tergelitik liat judul di wikimu.. trus kayaknya seru  juga buat di posting..
Copy paste dari Wikimu : http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=16918
sayang banget ku gak bisa datang kesana nih..
ada yangs empat mampir di acara ini dan lihat polah adek adek Pramuka kita kah ?
cukup membanggakan.. dan perlu di contoh di setiap perkemahan gelaran Pramuka 
deh kayaknya..
moga moga bisa.. amin.. :)



Meninggalkan Tas Kosmetik : Tak Mau Kalah dengan Pramuka ‘KumKum’
Jumat, 30-04-2010 17:26:27 oleh: Hiyashinta Klise 
Kanal: Peristiwa


Banyak cara mempraktekkan gaya hidup hijau. Salah satunya adalah dengan membawa 
botol minum sendiri, agar tidak perlu membeli air dalam kemasan sehingga bisa 
mengurangi sampah plastik. Demikian kira-kira kampanye yang sering saya dengar 
mengenai apa yang sekarang kerap disebut sebagai ‘Green Life Style'. Walau 
demikian, kampanye-kampanye seperti itu selalu saya abaikan. Tentu saja karena 
berbagai alasan. Dan dari sekian banyak alasan itu, tak mau menambah 1 beban 
lagi di pundak saya adalah alasan utamanya. 

Aktivitas saya (kerja dan kuliah) membuat saya harus membawa cukup banyak 
barang setiap harinya. Buku-buku dan perlengkapan kosmetik mendominasi isi tas 
saya.  Belum lagi barang-barang lainnya seperti payung, HP, Dompet, netbook, 
alat tulis dan sebagainya. Intinya, apa yang saya lakukan ini membuat 
teman-teman saya sering berkata, "Ya ampun Shin, seneng banget sih menyiksa 
diri ". Nah, dengan banyaknya barang yang saya bawa itu, botol minum selalu 
saya tinggalkan. Gaya hidup hijau yang lain bolehlah, tapi untuk yang satu ini, 
ntar dulu ya, berat booo.. !

Dan baru-baru ini, satu lagi kampanye untuk membawa botol minum kembali menyapa 
saya. Kali ini melalui sebuah acara bernama Kumkum yang diadakan di Museum Bank 
Mandiri tanggal 17-18 April 2010. KumKum adalah ajang dimana berbagai komunitas 
berkumpul dan menggelar acara-acara menarik, seperti bazaar barang-barang daur 
ulang, pemutaran film-film dokumenter, workshop membatik, pertunjukan 
musik-musik etnik dan lain sebagainya. Karena tertarik dengan rangkaian 
acaranya serta diminta untuk sedikit membantu panitia menjaga ruangan workshop, 
maka di hari ke dua acara tersebut, saya datang bersama dengan dua orang teman.

Acaranya memang bukan semata-mata tentang lingkungan, tapi sepanjang acara, 
pengunjung juga diajak untuk benar-benar menerapkan gaya hidup hijau.  Di awal 
saja, pengunjung yang ingin datang ke lokasi KumKum, diminta untuk menggunakan 
kedaraan umum, membawa sampah kering (SAKE) dan barang bekas (BABE), serta 
membawa tas belanja, tempat makan, dan pastinya botol minum sendiri.  Ternyata 
benar, seluruh stand bazar sama sekali tidak menyediakan kantong plastik bagi 
pembelinya (baru kali ini saya menjumpai bazar yang seperti ini). Dan untuk air 
minum, panitia KumKum sudah menyediakannya gratis, jadi bisa diisi ulang dengan 
leluasa oleh pengunjung.

Di sini, pengunjung juga diwajibkan untuk membuang sampah pada tong sampah yang 
sudah disediakan sesuai dengan jenis sampahnya yaitu sampah makanan/organik, 
sampah kertas, dan sampah yang bisa didaur ulang seperti botol atau gelas 
plastik. Kalau tidak dilakukan, maka ada semacam ‘polisi kebersihan' yang akan 
menegur. Bukan dengan marah-marah tentunya, tapi menjelaskan pada pengunjung 
pentingnya pemilahan sampah tersebut. Tim ‘kepolisian' ini bernama Jero Wes. 
Awalnya saya bingung apa artinya Jero Wes, lalu kemudian teman saya menjelaskan 
kalo Jero Wes itu sebenarnya berasal dari kata Zero yang artinya Nol dan Waste 
yang artinya sesuatu yang disia-siakan. Jadi kalau digabung artinya menjadi 
‘Tak ada yang disia-siakan'. Unik ya?

Ada lagi yang tak kalah unik, selain Tim Jero Wes, kelompok Pramuka cilik dan 
remaja juga terlibat di KumKum ini. Sebuah kalimat berbunyi "Bingung? Tanya 
saya" dituliskan pada rompi kertas yang mereka pakai. Wah ternyata mereka 
adalah pemandu bagi pengunjung yang kebingungan mencari lokasi pameran atau 
workshop di dalam Museum. Walau harus hilir mudik, terlihat sekali mereka 
menikmati tugasnya. Saat itu, terlintas di pikiran saya kenangan dimana saya 
masih tergabung dalam kegiatan pramuka saat SD dan SMP, hmm rasa-rasanya dulu 
sangat membosankan. Kegiatan pramuka tak pernah lepas dari camping dan upacara. 
Coba kalau dulu sudah ada KumKum ya..hehe..

Setelah membantu menjaga ruang workshop, saya mulai berkeliling. Melewati 
orang-orang yang antri untuk mengisi air minum, melihat-lihat berbagai produk 
unik yang dijual (sepeti tas yang terbuat dari kemasan detergen dan vas bunga 
yang terbuat dari kulit telur), melewati penunjuk-penunjuk arah yang terbuat 
dari kertas bekas, menonton film dokumenter yang diputar oleh Komunitas Salam 
Dokma, menyaksikan ular-ular besar yang dipamerkan di tengah lapangan rumput, 
serta menggunakan teropong yang disediakan oleh Himpunan Astronom Amatir 
Jakarta untuk melihat matahari.

Di akhir acara, saya dan dua teman saya menuju ke tengah lapangan rumput dan 
duduk di atasnya untuk menyaksikan acara penutup,  yakni penampilan musik dari 
seniman-seniman cilik Sanggar Roda. Harmoni-harmoni etnik yang mereka 
persembahkan sangat menghibur kami. Bahkan para pramuka pun ikut berjoget.
Benar-benar hari Minggu yang menyenangkan. Salut deh untuk ide kreatif dari 
para penggagas acara ini. Selain menghibur, pesan lingkungannya juga berhasil 
menyentuh hati saya. Salut untuk Tim Zero Wes, Para Pramuka, serta seluruh 
komunitas yang terlibat di dalamnya. Melihat mereka, membuat saya juga ingin 
melakukan sesuatu untuk lingkungan walau hanya dengan tindakan kecil. Rasanya 
sayang jika kebiasaan bermanfaat yang sudah saya lakukan seharian penuh di 
KumKum berhenti sampai disitu. Maka saya putuskan untuk memulai dari sesuatu 
yang paling malas saya lakukan. Membawa botol minum sendiri!

Hari Senin pagi sebelum berangkat ke kantor, saya mengamati isi tas saya. Apa 
ya yang bisa saya kurangi agar botol minum ini bisa masuk ke dalamnya? Pilihan 
jatuh pada tas kosmetik yang memang cukup memakan tempat di tas saya. Baru saya 
sadari bahwa tak semua barang di tas kosmetik itu saya gunakan setiap harinya, 
saya hanya suka membawanya untuk berjaga-jaga kalau suatu saat diperlukan. Maka 
tas kosmetik itu pun saya keluarkan, digantikan dengan botol minum berisi air 
500 ml. Kebiasaan ini masih bertahan sampai dengan saat ini. Berarti sudah 
hampir 2 minggu sejak acara Kumkum dilaksanakan. Lumayanlah, itu artinya sudah 
sekitar 20 sampah plastik dari gelas atau botol air mineral yang saya kurangi. 
Wah, ternyata kampanye semacam ini yang mempan buat saya, dan saya harap juga 
demikian dengan para pengunjung lainnya. Terima kasih Kumkum :-) 
  


Aji Rachmat

Mobile : +62 817 6800 446
YM ! : aji_rp
Facebook : Aji Rachmat Dua (ajirach...@gmail.com)     
Web : www.ajirachmat.com



LareAngon Indonesia
       www.lareangon.com


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke