saya datang 2 hari berturut2, kak Aji :) hari ke-2 ngajak seluruh pasukan PGDA, ketemu sama kak Megi juga disana :) sempet mampir di stand sioux, nyariin kak Aji tapi ngga ketemu..hehe
setuju sama kak Aji, kegiatan ini buat saya mmg menginspirasi banget, terutama gimana caranya bikin kegiatan yg bersih, minim sampah, dan rendah emisi. keren banget ! saya coba share pengalaman di 2 tulisan : http://catatanlita.blogspot.com/2010/04/kumkum-yang-menginspirasi.html#links http://catatanlita.blogspot.com/2010/04/kumkum-yang-menambah-ilmu.html#links salam, lita uditomo pramuka griya depok asri 02.255 - 02.256 ________________________________ From: aji rachmat <aji...@yahoo.com> To: pramuka <pramuka@yahoogroups.com>; padrover <padro...@yahoogroups.com>; komunitas14 <komunita...@yahoogroups.com>; padk <p...@yahoogroups.com> Sent: Sat, May 1, 2010 9:04:50 AM Subject: [Pramuka] (OOT) Meninggalkan Tas Kosmetik : Tak Mau Kalah dengan Pramuka ‘KumKum’ tergelitik liat judul di wikimu.. trus kayaknya seru juga buat di posting.. Copy paste dari Wikimu : http://www.wikimu. com/News/ DisplayNews. aspx?id=16918 sayang banget ku gak bisa datang kesana nih.. ada yangs empat mampir di acara ini dan lihat polah adek adek Pramuka kita kah ? cukup membanggakan. . dan perlu di contoh di setiap perkemahan gelaran Pramuka deh kayaknya.. moga moga bisa.. amin.. :) Meninggalkan Tas Kosmetik : Tak Mau Kalah dengan Pramuka ‘KumKum’ Jumat, 30-04-2010 17:26:27 oleh: Hiyashinta Klise Kanal: Peristiwa Banyak cara mempraktekkan gaya hidup hijau. Salah satunya adalah dengan membawa botol minum sendiri, agar tidak perlu membeli air dalam kemasan sehingga bisa mengurangi sampah plastik. Demikian kira-kira kampanye yang sering saya dengar mengenai apa yang sekarang kerap disebut sebagai ‘Green Life Style'. Walau demikian, kampanye-kampanye seperti itu selalu saya abaikan. Tentu saja karena berbagai alasan. Dan dari sekian banyak alasan itu, tak mau menambah 1 beban lagi di pundak saya adalah alasan utamanya. Aktivitas saya (kerja dan kuliah) membuat saya harus membawa cukup banyak barang setiap harinya. Buku-buku dan perlengkapan kosmetik mendominasi isi tas saya. Belum lagi barang-barang lainnya seperti payung, HP, Dompet, netbook, alat tulis dan sebagainya. Intinya, apa yang saya lakukan ini membuat teman-teman saya sering berkata, "Ya ampun Shin, seneng banget sih menyiksa diri ". Nah, dengan banyaknya barang yang saya bawa itu, botol minum selalu saya tinggalkan. Gaya hidup hijau yang lain bolehlah, tapi untuk yang satu ini, ntar dulu ya, berat booo.. ! Dan baru-baru ini, satu lagi kampanye untuk membawa botol minum kembali menyapa saya. Kali ini melalui sebuah acara bernama Kumkum yang diadakan di Museum Bank Mandiri tanggal 17-18 April 2010. KumKum adalah ajang dimana berbagai komunitas berkumpul dan menggelar acara-acara menarik, seperti bazaar barang-barang daur ulang, pemutaran film-film dokumenter, workshop membatik, pertunjukan musik-musik etnik dan lain sebagainya. Karena tertarik dengan rangkaian acaranya serta diminta untuk sedikit membantu panitia menjaga ruangan workshop, maka di hari ke dua acara tersebut, saya datang bersama dengan dua orang teman. Acaranya memang bukan semata-mata tentang lingkungan, tapi sepanjang acara, pengunjung juga diajak untuk benar-benar menerapkan gaya hidup hijau. Di awal saja, pengunjung yang ingin datang ke lokasi KumKum, diminta untuk menggunakan kedaraan umum, membawa sampah kering (SAKE) dan barang bekas (BABE), serta membawa tas belanja, tempat makan, dan pastinya botol minum sendiri. Ternyata benar, seluruh stand bazar sama sekali tidak menyediakan kantong plastik bagi pembelinya (baru kali ini saya menjumpai bazar yang seperti ini). Dan untuk air minum, panitia KumKum sudah menyediakannya gratis, jadi bisa diisi ulang dengan leluasa oleh pengunjung. Di sini, pengunjung juga diwajibkan untuk membuang sampah pada tong sampah yang sudah disediakan sesuai dengan jenis sampahnya yaitu sampah makanan/organik, sampah kertas, dan sampah yang bisa didaur ulang seperti botol atau gelas plastik. Kalau tidak dilakukan, maka ada semacam ‘polisi kebersihan' yang akan menegur. Bukan dengan marah-marah tentunya, tapi menjelaskan pada pengunjung pentingnya pemilahan sampah tersebut. Tim ‘kepolisian' ini bernama Jero Wes. Awalnya saya bingung apa artinya Jero Wes, lalu kemudian teman saya menjelaskan kalo Jero Wes itu sebenarnya berasal dari kata Zero yang artinya Nol dan Waste yang artinya sesuatu yang disia-siakan. Jadi kalau digabung artinya menjadi ‘Tak ada yang disia-siakan' . Unik ya? Ada lagi yang tak kalah unik, selain Tim Jero Wes, kelompok Pramuka cilik dan remaja juga terlibat di KumKum ini. Sebuah kalimat berbunyi "Bingung? Tanya saya" dituliskan pada rompi kertas yang mereka pakai. Wah ternyata mereka adalah pemandu bagi pengunjung yang kebingungan mencari lokasi pameran atau workshop di dalam Museum. Walau harus hilir mudik, terlihat sekali mereka menikmati tugasnya. Saat itu, terlintas di pikiran saya kenangan dimana saya masih tergabung dalam kegiatan pramuka saat SD dan SMP, hmm rasa-rasanya dulu sangat membosankan. Kegiatan pramuka tak pernah lepas dari camping dan upacara. Coba kalau dulu sudah ada KumKum ya..hehe.. Setelah membantu menjaga ruang workshop, saya mulai berkeliling. Melewati orang-orang yang antri untuk mengisi air minum, melihat-lihat berbagai produk unik yang dijual (sepeti tas yang terbuat dari kemasan detergen dan vas bunga yang terbuat dari kulit telur), melewati penunjuk-penunjuk arah yang terbuat dari kertas bekas, menonton film dokumenter yang diputar oleh Komunitas Salam Dokma, menyaksikan ular-ular besar yang dipamerkan di tengah lapangan rumput, serta menggunakan teropong yang disediakan oleh Himpunan Astronom Amatir Jakarta untuk melihat matahari. Di akhir acara, saya dan dua teman saya menuju ke tengah lapangan rumput dan duduk di atasnya untuk menyaksikan acara penutup, yakni penampilan musik dari seniman-seniman cilik Sanggar Roda. Harmoni-harmoni etnik yang mereka persembahkan sangat menghibur kami. Bahkan para pramuka pun ikut berjoget. Benar-benar hari Minggu yang menyenangkan. Salut deh untuk ide kreatif dari para penggagas acara ini. Selain menghibur, pesan lingkungannya juga berhasil menyentuh hati saya. Salut untuk Tim Zero Wes, Para Pramuka, serta seluruh komunitas yang terlibat di dalamnya. Melihat mereka, membuat saya juga ingin melakukan sesuatu untuk lingkungan walau hanya dengan tindakan kecil. Rasanya sayang jika kebiasaan bermanfaat yang sudah saya lakukan seharian penuh di KumKum berhenti sampai disitu. Maka saya putuskan untuk memulai dari sesuatu yang paling malas saya lakukan. Membawa botol minum sendiri! Hari Senin pagi sebelum berangkat ke kantor, saya mengamati isi tas saya. Apa ya yang bisa saya kurangi agar botol minum ini bisa masuk ke dalamnya? Pilihan jatuh pada tas kosmetik yang memang cukup memakan tempat di tas saya. Baru saya sadari bahwa tak semua barang di tas kosmetik itu saya gunakan setiap harinya, saya hanya suka membawanya untuk berjaga-jaga kalau suatu saat diperlukan. Maka tas kosmetik itu pun saya keluarkan, digantikan dengan botol minum berisi air 500 ml. Kebiasaan ini masih bertahan sampai dengan saat ini. Berarti sudah hampir 2 minggu sejak acara Kumkum dilaksanakan. Lumayanlah, itu artinya sudah sekitar 20 sampah plastik dari gelas atau botol air mineral yang saya kurangi. Wah, ternyata kampanye semacam ini yang mempan buat saya, dan saya harap juga demikian dengan para pengunjung lainnya. Terima kasih Kumkum :-) Aji Rachmat Mobile : +62 817 6800 446 YM ! : aji_rp Facebook : Aji Rachmat Dua (ajirach...@gmail. com) Web : www.ajirachmat. com LareAngon Indonesia www.lareangon. com [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]