Uplik...uplik... tahun 2012 masih mau ngomong logic ? Dalam konteks Kecerdasan Intelektual anak-anak di sekolah, ini bukan era 70 an plik ...atau era awal 80 an dimana mayoritas orang berpikiran kuliah..dapet kerja diperusahaan besar, dapet gaji besar, pensiun, terus mampus.
Medio 90 an karyawan saya ada yang punya gelar master dan lagi nyelesein program Doktor, ada karyawan saya yang lulusan "Cum Laude", Beberapa insiyur dan sarjana hukum. Saya sendiri ? Sama seperti Bill Gate : Nddak nerusin kuliah. Monggo Googling di google ...atawa lihat di data statistik, dari 10 orang terkaya di Indonesia SAAT INI, ada berapa banyak yang lulusan sarjana dan punya IP 4 ? Itu sebabnya di sekolah anak-anak saya, rangking kelas itu nddak penting. Yang penting itu adalah bagaimana menemukan keunikan anak-anak didik dan membimbing anak-anak didik selaras dengan keunikan yang dimilikinya. Bukan dipukul rata untuk SAMA. namun sejak awal sudah dipandang sebagai mahluk kecil yang unik. lengkap dengan potensi unik yang dimiliki masing-masing murid. Ada anak kelas 3 SD yang bisa bongkar laptop yang jelas2 dipassword sama sidik jari. Ada anak kelas 4 SD yang ditanya hitungan perkalian berapapun sampai ribuan dikali ribuan langsung bisa jawab lebih cepat dari kalkulator. Ada anak SD yang sudah laku konser main biola, ada anak SD yang sudah punya piala bejibun karena pinter melukis, ada anak SD yang jadi juara olimpiade matematik. Ada anak SD yang pinter masak, jagi wushu, lincah main futsal ... Saya sempat menangis saat melewatkan waktu shalat dhuhur di sekolah. Seorang anak berinisiatif adzan dengan khusyu, anak lain sibuk mengatur syaf untuk sholat, satu anak maju ke depan untuk pegang kendali sebagai imam. Sedangkan anak-anak non muslim lainnya sangat toleran dan asyik dengan kegiatan masing-masing, nddak mempertanyakan kenapa "mereka sholat" dan "Kenapa saya nddak sholat", saat shalat usai ... mereka kembali bersama bermain dan belajar, tidak ada peng kotak an anak-anak berdasarkan agama. Harmoni ... Saya boleh tidak memiliki apapun saat ini ... Namun saya bersumpah untuk memberi pendidikan TERBAIK buat anak-anak saya. Saya dan istri saya akan menangis darah jika anak-anak saya kelak menjadi SAMPAH ORGANIK seperti seorang manusia yang konon hobbi jogging di Belanda. Salam, Pinpin Islam Protestan Indonesia. (Demennya Protes, tapi pengen tercatat sebagai ummat muhammad) --- In proletar@yahoogroups.com, "Bukan Pedanda" <bukan.pedanda@...> wrote: > > > > Jadi yang dikemukakan adalah akhlak yang maknanya bisa ditarik-ulur, artinya > kacau. > > Dan bukan logic yang jelas padannya.. > > Dengankata lain, anak didik dikedua sekolah itu, tidak bisa tidak, akan tetap > saja dungu kayak anjing seperti orang tua mereka. > > > --- In proletar@yahoogroups.com, "pinpinyuliansyah" <pinpinyuliansyah@> wrote: > > > > Tiga tahun lalu, saat saya masukin si kecil ke sekolah, ada temen yang > > berbisik : "Ssst ... nddak salah masukin si kecil ke situ ? Itu Sekolah > > Syiah lho !" Saya nddak komen. Saya nddak lihat ada "Bau-bau" Syiah di > > sekolah anak saya. Jadi ya ... so what gitu lho ? > > > > Sampai kemudian istri saya bilang ke sesama orang tua murid waktu lagi ada > > temu wali murid : "Bu.. katanya sekolah ini sekolah syiah ya ?" Tanpa di > > duga si ibu menjawab : "Emangnya ada apa dengan syiah ? Saya nddak peduli > > sekolah ini syiah, budha atau kristen, kalau sekolah ini bisa membuat anak > > kita berakhlak baik, kenapa tidak ?" > > > > *** > > Beda lagi dengan kejadian di sekolah si teteh. Si teteh jelas-jelas "Tage > > line" sekolahnya "ISLAMIC Global and Smart", tapi di sekolah itu banyak > > anak-anak non muslim. Budha, Kristen, Hindu sampai yang jelas-jelas agama > > orang tuanya nddak jelas. > > > > Suatu saat istri saya bertanya sama wali murid yang non muslim "Kenapa > > menyekolahkan anak ibu di sekolah Islam ?" Lagi-lagi jawabnya di luar > > dugaan : "Saya nddak peduli ini sekolah islam atau bukan, yang penting anak > > saya mendapat pendidikan ahlak yang baik dan potensinya ter ekpslore dengan > > optimal. Nddak masalah ini sekolah islam atau bukan namanya ..." > > > > *** > > > > Saya sependapat dengan kang Jalal saat beliau ngasih "petatah petitih" di > > depan kami-kami sebagai wali murid : "Kalau yang dikedepankan adalah fiqh, > > maka sekian banyak perbedan akan muncul, namun ketika kita mengedepankan > > akhlak...maka semua persamaan akan muncul..." > > > > Kita ingin anak-anak kita berakhlak mulia. Bermanfaat bagi sesama. > > > > Tidak menjadi SAMPAH ORGANIK seperti satu orang manusia yang -- konon -- > > tinggal di belanda. > > > > Salam. > > Pinpin. > > > ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/