Soeharto? Soeharto cuma cengengesan dibilang totaliter. Dia tidak pernah pasang mimik serius lalu ngaku-ngaku sebagai seorang demokrat. Apalagi gembar-gembor mau memberantas korupsi.
Soeharto masih bisa senyum dan kadang terkekeh. SBY? Soeharto itu ibarat si bleki di sini. SBY nggak ada bedanya dengan rombongan judes macam uplik, kimhook, muski. --- "dimaswur" <dimaswur@...> wrote: > Ya itu ! Diatas 60% atau bahkan hanya diataas 50%; itu dianggap > berhasil ! Masalahnya para MAFIA mana Mengenal RASA MALU !? > Cuek bebek saja ... Tinggalkan saja yaang tak mau Mapan katanya ! > Saya kira Mafia ini sudah terorganisir sejak sebelum era Suharto. > Tapi baru mulai agak jelas kelihaatan dimasa Suharto; dimana semua > kebijakan penuh dengan REKAYASA ! > > Pengaruh REKAYASA ini benar2 mendarah daging sekali buat Bangsa > NKRI ! Sehingga seseorang penduduk yang diwawancarai kalau ditanya; > mau jawaabnya gak spontan, tapi celingak clinguk dulu melihat > barangkali ada pesan sponsor; atau apa sih maunya yang nanya ? Kami > siap menyenangkan aanda asal DUIT DUIT Dan DUIT ! > Itulah sebabnya tak adaa lagi manusia JUJUR di NKRI ! > > Dan ini semua akibaat Management Suharto itulah. > Membuat Bangsa tidak LUGAS, penuh dengan purba sangka ! > > Bisa dibayangkan manusia2 atau suatu Bangsa dengan tak punya > keyakinan baaik pada para pemimpin, maupun pada mereka sendiri. > > Akibat selanjutnya bisa dibayangkan baagaimana MORAL NKRI nantinya ! > > --- "ajeg" <ajegilelu@> wrote: > > > Seperti apa tuh pemilu yang berhasil? > > > > Apa keadaan sekarang ini bukan bukti kegagalan pemilu? > > > > > > --- "dimaswur" <dimaswur@> wrote: > > > > > Kalau seandainya tidak ada rekayasa suara; maka saya yakin > > > GOLPUT bisa mencapai 60% ! Tapi kong kali kong TST antara > > > partai Besar ; yang tak mau melihat Pemilu gagal; maka Pemilu > > > akan selalu bisa mengumpukan Pemilih diatas 60% dan ini sangaat > > > menyedihkan sekali ! > > > Tak tahulah bagaimana NKRI ini akhirnya ! Mafia yang ngatur sih. > > > > > > --- "ajeg" <ajegilelu@> wrote: > > > > > > > Betul, suara Golput memang bervariasi. Fluktuatif namun > > > > cenderung meningkat di setiap pemilu, baik nasional maupun > > > > pilkada. > > > > > > > > Peningkatan ini tentu saja akibat dari keadaan yang diterima > > > > masyarakat. Keadaan yang menimbulkan ketidakpercayaan kepada > > > > para calon yang kurang meyakinkan. > > > > > > > > Ambil contoh 3 pilkada mutakhir yang fenomenal. Pada > > > > pemilihan gubernur di Sumatera-utara angka golput bahkan > > > > mencapai 63%. Di Jawa-barat, golput juga mengalahkan semua > > > > kandidat dengan angka 35%. Sedangkan di DKI 2012, angka > > > > golput justru menurun menjadi 37% pada putaran pertama dan > > > > menurun lagi menjadi 32% pada putaran kedua. > > > > > > > > Disadari atau tidak, suka atau tidak, Golput menjadi > > > > barometer kepercayaan rakyat terhadap calon pemimpinnya. > > > > > > > > Tetapi, lebih penting dari itu, pemilih suara abstain / > > > > golput adalah rakyat juga, manusia juga. Suara mereka wajib > > > > diterima sebagai suara rakyat juga, dan bukan didiskriminasi > > > > seenaknya menjadi 'suara rusak' atau 'tidak sah'. > > > > > > > > Jelas dan gamblang bahwa sistem pemilu yang diagul-agulkan > > > > sebagai etalase demokrasi di seluruh dunia pada kenyataannya > > > > hanyalah ajang pembantaian suara rakyat - yang konon katanya > > > > adalah "suara tuhan". > > > > > > > > Bagaimana tidak, jangankan pemilih abstain / golput, pemilih > > > > yang memberikan suara kepada gacoannya pun lagi-lagi > > > > ditinggalkan segera setelah pemilu usai. > > > > > > > > Semakin jelaslah bahwa sistem pemilu yang bersemboyan the > > > > winner takes all (apalagi kalah dari golput tapi tetap > > > > menang!) hanyalah penghalusan terang-terangan dari tirani > > > > minoritas. > > > > > > > > Selamat berakhir pekan. > > > > > > > > > > > > --- iwamardi <iwamardi@> wrote: > > > > > > > > > Berkali kali didalam pemilu di Indonesia , segolongan > > > > > warga (yang jumlahnya tidak sedikit, kadang kadang lebih > > > > > dari 30 % !) yang berhak memilih, mempraktekkan protes > > > > > dengan bergolput karena merasa tidak ada satupun para > > > > > calon2 partai atau perseorangan yang bisa diharapkan akan > > > > > membawakan perbaikan nasib mereka . > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/