--- In proletar@yahoogroups.com, David Silalahi <davidfr766hi@...> wrote:
>
> seharusnya bukan religiusitas, tapi spiritualitas. bila religiusitas
> itu artinya anda masih terkungkung ajaran spesifik keagamaan dan
> pandangan agama itu terhadap agama lain. sedangkan spiritualitas anda
> tidak terkungkung apapun dan tidak mempunyai pandangan apapun terhadap
> agama-agama yang ada. anda free. bebas.

Saya yang menentukan saya "harus" menulis Religiusitas atau spiritulitas, 
karena saya paham betul apa yang ingin saya sampaikan, sementara anda punya 
karakter memaksakan pandangan pada orang lain dan ngatur orang lain untuk 
begini dan begitu. Power Sindrome.

Saya pilih religiusitask karena masih ada korelasinya dengan agama yang saya 
yakini. Saya mengambil syair abunawas dan bukan sedang mengambil lirik lagu 
Tuhan Bapak di surga.

Saya memandang agama lain atau pemahaman agama orang lain pada agamanya tentu 
saja dari pemahaman saya atas agama yang saya yakini saat ini. Thats why saya 
pilih kata religiusitas. karena saya masih seorang theis. bukan atheis. Jasi -- 
sekali lagi -- anda tidakperlu mengatur saya untuk tidak boleh menulis 
religiusitas dan harus menulis spiritualitas.



> 
> kebebasan itulah yang seharusnya dimiliki, karena kebebasan itu adalah
> surga yang sesungguhnya. tak ada manusia didunia ini yang tidak
> mendambakan kebebasan.
> 

Dan itu artinya paradox. Disaat anda berbicara kebebasan seperti di atas, anda 
baru saja membatasi kebebasan saya dalam ber ekspresi dengan menganggap salah 
karena saya memilih kata religiusitas. Kelihatan nddak di mana diri ada saat 
ini ? Anda tak paham dengan apa yang anda tulis selain ingin menunjukkan diri 
bahwa anda "lebih dari yang lain", dan mental seperti ini hanya dimiliki oleh 
seorang pecundang.

> namun istilah bebas ini bagi beberapa orang masih pro dan kontra, ada
> yang menganggap spiritualitas itu sendiri masih belum bebas karena
> dinilai masih percaya roh atau tuhan, sedangkan yang lain menganggap
> kebebasan sesungguhnya adalah menjadi ateis. ini hanya pro kontra
> biasa, hanya masalah perasaan simpati dan empati.
> 

anda lagi ngomong apa sih ? Mau ceramah maksudnya ? Pernah jadi dosen di mana 
pak ? di UT ?

> btw, jusfiq itu sudah termasuk orang-orang yang bebas. dia tidak
> merasakan beban ketika menuliskan kata-kata kasar, karena dia tidak
> peduli surga ataupun neraka.
> 

Ya.
Dan anda sama percis dengan uplik.
ngigau mlulu.

