Sorry, hukum Islam tidak pernah ada gugatan isteri menceraikan suami, 
yang ada hanyalah suami yang menceraikan isteri.

Cuma suami saja dalam Hukum Islam yang bisa menjatuhkan talak 1, 2, 
dan 3.  Tidak ada hukum cerai dalam Islam yang mengatur isteri bisa 
memberi talak 1, 2, atau 3 kepada suaminya !!!!

Dalam kasus ini, sang Kolonel sudah punya simpanan yang ingin 
dinikahinya karena dalam ABRI ada larangan untuk berpoligamy.  Itulah 
sebabnya, sang Kolonel tak bisa menikahi simpanannya selama belum 
menceraikan isterinya yang syah.

Biarlah pembaca yang menilai siapa yang ngawur !!! kita hentikan saja 
masalah ini.

Ny. Muslim binti Muskitawati.







--- In proletar@yahoogroups.com, "rezameutia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> --- In proletar@yahoogroups.com, "muskitawati" <[EMAIL PROTECTED]> 
> wrote:
> >
> > --- In proletar@yahoogroups.com, "rezameutia" <[EMAIL PROTECTED]> 
> wrote:
> > >
> > > --- In proletar@yahoogroups.com, "muskitawati" 
> <[EMAIL PROTECTED]> 
> > > wrote:
> > > >
> > > > 
> > > > 
> > > > Sang Kolonel sangatlah berang atas keputusan pengadilan Agama 
> > yang 
> > > > memutuskan pembagian harta dalam kasus perceraian ini, bahwa 
> > harta 
> > > > dibagi dua (artinya 50% dan 50%).  Akibat keputusan 
pengadilan 
> > > agama 
> > > > yang dianggap tidak adil inilah sang Kolonel membunuh Hakim 
> dan 
> > > > Isterinya dalam sidang pengadilan tersebut.
> > > > 
> > > 
> > > 
> > > ngawur lu.  dasar bloon.
> > > 
> > > yang bener, si kolonel mau semua harta termasuk rumahnya di 
bagi 
> > > dua, alias dihitung sebagai harta gono gini.  sementara, rumah 
> itu 
> > > adalah pemberian dari orang tua si isteri.  tentu saja hakimnya 
> > > menolak permohonan si kolonel.  wong udah jelas sekali kok, 
kalo 
> si 
> > > perwira kolonelnya mokondo alias modal kontol doang.
> > > 
> > > saat ini, laki-laki mokondo udah banyak banget beredar di 
> > indonesia, 
> > > laki-laki mau kagak kerja, doing nothing, cuman mengharapkan 
> belas 
> > > kasihan orang lain.  mengharapkan hidup enak, rumah, mobil, 
> makan 
> > > gratis, tapi kagak mau kerja keras.
> > > 
> > > persis kayak si jusfiq lah.  tipikal mokondo yang sukses di 
> negeri 
> > > orang.  doing nothing, talking nothing, no problem.
> > > 
> > > menyedihkan....
> > >
> > 
> > 
> > 
> > 
> > Yang ngawur itu siapa ???
> 
> 
> ya jelas elu yang ngawur.  siapa lagi??
> 
> pertama, lu udah ngawur, bilang kolonel yang mengajukan cerai.  
> padahal ini kan jelas-jelas istrinya yang menggugat cerai.  lu tuh 
> asal nguap dan nggak ngerti persoalannya.
> 
> kedua, yang namanya kawin-cerai itu adalah urusan pengadilan agama, 
> bukan pengadilan negeri.
> 
> jadi, lu nggak perlu asal mangap kesana-kemari, bilang kolonel mau 
> cerai lalu ngomong sama ulama tentang hukyum islam, dan memilih 
> pengadilan agama instead of pengadilan negeri, dan segala macem 
> omongan bullshit lainnya.
> 
> pengadilan islam di surabaya sudah menjatuhkan keputusan yang benar 
> dan tepat, in favor for the wife.  cuman, kolonelnya aja emang 
punya 
> mental bajingan.  seperti tipikal tentara, yang semua permasalahan 
> sudah terbiasa diselesaikan dengan kekerasan.
> 
> 
> > Pengadilan agama Islam seharusnya memberi keputusan berdasarkan 
> hukum 
> > Islam, sedangkan kalo berdasarkan hukum Islam sang Kolonel berhak 
> > berapa persen kah dari harta yang ada ????
> > 
> 
> 
> ditinjau dulu asal-usulnya harta itu dari lakinya atau dari 
> istrinya?  kalo harta itu hasil atas jerih payah kerja suaminya 
> selama kawin, maka harta itu dibagi dua.  kalo harta itu 
> dikasih/warisan dari orang tua, jelas si suami nggak bisa dapet 
> harta itu.  harta bergerak dan tidak bergerak dari hasil kerja 
> kolonel di bagi dua.  rumah, karena warisan ortu, tidak di bagi 
> dua.  ini yang bikin kolonel jadi mata gelap.
> 
> heran gua..., cuma logika sederhana kayak gini aja, kagak bisa 
masuk 
> ke otak lu.  pake dong otak lu dikit.  kenapa lu udah lama di luar 
> negeri, bukannya makin pinter tapi malahan makin goblok?!
> 
> 
> 
> 
> 
> > Apakah pengadilan agama Islam dalam kasus perceraian ini memberi 
> > keputusan berdasarkan hukum Islam yang resmi berlaku ???
> > 
> > Tulisan saya bukanlah berdasarkan interest pribadi saya melainkan 
> > benar2 berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia.
> > 
> > Kalo anda ingin tahu interest pribadi saya, tentu saja saya 
> berpihak 
> > kepada kepentingan sang Isteri dan tidak berpihak kepada sang 
> kolonel.
> > 
> > Saya justru mengkritik hukum pengadilan agama yang bertentangan 
> > dengan hukum agamanya itu sendiri sehingga sang kolonel menjadi 
> > berang.
> > 
> > Sang Kolonel merencanakan perceraian ini tentu dengan melakukan 
> > perhitungan untung rugi sebelum mengajukan perceraian ini di 
> > pengadilan Agama Islam.  Setelah dia mempelajari hukum Islam yang 
> > berlaku, dia menyadarinya bahwa mengajukan perceraian melalui 
> > keputusan pengadilan Agama Islam akan menguntungkan dirinya.  
> Namun 
> > rupanya pengadilan Agama di Indonesia juga bisa diatur dengan 
uang 
> > dibelakang layar sehingga perhitungan sang Kolonel jadi meleset.  
> > Keluarga isterinya jauh lebih kaya, lebih kuasa, dan lebih segala 
> > sehingga pengadilan Agama Islam sekalipun bisa bertentangan 
dengan 
> > hukum Islam yang berlaku.
> > 
> > Seharusnya, jalan keluar yang terbaik adalah hakim pengadilan 
> Agama 
> > Islam itulah yang menyatakan tidak berwenang untuk memutuskan 
> perkara 
> > ini berdasarkan hukum Islam karena kriteria keluarganya bukanlah 
> > bentuk yang berlaku dalam hukum Islam.  Kemudian pengadilan Agama 
> > Islam ini bisa mengoperkan keputusannya kepada pengadilan biasa 
> > sehingga si Kolonel harus berhitung lagi akan kemungkinan2 
> keputusan 
> > yang akan keluar.
> > 
> > Sang Kolonel sudah mendiskusikan masalahnya kepada berbagai imam 
> > mesjid maupun ahli2 hukum Islam dimanapun sehingga dia yakin kalo 
> > bisa memboyong semua kekayaan yang ada dan cukup memberi pesangon 
> > sekedarnya kepada sang isteri yang diceraikannya.  Itulah 
> sebabnya, 
> > sang Kolonel begitu yakinnya sehingga memilih perceraiannya untuk 
> > digelar di pengadilan agama Islam.  Tapi kalo kenyataan 
pengadilan 
> > Islam bisa memberi keputusan yang tidak Islami, tentu bisa 
> dimengerti 
> > kalo si Kolonel jadi nekad !!!  Andaikata kalo sebelumnya di 
> Kolonel 
> > tahu keputusannya akan seperti itu, mungkin dia akan berpikir 
> beribu 
> > kali sebelum mengajukan perceraian ini.
> > 
> > Itulah sebabnya, kejadian seperti ini saya salahkan kepada hukum 
> > agama maupun pengadilan agamanya yang menyebabkan secara 
> keseluruhan 
> > hukum di Indonesia jadi kacau balau.  Dari judul yang saya tulis 
> > diatas sudahlah jelas bahwa topik yang saya bawakan ini 
> adalah "Hukum 
> > Agama Yang Membawa Malapetaka", dan saya tidak membenarkan atau 
> > menyalahkan sang Kolonel.  Tindakan sang Kolonel bukanlah topik 
> dari 
> > pembicaraan ataupun tulisan saya disini, melainkan latar belakan 
> > tindakan inilah yang sebenarnya bisa dicegah kalo hukum yang 
> berlaku 
> > bisa dijalankan secara semestinya.  Artinya, kalo dipengadilan 
> Islam, 
> > maka gunakanlah hukum Islam yang berlaku dalam memberi 
> keputusannya, 
> > dan sebaliknya kalo pengadilan sipil biasa, maka gunakanlah hukum 
> > pengadilan sipil yang berlaku.  Meskipun begitu, secara implisit 
> saya 
> > menyalahkan bentuk hukum yang berlaku di Indonesia yang membuka 
> > celah2 korupsi melalui pemberlakuan hukum yang tidak sama yang 
> > menjadi penyebab kemarahan masyarakat pada umumnya.
> > 
> > Ny. Muslim binti Muskitawati.
> >
>






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke