saya setuju sekali dengan email Kak Hendro ini, yg design seragam pramuka juga bukan orang sembarangan, dia seorang pandu sejati, didikan langsung Kak Mutahar, seorang designer, bahkan sempat menjadi Kepala Jurusan Design salah satu Universitas Swasta Terkemuka, selain itu beliau juga mendesign seragam SD,SMP,SMA hingga lambang OSISnya, sewaktu menjadi Direktur Pemuda & Olahraga Depdikbud... siapa dia adakah yang tahu...... Life for Success Regards,
HENDRY RISJAWAN - YC0LKJ Mind Motivator & Trainer _____ From: pramuka@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of rimata66 Sent: Senin, 27 Agustus 2007 10:29 To: pramuka@yahoogroups.com Subject: [Pramuka] Apa betul seragam Pramuka perlu diubah ? Salam Pramuka, Apa yang salah dengan seragam Pramuka ? Dari model, kalau kita bandingkan dengan berbagai NSO yang lain maka seragam pandu itu ya modelnya memang mirip, mengadopsi seragam tentara. Ga apa-apa, asal "jiwa"nya jiwa Pandu. Model ini dari dulu hingga kini ya seperti itu. Warna ? Kalau warna mau diubah maka kita harus kembali lagi ke Kiasan Dasar. Ada kaitan langsung tak langsung dengan kiasan dasar yang juga mewarnai pilihan warna. Warna tanah Indonesia yang diperjuangkan kita dari masa ke masa yang melekat pada kias Sejarah Perjuangan Bangsa yang menjadi rohnya Kiasan Dasar. Kiasan dasar Gerakan Pramuka itu khas karena tidak kita temui di negara lain. Apa konsekuensi mengubah warna dengan kiasan dasar ? Pilihan warna memang selera pribadi. Saya sendiri lebih suka dengan warna khaki. Saya pribadi sangat interested dengan seragam pandu Thailand. Klasik, tapi tetap tampil elegan. Apakah warna mencolok akan membuat kaum muda tertarik ? Kalau warna yang menarik mungkin seragam Pengakap warnanya paling cerah walau birunya lebih berwarna nuansa laut dan di hutan/gunung buat saya tidak nyambung. Saya kok berpendapat bahwa bukan soal model dan warna yang bikin tampilan Pramuka tidak menarik tapi suasananya. Atau mungkin pilihan bahan yang dipakai. Belakangan ini bahan seragam kebanyakan menggunakan bahan kain untuk celana pria, macam rapillo dsb. Memang untuk penampilan, jatuhnya jadi bagus. Seingat saya, Pramuka mulai sangat memperhatikan penampilan setelah pertengahan tahun 80-an. Pramuka jadi punya kebutuhan untuk tampil bagus dan dapat diperbandingkan dengan organisasi remaja sebayanya misal Paskibra. Tapi seragam dengan bahan ini punya kelemahan. Bahannya tidak nyaman dipakai, panas. Dan konsekuensinya jadi tidak pas dipakai ketika kita betul-betul melakukan kegiatan di alam terbuka. Apalagi lencana kita yang sangat dominan menggunakan logam, yang mudah jatuh bila kualitas penitinya buruk, membuat makin tidak kena sebagai seragam seorang pencinta kegiatan alam terbuka. Kesan militeristiknya jadi kuat. Tahun 70-an ketika saya baru jadi Pramuka, bahan seragamnya lebih menarik. Saya paling suka warna yang banyak dipakai di akhir 70-an awal 80an di Bandung yang agak kehijauan. Terlepas dari itu memang kalau pakai seragam Pramuka kesannya jadi formal sekali. Dengan makin banyaknya birokrat jadi Pramuka maka kultur itu jadi makin kuat. Suasana di Kwartir-kwartir menjadi sangat formal, bukan lagi markasnya Pandu/Pramuka. Saya saja ketika baru jadi Wakil Ketua Kwarcab jadi risi karena perlakuan protokoler pada saya kok jadi seperti pada pejabat pemerintah ? Untungnya sekarang sudah mulai cair kembali .... Jadi bukan seragamnya yang harus berubah tapi orang-orangnya yang harus beruba. Jangan jadi Pandu salon, yang cuma muncul di upacara-upacara saja (ingat warning ini sudah ditulis BP tahun 1922 di buku Rovering to Success). Pakaian PDUB yang baru muncul makin memperjelas potret pandu-pandu salon. Semoga saya tidak menjadi menggurui. Punten ah. Hendro Prakoso [Non-text portions of this message have been removed]