> "arra_s" <arra_s@...> wrote:
> benar benar indah.... 
> thanks for sharing
> hanya orang orang yg
> berniat mencari keindahan
> lah yg dapat melihat
> keindahan nya

Betul juga, tapi umat Ahmadiah yang mencari keindahannya malah harus menghadapi 
ketakutan, kengerian, dan horor dalam Islam yang dianut diluar keIslaman yang 
dianutnya.  Malah sekarang terpaksa mereka harus menganut cara2 ibadah horor 
tadi.

Ny. Muslim binti Muskitawati.











> 
> 
> 
> --- In proletar@yahoogroups.com, Abbas Amin <abas_amin08@> wrote:
> >
> > 
> > 
> >  
> > Dalam kafilah ruhani yang berjalan menuju
> > Tuhan, kita melihat barisan yang panjang. Mereka yang berada dalam
> > barisan mempunyai martabat yang bermacam-macam, bergantung pada sejauh
> > mana mereka telah berjalan. Dari tempat berangkat ke tujuan, ada
> > sejumlah stasiun yang harus mereka lewati. Derajat mereka juga
> > bergantung pada banyaknya stasiun yang sudah mereka singgahi. Pada
> > setiap stasiun selalu ada pengalaman baru, keadaan baru, dan
> > pemandangan baru. angat sulit menceritakan pengalaman pada stasiun
> > tertentu kepada mereka yang belum mencapai stasiun itu.
> >  
> > Dalam literatur tasawuf, stasiun itu
> > disebut manzilah atau maqam. Pengalaman ruhani yang mereka rasakan
> > disebut hal. Ada segelintir orang yang sudah mendekati stasiun
> > terakhir. Mereka sudah sangat dekat dengan Tuhan, tujuan terakhir
> > perjalanan mereka. Maqam mereka sangat tinggi di sisi Tuhan. Kelompok
> > mereka disebut awliya’, kekasih-kekasih Tuhan. Mereka telah dipenuhi
> > cahaya Tuhan. Sekiranya kita menemukan mereka, kita akan berteriak
> > seperti teriakan orang munafik pada Hari Akhir, â€Å"Tengoklah kami
> > (sebentar saja) agar kami dapat memperoleh seberkas cahayamu” (QS
> > 57:13).
> > 
> >  
> > Dalam kelompok awliya’ juga terdapat
> > derajat yang bermacam- macam. Yang paling rendah di antara mereka
> > (tentu saja di antara orang-orang yang tinggi) disebut awtad,
> > tiang-tiang pancang. Disebut demikian karena merekalah tiang-tiang yang
> > menyangga kesejahteraan manusia di bumi, kerena kehadiran merekalah
> > Tuhan menahan murka-Nya; Tuhan tidak menjatuhkan azab yang membinasakan
> > umat manusia. lbnu Umar meriwayatkan hadis Rasulullah Saw. yang
> > berbunyi, â€Å"Sesungguhnya Allah menolak bencana –karena kehadiran
> > Muslim yang saleh– dari seratus keluarga tetangganya.” 
> > Kemudian ia
> > membaca firman Allah, â€Å"Sekiranya Allah tidak menolakkan sebagian
> > manusia dengan sebagian yang lain, niscaya sudah hancurlah bumi ini”
> > (QS 2: 251).
> >  
> > Penghulu para awliya’ adalah quthb
> > rabbani. Di antara quthb dan awtad ada abdal (artinya, para pengganti).
> > Disebut demikian, kerena bila salah seorang di antara mereka
> > meningggal, Allah menggantikannya dengan yang baru. â€Å"Bumi tidak
> > pernah sepi dari mereka,” ujar Rasulullah Saw., â€Å"Karena 
> > merekalah
> > manusia mendapat curahan hujan, karena merekalah manusia ditolong”
> > (Al-Durr Al-Mantsur, 1:765).
> >  
> > Abu Nu’aim dalam Hilyat Al-Awliya’
> > meriwayatkan sabda Nabi Saw., â€Å"Karena merekalah Allah menghidupkan,
> > mematikan, menurunkan hujan, menumbuhkan tanaman, dan menolak
> > bencana.” Sabda ini terdengar begitu berat sehingga lbnu Mas’ud
> > bertanya, â€Å"Apa maksud karena merekalah Allah menghidupkan dan
> > mematikan?”‘ Rasulullah Saw. bersabda, â€Å"Karena mereka 
> > berdoa
> > kepada Allah supaya umat diperbanyak, maka Allah memperbanyak mereka.
> > Mereka memohon agar para tiran dibinasakan, maka Allah binasakan
> > mereka. Mereka berdoa agar turun hujan, maka Allah turunkan hujan.
> > Karena
> > permohonan mereka, Allah menumbuhkan tanaman di bumi. Karena doa
> > mereka, Allah menolakkan berbagai bencana.” Allah sebarkan mereka di
> > muka bumi. Pada setiap bagian bumi, ada mereka. Kebanyakan orang tidak
> > mengenal mereka. Jarang manusia menyampaikan terimakasih khusus kepada
> > mereka.
> >  
> > Kata Rasulullah Saw., â€Å"Mereka tidak
> > mencapai kedudukan yang mulia itu karena banyak shalat atau banyak
> > puasa.” Sangat mengherankan; bukanah untuk menjadi awliya’, 
> > kita
> > harus menjalankan berbagai riyadhah atau suluk, yang tidak lain
> > daripada sejumlah zikr, doa, dan ibadah-ibadah lainnya? Seperti kita
> > semua, para sahabat heran. Mereka bertanya, â€Å"Ya Rasulullah, fima
> > adrakuha?” Beliau bersabda, â€Å"Bissakhai wan-Nashihati lil
> > muslimin” (Dengan kedermawanan dan kecintaan yang tulus kepada kaum
> > Muslim). Dalam hadis lain, Nabi berkata, â€Å"Bishidqil wara’, wa
> > husnin niyyati,
> > wa salamatil qalbi, wan-Nashihati li jami’il muslimin” (Dengan
> > ketaatan yang tulus, kebaikan niat, kebersihan hati, dan kesetiaan yang
> > tulus kepada seluruh kaum Muslim) (lihat Al-Durr Al-Mantsur, 1:767).
> >  
> > Jadi, yang mempercepat orang mencapai
> > derajat yang tinggi di sisi Allah Swt. bukanlah frekuensi shalat dan
> > puasa. Bukankah semua ibadah itu hanyalah ungkapan rasa syukur kita
> > kepada Allah, yang seringkali jauh lebih sedikit dari anugerah Allah
> > kepada kita?
> >  
> > Yang sangat cepat mendekatkan diri kepada
> > Allah, pertama, adalah al-sakha (kedermawanan). Berjalan menuju Allah
> > berarti meninggalkan rumah kita yang sempit –keakuan kita. Keakuan
> > ini tampak dengan jelas pada â€Å"aku” sebagai pusat perhatian. 
> > Seluruh
> > gerak kita ditujukan untuk â€Å"aku”. Kebahagian diukur dari sejauh
> > mana sesuatu menjadi â€Å"milikku.” Orang yang dermawan adalah orang
> > yang telah meninggalkan â€Å"aku.” Ia sudah bergeser ke falsafah
> > â€Å"Untuk Dia”.
> >  
> > Karena itu Nabi Saw. bersabda, â€Å"Orang
> > dermawan dekat dengan manusia, dekat dengan Tuhan dan dekat dengan
> > surga. Orang bakhil jauh dari manusia, jauh dari Tuhan dan dekat dengan
> > neraka”. Tanpa kedermawanan, shalat, shaum, haji dan ibadah apa pun
> > tidak akan membawa orang dekat dengan Tuhan. Dengan kebakhilan, makin
> > banyak orang melakukan ibadat makin jauh dia dari Tuhan. Orang dermawan
> > sudah lama masuk dalam cahaya Tuhan, sebelum mereka masuk ke surganya.
> > Kedermawanan telah membawanya dengan cepat ke stasiun-stasiun terakhir
> > dalam perjalanannya menuju
> > Tuhan.
> >  
> > Kedua, yang mengantarkan orang sampai
> > kepada kedudukan abdal, adalah kesetiaan yang tulus kepada seluruh kaum
> > Muslim. Kesetiaan yang tulus ditampakkan pada upaya untuk menjaga diri
> > dari perbuatan yang merendahkan, menghinakan, mencemooh atau memfitnah
> > sesama Muslim. Di depan Ka’bah yang suci, Nabi Saw. berkata,
> > â€Å"Engkau sangat mulia. Tetapi disisi Allah lebih mulia lagi kehormatan
> > kaum Muslim. Haram kehormatan Muslim dirusakkan. Haram darahnya
> > ditumpahkan.”
> >  
> > Belum dinyatakan setia kepada Islam
> > sebelum orang meninggalkan keakuannya. Banyak orang merasa berjuang
> > untuk Islam, walaupun yang diperjuangkan adalah kepentingan akunya,
> > kepentingan kelompoknya, kepentingan golongannya. Mereka memandang
> > golongan yang lain harus disingkirkan, karena pahamnya tidak
> > menyenangkan paham mereka. Mereka hanya mau menyumbang bila proyek itu
> > dijalankan oleh golongannya. Mereka hanya mau mendengarkan pengajian
> > bila pengajian itu diorganisasi atau dibimbing oleh orang-orang dari
> > kelompoknya. Apa pun yang diperjuangkan tidak pernah bergeser dari
> > keakuannya.
> > Ia merasa Islam menang apabila kelompoknya menang. Ia merasa Islam
> > terancam bila kepentingan golongannya terancam. Ia telah beragama, ia
> > telah mukmin; tetapi agamanya masih berkutat dalam keakuannya.
> >  
> > An-nashihat lil muslimin (kesetiaan yang
> > tulus kepada kaum Muslim) melepaskan keakuan seorang mukmin. Ia
> > memberinya kejujuran dalam ketaatan, ketulusan niat, dan kebersihan
> > hati. Ia juga yang mengantarkannya kepada kedudukan tinggi di sisi
> > Allah. Karena kedermawanan dan kecintaan kepada kaum Muslim, Anda juga
> > dapat menjadi kekasih Tuhan.
> >  
> > Wahai hamba-hamba
> > Allah, berangkatlah kalian menuju Tuhanmu. Percepatlah perjalanan
> > kalian dengan kedermawanan dan kesetiaan yang tulus kepada seluruh kaum
> > Muslim.
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke