Qur’an, Prof. Dr. Quraisy Syihab

 

BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern

Dr. Maurice Bucaille

Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science

Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi

Penerbit Bulan Bintang, 1979

Kramat Kwitang I/8 Jakarta

 

http://harry.sufehmi.com/archives/2006-06-15-1181/ 
===
Saat ini ada kelompok yang ingin menghapus hukuman mati bagi pembunuh sadis. 
Padahal hukuman mati (qishash) diwajibkan dalam Islam.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash (hukum mati) 
berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh..[Al Baqarah:178]  
Bagi yang ingin menegakkan ajaran Islam (hukum Qishash) luangkan 1 menit waktu 
anda untuk mengklik:
http://www.petitiononline.com/promati
 
Dan klik tombol "Sign the Pro dan Setuju Hukuman Mati"




__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke