Dan budaya Jawa yang sudah tinggi itu diganti oleh orang Jawa yang  dungu-dungu 
kayak babi dengan budaya Arab yang cuma bisa bikin Kaabah itu...


--- In proletar@yahoogroups.com, "rezameutia" <rezameutia@...> wrote:
>
> 
> 
> --- In proletar@yahoogroups.com, "ajeg" <ajegilelu@> wrote:
> >
> > 
> > Menarik nih.
> > 
> > Dimas & Genduk Mus bicara pembuktian, Tawangalun 
> > bicara pengakuan. 
> > 
> > Bagi yang berkecimpung di dunia spiritual, kenyataan 
> > tentang kesatuan dua kondisi (spiritual-material, 
> > ruang-waktu, abstrak-konkrit, baik-buruk, dst) bukan 
> > hal yang asing. Bahkan dipahami sebagai kenyataan 
> > yang paling nyata (untuk menghindari polemik tentang 
> > 'paling benar'). 
> > 
> > Berbeda dengan kaum materialisme yang umumnya memisahkan 
> > kedua kondisi ini lalu tetap berpihak ke wilayah materi. 
> > Mereka cuma berani kecipak-kecipuk di tepi kolam spiritual. 
> > Tak mau merenangi apalagi menyelaminya. Takut tenggelam 
> > di sana hanya lantaran takut murtad kepada materialisme. 
> > Sehingga mereka terlihat seperti orang yang tidak tau bahwa 
> > selagi masih hidup tubuhnya senantiasa membutuhkan udara 
> > yang abstrak.. 
> > 
> > Karena itu soal keberadaan Tuhan dsk (sorga; malaikat dlsb) 
> > terlalu berlebihanlah naifnya kalau harus dibuktikan hanya 
> > secara materi. Sebab, "Do'i" juga tidak cukup kalau hanya diakui 
> > secara spiritual. 
> > 
> > Jadi (biar tambah bingung :) soal satu ini kalangan spiritual 
> > - apapun agamanya dan siapapun tuhannya - tidak akan bicara 
> > 'pembuktian' maupun 'pengakuan', tetapi bicara 'jawaban'. 
> > 
> > Iya dong, 'pembuktian' selalu membutuhkan rumus-rumus bikinan 
> > orang lain untuk memperkuat 'bukti'. Begitu juga 'pengakuan', 
> > selalu butuh dalil-dalil orang lain untuk membuatnya yakin. 
> > Sedangkan 'jawaban', haruslah ditemukan sendiri. Cari, pikir, 
> > simpulkan, susun sendiri rumusan dalilnya. Kalau nggak mau mencari 
> > ya jangan bertanya. Berhenti berpikir lalu ngedisko aja terus 
> > sampe sepatu jebol, telapak kaki kapalan. 
> > 
> > Supaya nggak terlanjur bingung, terutama bagi kaum materialis 
> > nan fana, ambil saja contoh 'jawaban' seperti ini - contoh lainnya 
> > boleh cari sendiri: 
> > 
> > Borobudur.
> > 
> > Ada yang belum tau bangunan ajaib ini? 
> > Sayang juga kalau tahu tapi belum pernah ke sana. 
> > Menyentuhnya. 
> > 
> > Tapi, tahu atau tidak, pernah menyentuh atau belum, 
> > yang pasti semua orang akan bilang Borobudur itu 'ada'. 
> > 
> > Bagaimana dia bisa ada? 
> > 
> > Ya karena ada yang membuat / membangun / menciptakan. 
> > 
> > Siapa yang membuat / membangun / menciptakan Borobudur?
> > 
> > Buku-buku sejarah bilang, Wangsa Syailendra. 
> > Sedangkan beberapa buku arsitektur menyebut sang arsitek 
> > bernama Gunadharma. 
> > 
> 
> 
> kemaren baru aja nonton film tentang borobudur  'the lost temple of java' di 
> history channel.
> 
> borobudur sudah pasti yang membuat wangsa syailendra, bangsa jawa.  pada 
> mulanya di abad ke 19 ilmuwan bule menmbuat teori bahwa borobudur dibangun  
> oleh orang india.  mereka berpikiran bangsa jawa yang 'savage' tidak mungkin 
> bisa membuat bangunan yang sedemikian canggihnya dengan cita rasa seni yang 
> tinggi.
> 
> tetapi, teori itu jelas ngawur karena di india tidak ada candi yang 
> arsiteknya sama dengan candi2 di indonesia, seperti borobudur, prambanan, 
> mendut, dan candi dieng.
> 
> sekarang, sejak awal abad ke 20, sudah confirm bahwa peradaban bangsa jawa 
> sudah sedemikian tingginya sehingga bangsa jawa bisa membangun candi 
> borobudur dengan faktor kerumitan dan ketelitian yang sangat tinggi.
> 
> bandingkan bangunan borobudur dengan bangunan piramid atau bangunan suku maya 
> dan inca yang practically hanyalah tumpukan batu2 tanpa ukiran.  
> 
> 
> 
> 
> 
> > Nah, 
> > perlukah orang 'melihat' keseluruhan dinasti Syailendra 
> > maupun si Gunadharma ini untuk membuktikan dan mengakui 
> > keberadaan sang pencipta / pembuat Borobudur? 
> > 
> > Yak, tull. 
> > Itulah jawabannya. 
> > 
> > So, berdikarilah. 
> > 
> > Bertuhanlah atau mengateislah berdasarkan kemampuan sendiri. 
> > Jangan cuma jadi bebek berbulu domba. 
> > 
> >
>




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke