http://www.kompas.com/kompas-cetak/0512/27/Politikhukum/2321186.htm


Parpol Membantah Terkorup 
Belum Ada Laporan Disertai Bukti



Jakarta, Kompas - Kalangan elite partai politik membantah hasil survei lembaga 
penelitian yang menyebut partai politik sebagai lembaga terkorup. Adanya 
perseorangan yang melanggar aturan tidak bisa serta merta dikaitkan dengan 
parpol sebagai institusi.

Demikian Wakil Sekjen Partai Golkar Rully Chairul Azwar, Sekjen Partai Amanat 
Nasional Zulkifli Hasan, dan Ketua Fraksi Partai Demokrat Soekartono 
Hadiwarsito, Senin (26/12), menanggapi hasil Global Corruption Barometer 2005 
yang dilakukan Gallup International (Kompas, 26/12).

Hasil survei itu menyebut parpol sebagai lembaga terkorup dengan nilai 4,2 dari 
kisaran 1 sampai 5. Parlemen menduduki peringkat di bawahnya dengan nilai 4,0. 
Ketidakmandirian logistik dan finansial telah membuat politisi menyalahgunakan 
kekuasaan, baik bagi partai maupun diri sendiri.

Perorangan anggota bisa saja korupsi atau melakukan usaha-usahanya secara tidak 
sehat, tetapi itu tidak bisa dikaitkan dengan partai. Jadi, jangan diidentikkan 
anggota partai korup, partai juga korup. Kalau ada, lapor saja. Selama ini 
belum ada laporan dengan bukti, ucap Wakil Sekjen Partai Golkar Rully Chairul 
Azwar.

Ketua F-PD Soekartono mengharapkan lembaga survei menjelaskan parameter 
penelitian. Parameternya harus jelas dan dijelaskan ke publik. Selain itu 
penelitian harus memerhatikan seluruh aspek. Korupsi telah merajalela di 
mana-mana. Apa ada yang membuat KTP dengan membayar sesuai aturan. Apakah anda 
kalau membayar parkir selalu diberi karcis? tuturnya.

Sekjen PAN Zulkifli Hasan mengaku kini tanggapan masyarakat terhadap partai 
politik memang luar biasa buruk. Sebab, ekspektasi masyarakat terhadap parpol 
pascareformasi sangat tinggi. Namun, Zulkifli yakin tidak semua partai politik 
buruk.

Memang sangat berpeluang

Namun, pakar hukum Universitas Gadjah Mada Denny Indrayana dan Direktur 
Eksekutif Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) Agung Hendarto, Senin 
(26/12), justru memperkuat hasil survei itu. Parpol berpeluang korupsi karena 
bisa �menjual� kewenangan politik mereka untuk mendulang keuntungan.

Denny menjelaskan, argumen bahwa parpol tidak bisa mengakses keuangan negara 
merupakan argumen yang tidak tepat. Kewenangan politik bisa diubah oleh parpol 
menjadi dana operasional bagi kelangsungan hidup parpol, terutama untuk meraih 
dukungan suara dalam pemilu.

Keputusan parpol untuk menguasai rekrutmen presiden, DPR, kepala daerah, dan 
menteri merupakan sumber korupsi. Itu hadir dalam praktik politik uang. Sistem 
kepartaian memang sudah demokratis, tetapi kita belum mentransfer politikus 
yang etika berpolitiknya baik tutur Denny menjelaskan. (sut/vIN)



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Know an art & music fan? Make a donation in their honor this holiday season!
http://us.click.yahoo.com/.6dcNC/.VHMAA/Zx0JAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke