Seperti apa tuh pemilu yang berhasil? Apa keadaan sekarang ini bukan bukti kegagalan pemilu?
--- "dimaswur" <dimaswur@...> wrote: > Kalau seandainya tidak ada rekayasa suara; maka saya yakin GOLPUT > bisa mencapai 60% ! Tapi kong kali kong TST antara partai Besar ; > yang tak mau melihat Pemilu gagal; maka Pemilu akan selalu bisa > mengumpukan Pemilih diatas 60% dan ini sangaat menyedihkan sekali ! > Tak tahulah bagaimana NKRI ini akhirnya ! Mafia yang ngatur sih. > > --- "ajeg" <ajegilelu@> wrote: > > > Betul, suara Golput memang bervariasi. Fluktuatif namun > > cenderung meningkat di setiap pemilu, baik nasional maupun > > pilkada. > > > > Peningkatan ini tentu saja akibat dari keadaan yang diterima > > masyarakat. Keadaan yang menimbulkan ketidakpercayaan kepada > > para calon yang kurang meyakinkan. > > > > Ambil contoh 3 pilkada mutakhir yang fenomenal. Pada pemilihan > > gubernur di Sumatera-utara angka golput bahkan mencapai 63%. > > Di Jawa-barat, golput juga mengalahkan semua kandidat dengan > > angka 35%. Sedangkan di DKI 2012, angka golput justru menurun > > menjadi 37% pada putaran pertama dan menurun lagi menjadi 32% > > pada putaran kedua. > > > > Disadari atau tidak, suka atau tidak, Golput menjadi barometer > > kepercayaan rakyat terhadap calon pemimpinnya. > > > > Tetapi, lebih penting dari itu, pemilih suara abstain / golput > > adalah rakyat juga, manusia juga. Suara mereka wajib diterima > > sebagai suara rakyat juga, dan bukan didiskriminasi seenaknya > > menjadi 'suara rusak' atau 'tidak sah'. > > > > Jelas dan gamblang bahwa sistem pemilu yang diagul-agulkan > > sebagai etalase demokrasi di seluruh dunia pada kenyataannya > > hanyalah ajang pembantaian suara rakyat - yang konon katanya > > adalah "suara tuhan". > > > > Bagaimana tidak, jangankan pemilih abstain / golput, pemilih > > yang memberikan suara kepada gacoannya pun lagi-lagi ditinggalkan > > segera setelah pemilu usai. > > > > Semakin jelaslah bahwa sistem pemilu yang bersemboyan the winner > > takes all (apalagi kalah dari golput tapi tetap menang!) hanyalah > > penghalusan terang-terangan dari tirani minoritas. > > > > Selamat berakhir pekan. > > > > > > --- iwamardi <iwamardi@> wrote: > > > > > Berkali kali didalam pemilu di Indonesia , segolongan warga > > > (yang jumlahnya tidak sedikit, kadang kadang lebih dari 30 % !) > > > yang berhak memilih, mempraktekkan protes dengan bergolput > > > karena merasa tidak ada satupun para calon2 partai atau > > > perseorangan yang bisa diharapkan akan membawakan perbaikan > > > nasib mereka . > > > > > > Berdasarkan pengalaman mereka, para calon , entah caleg , > > > cakeda, cagub sampai ke capres pada umumnya hanya terdiri dari > > > para pengobral janji, penjala suara warga untuk kepentingan > > > pribadi dan kroni. > > > Dalam periode perkembangan politik yang sangat runyam, sangat > > > amburadul di Indonesia sekarang ini , tidak gampang begitu > > > saja menilai,apakah bentuk perjuangan golput sebagai protes, > > > artinya perjuangan extra parlementer ini, benar atau salah ! > > > Golput bukanlah sesuatu yang absolut, tetapi sesuatu bentuk > > > perjuangan yang flexibil, yang relatif terhadap- dan > > > tergantung 100% kepada- waktu, situasi dan kondisi ! > > > Golput bukan sesuatu yang "bagaimanapun, dalam keadaan apapun" > > > harus mutlak dijalankan disetiap pemilu di Indonesia saat ini ! > > > Ada saatnya dimana golput merupakan jawaban tepat untuk satu > > > pemilu, sebaliknya ada satu saat, diana golput merupakan reaksi > > > yang salah dan bahkan merugikan perjuangan dalam usaha > > > memperbaiki nasib warga bawahan (akar rumput) yang miskin. > > > > > > Dari semua faktor2 yang ada, faktor utama dalam > > > mempertimbangkan menggunakan atau tidak menggunakan senjata > > > golput ini adalah : > > > apakah ada diantara semua calon2 yang diajukan partai2 atau > > > perseorangan itu calon atau calon2 yang sudah teruji dan > > > terbukti mempunyai tujuan yang jujur sepenuh hati melayani > > > masyarakat umum dengan bukti bukti komitment didalam rekaman > > > jejak politiknya selama ini ? > > > Atau punyakah dia/mereka (bekas2) borok dan kudis dikulit > > > kariernya yang ditutup tutupi untuk menipu warga pemilih ? > > > Jika memang tak ada satupun calon yang memenuhi syarat, bahkan > > > sudah terbuktisemuanya mempunyai track record yang kotor dan > > > busuk, maka golput adalah salah satu bentuk protes yang betul > > > dan seharusnya dilakukan olen mayoritas pemilih, sehingga > > > pemilu gagal total karena tidak memenuhi quota jumlah pemilih . > > > Tetapi disatu saat, disatu sikon tertentu, dimana ada satu atau > > > beberapa calon yang diajukan partai atau perseorangan yang ber > > > rekam jejak bersih, jujur dan sudah terbukti mempunyai > > > engagement yang kuat untuk melayani masyarakat bawahan dalam > > > memperbaiki nasib mereka, maka mempraktekkan golput didalam > > > pemilu adalah hal/tindakan yang meleset, hal yang salah sama > > > sekali, sesuatu yang justru menghambat atau menghalang-halangi > > > suatu perubahan baru yang diperlukan secara urgent dimasyarakat > > > Indonesia dewasa ini. > > > Sebagai misal, (jika memang ada) menggunakan senjata golput > > > didalam pemilu gubernur DKI ( dimana ada Jokowi ) atau pemilu > > > gubernur Jabar (dimana ada Rieke D.P.) yang lalu adalah tidak > > > seyogyanya dipraktekkan, karena buat masyarakat bawahan justru > > > merugikan diri sendiri dan menguntungan para pengoblok oblok RI > > > kita yang tercinta ini, justru mengerem dan menghalang halangi > > > adanya perubahan2 baru di iklim politik tanah air saat ini, > > > justru memberi peluang kepada para koruptor untuk mengembangkan > > > tentakel tentakel penghisap kekayaan , keringat dan darah > > > rakyat Indonesia ! > > > Pemikiran dan pertimbangan yang masak akan menggunakan atau > > > tidak menggunakan golput sangatlah penting dan diperlukan , > > > sebelum keputusan dijatuhkan, keputusan yang akan menunjang > > > atau bahkan justru menghalang halangi perubahan ke Indonesia > > > baru ! > > > > > > Praktekkan bergolput, bila dengan begitu proses perubahan2 baru > > > akan menjadi "gut" ! > > > Janganlah bergolput, bila dengan begitu proses perubahan2 baru > > > justru akan menjadi "kaputt" ! > > > > > > ps. > > > Dari bahasa Jerman : > > > gut = baik, bagus. > > > kaputt = rusak. > > > > > > > > > iwa > > > ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/