Saya pernah lihat film, judulnya lupa, ceritanya tentang seorang misionaris 
kristen yang memperkenalkan Tuhan Yesus dan Alkitap pada suku pedalaman Afrika 
...Si Afrika ini nyembah buaya ... si misionaris jelas nyembah Tuhan Yesus :-)

Sempet terjadi dialog yang bikin saya senyam senyum sendiri saat si Misionaris 
"mengkritisi" kepercayaan pribumi : "Itu bukan Tuhan ! Itu Buaya ! " Si pribumi 
balik nanya : "Jika ini bukan Tuhan , yang mana Tuhan ? Mana ? "

Si Misionaris mengangkat bible, dan dengan yakin mengatakan "Ini alkitap, ini 
mengajarkan kita tentang tuhan yang benar, tuhan Yesus !"

Adegan kocak mulai lagi. Si manusia afrika merebut bible itu, membukanya, 
membolak balik buku itu sembari bertanya berulang kali : "Mana ? Mana ? Di mana 
Tuhan ? " (( Sambil ngebolak balik itu buku dan melototin itu buka "

Roman si misionaris kelihatan kesel, jengkel, kemudian colang lagi : "Ini 
alkitap ! Bukan tuhan. Alkitap bercerita tentang tuhan Yesus ! Isi alkitap ini 
yang bilang tentang Tuhan Yesus !"

Si Afrika juga kelihatan kesel, kemudian berkata " Lihat ! Lihat ! Itu Tuhan 
saya ! Saya sudah memperlihatkan Tuhan saya, Kamu bisa melihatnya dan jika mau 
kamu juga bisa meraba nya ! Sekarang .. tunjukkan Tuhan kamu mana ? Bagaimana 
bentuk nya ? Bagaimana saya bisa melihatnya ?"

Si misionaris diem. kesel. ( Dalam tahap tertentu, kelakuan orang afrika ini 
percis sama uplik yangsuka joging di leiden itu tuh ...)

Dalam perenungannya, si misionaris sampai pada kesimpulan : "Dulu saya 
berpandangan bahwa agama saya yang paling benar, alkitap saya yang paling 
benar, dan Tuhan saya lah yang benar. Namun ternyata ... keyakinan itu salah !"

Dulu ... saat saya menghadapi JD, Sasis, dan pikiran pikiran dari Gutonan di 
milis ini, proletar, saya dalam posisi sebagai orang yang merasa paling benar. 
Islam bener, selain Islam ya salah. Saya akan mempertahankan agama ini dengan 
darah keringat dan air mata. Dan saya rela mati untuk membela Muhammad dan 
ajarannya ..."

Waktu berlalu ...

Perjalanan hidup saya mempertemukan saya dengan sekian bajingantengik yang 
doyan ngomong Allah dan berpakaian kayak hidup di padang pasir namun 
kelakuannya luarbiasa menjijikan. Menjual ayat, memakan harta anak yatim, gila 
harta, demen cewek. ( Puuihh ! )

Sampai kemudian saya "menemukan Islam" di arcamanik abdung dan kembali 
"menemukan Islam" di daerah deket kuburan cina - Cikadut Bandung.

Di arcamanik saya ketemu sama pak Haji yang doyan berpakaian seperti pangeran 
diponegoro dengan tongkat kayu yang selalu dibawa ke mana mana. Masih muda. 
Paling baru sekitar awal 40 an. Namun .. dia lah yang memperkenalkan saya pada 
dunia non materi yang jelas jelas ada. nyata. Dari sana saya belajar lagi 
shalat ... dan nddak ada urusan sama arap saudi atawa para mujahidin. Shalat. 
Shalawat. Dzikir. 

Kemudian saya ketemu dengan pemuda luludan teknik ITB yang sekarang jadi 
pelukis muda di Indonesia sekaligus guru besar tenaga dalam Cosmic - Link ...

Saat ditemui, doski lagi pakai celana pendek dan lagi nnyapu halaman sama istri 
nya yang cantik ...

diantara sekian banyak pemikirannya, ini yang paling mengena :" Jika kita 
merasa benar dan memaksakan kebenaran kita pada orang lain, maka ... itu 
artinya kita tidak meyakini apa yang kita yakini. Kesan nya kita tidak PD kalau 
kita benar saat orang lain tidak menerima kebenaran yang kita yakini ..."

Saya kemudian bertemu dengan penganut kejawen yang dalam keseharian bersikap 
baik, bertingkah laku baik, bertutur kata baik .... saya bertemu dengan orang 
kristen yang bersikap baik, bertutur kata baik, cerdas, dan sangat konsen pada 
pengentasan kemiskinan ( cita cita dalam hidupnya menyumbang satu juta perak 
sebulan untuk seribu yatim piatu di Indonesia )

Saya merasakan "kesejukan" itu saat tidak sengaja ikut "berdoa bersama" di 
salah satu yayasan kristen di daerah Cibaduyut bandung. ( Puji Tuhan ! Haleluya 
! " ) Saya juga merasakan suasana magis dan tenang saat ikut "Sembahyang" 
bersama "Bante" di salah satu rumah ibadah di palembang ...

Saya tentu saja masih Muslim dan meyakini agama saya.

Dan sebagai orang Indonesia saya bersyukur dapat hidup berdampingan dengan 
penganut agama lain di sini, di bumi pertiwi ini : Indonesia.

Harmoni ...

Kita memang BERBEDA. Berbagai suku bangsa, agama, bahasa ... namun perbedaan 
itu bukan alasan untuk saling bertikai. Perbedaan itu indah. Perbedaan tinggi 
rendah suara dalam lagu yang sama dinyanyikan dengan cara yang sama dengan 
nyanyian yang sama tetap indah di telinga meskipun terdiri atas suara satu, 
suara dua, suara tiga yang berbeda. jelas tak sama.

Harmoni.
Indonesia.

Puji Tuhan.
Alhamdulillah.
Om Shanti ..shanti Ooomm...
Namo budaya.

Merdeka !

--- In proletar@yahoogroups.com, Habe Proletar <proletar4@...> wrote:
>
> gue sebenernya udah mual ngomongin agama, 
> cuma gue pengen nyelak dikit diskusi elu dengan si pinpin
> 
> masalah analogi elu soal 3 orang buta terhadap gajah misalnya
> gue rasa itu bisa dijungkirbalikan dengan memakai point si pinpin soal 3 nada 
> seriosa di dalam gereja
> walaupun yang 3 orang buta itu masing masing memiliki persepsi yang berbeda 
> terhadap " gajah " or "kebenaran "
> ada yang merasa gajah seperti ular, tebal, atau pipih, persepsi mereka sama 
> sekali tidak salah,
> masing masing dari mereka walaupun bagaimanapun minimnya memiliki bagian dari 
> kebenaran
> 
> 3 orang buta itu anggaplah islam, kristen dan whatever, jika rukun dan tidak 
> saling ngoceh secara egois
> akan mampu merangkum kebenaran yang lebih besar lagi soal bentuk gajah, 
> seperti mereka menyatukan kumpulan mosaik
> 
> gue pernah mendengar analogi soal kebenaran agama yang lebih menarik lagi,
> kebenaran itu seperti gunung gede, untuk mendakinya bisa dilakukan dari 
> berbagai arah
> orang islam mungkin naiknya dari gunung putri, yang kristen dari cibodas, 
> yang hindu dari arah selatan
> walaupun jalannya penuh liku liku, dan persepsi mereka berbeda beda, tapi 
> arahnya tetap satu
> menuju puncak sama
> 
> Islam mungkin bukan agama terbaik, agama ini seperti kristen sejarahnya penuh 
> bersimbah darah
> cuma gue tetep yakin orang Islam, terutama islam di indonesia memiliki cita 
> cita yang sama dengan
> mapala kristiani, atau wanadri buddhist
> 
> jadi please ngacolu jangan terus menerus dipelihara....
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> ________________________________
>  From: Nub <nubtheologian@...>
> To: proletar@yahoogroups.com 
> Sent: Tuesday, June 11, 2013 4:26 PM
> Subject: R: [proletar] Re: aljazeera: Report: China wants N Korea focus on 
> economy
>  
> 
> 
>   
> pin elu kan ngasih analogi semua agama itu ibaratnya orang nyanyi digereja, 
> ada suara satu, dua, tiga. 
> Lah gua bilang analogi lu ga kena, soalnya masing2 agama punya klaim yang 
> berbeda2 secara fundamental. Jadi kalo mau pake analogi orang nyanyi, ya 
> jelas yang islam nyanyi lagu black sabbath (bikin pusing kepala dan bikin 
> rusuh yg denger), yg kristen nyanyi lagu yang asik2 aja kaya the beatles 
> huehueheuhehe. 
> 
> Nah skrg lu mau ngomong pluralism? boleh2 aja. 
> 
> Elu pasti pernah dengar cerita tentang tiga orang buta dan seekor gajah. 
> Beberapa orang buta sedang berjalan bersama dan ditengah perjalan mereka 
> bertemu seekor gajah. Satu persatu mereka menyentuh gajah itu. Orang buta 
> pertama bilang "makhluk ini panjang dan flexible seperti ular" sambil 
> memagang belalai sigajah. Orang buta kedua bilang "salah. Makhluk ini tebal 
> dan bulat seperti batang pohon" sambil memegang kaki si gajah. Orang buta 
> ketiga berkata "salah semua. Makhluk ini lebar dan rata" sambil memegang sisi 
> samping si gajah.  Masing-masing orang buta hanya menyentuh sebagian dari 
> tubuh si gajah tersebut. 
> 
> Seperti itu lah, kata mereka yang bilang semua agama sama benarnya, bahwa 
> agama itu hanya menyentuh sebagian dari keseluruhan dari kebenaran itu. 
> Tetapi tidak ada yang bisa melihat seluruh tubuh si gajah atau kebenaran.
> 
> Tetapi ilustrasi ini punya kelemahan yang fatal: cerita ini diceritakan dari 
> pandangan orang yang tidak buta. Bagaimana kita tahu bahwa si orang buta 
> hanya menyentuh sebagian dari tubuh si gajah saja, kecuali kita bisa melihat 
> seluruh tubuh si gajah? Bagaimana kita tahu bahwa semua agama itu sama dan 
> tidak ada yang punya seluruh kebenaran kecuali kita punya seluruh kebenaran 
> itu yang kita baru saja bilang bahwa tidak ada agama yang memilikinya?
> 
> Atau banyak yang bilang begini: "kalau anda lahir diarab tentu anda tidak 
> akan menjadi seorang Kristen, tapi jadi seorang muslim". Bisa jadi. Tapi sama 
> juga halnya dengan mereka para pluralist ini. Kalau mereka lahir diarab, 
> belum tentu mereka jadi pluralist, tapi jadi seorang muslim.  Pointnya 
> adalah, kita tidak bisa mengklaim bahwa semua ajaran agama itu sama dan 
> terbatas, kecuali ajaran saya sendiri. Kalau anda mau bilang bahwa tidak ada 
> seorangpun yang punya semua kebenaran itu, maka mengapa kita harus percaya 
> dengan ucapan anda? Kenyataannya adalah kita semua , sadar atau tidak sadar, 
> membuat klaim mutlak (exclusive). 
> 
> Sama halnya dengan ucapan begini "sangat arogan kalau anda berkata bahwa 
> hanya agama anda yang benar dan menyuruh semua orang masuk ke agama anda". 
> Banyak orang tidak setuju dengan klaim ini. Dengan begitu, bukankah statement 
> ini menjadi arogan juga? Mereka bilang bahwa semua klaim exclusive itu tidak 
> mungkin benar. Tapi keberatan ini sendiri adalah klaim exclusive. Keberatan 
> ini berasumsi bahwa Tuhan itu tidak bisa diketahui seluruhnya, dengan kata 
> lain asumsi iman. Pluralists bilang bahwa dunia ini akan menjadi lebih baik 
> kalau semua agama tidak mengajarkan bahwa hanya ajaran agama mereka saja yang 
> benar. Tapi kalau semua agama tidak boleh mengajarkan hanya ajaran mereka 
> saja yang benar, kenapa kita harus percaya dengan klaim para pluralist 
> tersebut? Kalau semua ajaran agama harus ditinggal, maka ajaran pluralist ini 
> juga harus ditinggal.
> 
> Sekian lecture dari profesor nub. 
> Student pinpin yang terus2an dapat F diharap membaca lecture note dari 
> profesor minimal 200x, jika student pinpin tidak mau dropout lagi kaya waktu 
> dropout dari jurusan informatik.
> 
> --- In proletar@yahoogroups.com, "pinpinyuliansyah" <pinpinyuliansyah@> wrote:
> >
> > elo lagi ngomongin pluralism yang mana ...?
> > 
> > kalau elo ikut pemikirannya jalaludin Rahmat, Pimpinan yayasan di sekolah 
> > anak nya GW, dengan tegas Kang Jalal Bilang : " Thomas Alfa Edison berhak 
> > masuk surga !"
> > 
> > Padahal kang Jalal adalah "petinggi Syiah" di Indonesi lho ...
> > 
> > Dan saya sepemahaman dalam konteks ini.
> > 
> > Bill Gate Berhak masuk surga dan lebih layak masuk surga dibanding laki 
> > laki berjenggot, berpakaian putih putih, sering berteriak allahu akbar, 
> > namun doyan kawin sama anak di bawah umur.
> > 
> > Fluralism yang mana yang elo pahami ?
> > 
> > ( Ini bahasa ketinggian nddak ya buat tukang jamu kayak si Nub ini ) 
> 
> 
>  
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to