> 
> On 8/4/13, pinpinyuliansyah <pinpinyuliansyah@...> wrote:
> > Ini Syair Abunawas yang suka saya lagu kan di usia SD ..
> >
> > Ilahi lastu lilfirdausi ahla,
> > Walaa aqwa `ala naaril jahiimi
> >
> > Wahai Tuhanku.. aku sebetulnya tak layak masuk surgaMU,
> > TapiĀ… aku juga tak sanggup menahan amuk nerakaMu,
> >
> > ...
> >
> > Paling tentrem saat me - lagu - kan syair syair itu bareng bareng dalam
> > bahasa arap tanpa mengetahui isinya.
> >
> > perasaan saya saat menyanyikan atau melagu kan syair ini ... kurang lebih
> > nya sama dengan perasaan habe saat mendengar lagu "malam kudus".
> >
> > nddak ada urusan sama yesus, allah, atau dewa.
> >
> > ini namanya religiusitas.
> >
> > --- In proletar@yahoogroups.com, David Silalahi <davidfr766hi@> wrote:
> >>
> >> hehehe... semua orang yg fanatik beragama itu sebetulnya takut neraka
> >> dan gila sorga.
> >> kalo enggak menjalankan aturan menyembah tuhannya, mereka takut
> >> diancam akan masuk neraka.
> >>
> >> coba, apa mereka berani untuk tidak menyembah tuhan barang sebulan
> >> saja? pasti takut, yaitu takut neraka dan takut dijelek2an orang
> >> sekitar. padahal neraka sebenarnya adalah ya omongan orang-orang
> >> disekitar dirinya.
> >>
> >>
> >> On 8/4/13, pinpinyuliansyah <pinpinyuliansyah@> wrote:
> >> > Di kemasan deterjen pencuci pakaian tertulis kata - kata "Lembut di
> >> > Tangan",
> >> > namun meskipun ada "jaminan" bahwa deterjen pencuci pakaian itu lembut
> >> > untuk
> >> > tangan, tentu saja kita tidak akan merendam tangan kita seharian di
> >> > dalam
> >> > air deterjen karena ingin "melembutkan" tangan. Meskipun (mungkin)
> >> > lembut
> >> > untuk tangan, deterjen dibuat untuk mencuci pakaian, bukan untuk
> >> > melembutkan
> >> > tangan.
> >> >
> >> > Hidup kita hari ini disesaki oleh ribuan iklan yang berlomba - lomba
> >> > mengejar kita dimanapun kita berada. Dari mulai membuka mata sampai
> >> > menutup
> >> > mata. Dari mulai iklan TV, koran, radio, billboard, pamplet, sampai
> >> > "hujan
> >> > SMS Iklan" yang tiba - tiba masuk begitu saja ke inbox di handphone
> >> > kita.
> >> > Dari mulai iklan sabun, shampoo, makanan ringan, rumah, mobil, surga,
> >> > bidadari ....sampai iklan "Investasi meningkat jutaan kali lipat jika
> >> > anda
> >> > ber sodaqoh !"
> >> >
> >> > Tidak semua barang dan jasa yang di iklan kan itu kita butuhkan.
> >> >
> >> > Hari ini kita sangat sulit menemukan iklan yang jujur. Hari ini
> >> > sebagian
> >> > konsumen sudah mulai cerdas untuk tidak terlalu cepat percaya pada
> >> > iklan.
> >> > Apalagi ketika iklan itu terlalu bombastis. Seperti iklan "Tabib Sakti
> >> > Mandraguna" yang konon bisa menyembuhkan segala macam penyakit, dari
> >> > mulai
> >> > Impotensi, kanker sampai HIV, dari mulai panas dalam sampai santet.
> >> > Seolah
> >> > meniadakan sekian banyak dokter specialis yang jumpalitan belajar
> >> > seumur
> >> > hidup di dunia medis.
> >> >
> >> > Iklan adalah bagian dari marketing.
> >> >
> >> > KETIKA sebuah perusahaan , atau partai, atau agama, doyan "ngiklan"
> >> > dengan
> >> > kata - kata yang muluk ...
> >> >
> >> > MAKA sampai kapan orang akan percaya dan mau mendengar ?
> >> >
> >> > Iklan apapun dan sebagus apapun pada akhirnya harus disertai dengan
> >> > bukti
> >> > nyata.
> >> > Iklan tanpa bukti adalah ngibul.
> >> > Siapapun tentu tidak suka dikibulin.
> >> > Siapapun tidak suka di cap sebagai tukang ngibul.
> >> >
> >> > ***
> >> >
> >> > Deterjen dibuat untuk mencuci pakaian. Bukan untuk melembutkan tangan.
> >> > Meskipun deterjen itu (mungkin benar) lembut di tangan.
> >> >
> >> > Di bulan puasa ini ... sekian banyak speaker masjid bercerita tentang
> >> > indah
> >> > nya surga dan betapa pedihnya api neraka. itu mungkin benar. Namun
> >> > ketika
> >> > seseorang didorong untuk berbuat baik hanya untuk sekian banyak
> >> > bidadari
> >> > atau sekian banyak minuman susu yang mengalir tak habis habis nya di
> >> > surga
> >> > loka .... atau ketika seseorang didorong untuk beramal sholeh ....
> >> > hanya
> >> > karena ditakut takuti oleh pedihnya siksa neraka ...
> >> >
> >> > saya jadi ingat syair lagu ini ...
> >> >
> >> > http://www.youtube.com/watch?v=Wh1qpLBZn-o
> >> >
> >> > Apakah kita semua
> >> > Benar-benar tulus
> >> > Menyembah pada-Nya
> >> > Atau mungkin kita hanya
> >> > Takut pada neraka
> >> > Dan inginkan surga
> >> >
> >> > Reff:
> >> > Jika surga dan neraka tak pernah ada
> >> > Masihkan kau bersujud kepada-Nya
> >> > Jika surga dan neraka tak pernah ada
> >> > Masihkah kau menyebut nama-Nya
> >> >
> >> > (**)
> >> > Bisakah kita semua
> >> > Benar-benar sujud sepenuh hati
> >> > Kar`na sungguh memang Dia
> >> > Memang pantas disembah
> >> > Memang pantas dipuja
> >> >
> >> > Kembali ke: Reff, (*), (**), Reff
> >> >
> >> >
> >> >
> >> >
> >> > semoga bermanfaat.
> >> >
> >> >
> >> >
> >> >
> >>
> >>
> >> --
> >> REG,
> >> DAVID SILALAHI
> >>
> >
> >
> >
> 
> 
> -- 
> REG,
> DAVID SILALAHI
>




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke