Refleksi : Apakah kemarahan menyelesaikan masalah? Lucu bin aneh sang presiden ini, koq cuma minta. Hendaklah dimaklumi bahwa kenaikan harga sesuatu komoditi akan selalu bisa menarik kenaikan harga komoditi lain, begitulah hukum pasar bebas. Bagaimana dengan doktor ekonominya? Pasar tidak tahu apa itu moral.
http://www.riaupos.com/new/berita.php?act=full&id=2302&kat=1 Harga Naik, Presiden Marah 20 Juli 2010 JAKARTA (RP) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali meminta dunia usaha untuk tidak memanfaatkan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sebagai alasan menaikkan harga berlipat-lipat. Dengan sedikit marah, presiden meminta kenaikan tarif tersebut tidak digunakan sebagai kesempatan untuk menaikkan harga di luar batas kepatutan. ''Saya juga tidak akan segan-segan untuk memberikan peringatan nanti bagi mereka yang sama sekali tidak punya hati dengan menaikkan ongkos produksi, baik barang dan jasanya, yang melebihi kepatutan,'' kata SBY dalam rapat kabinet terbatas bidang perekonomian di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (19/7). SBY mengatakan, secara moral tidak bisa dibenarkan, apabila ada perusahaan yang melipatgandakan kenaikan harga. ''Ini adalah tanggung jawab yang tidak baik karena menggunakan kesempatan ketika kita semua sedang menghadapi masalah yang harus kita carikan solusinya,'' kata SBY. Presiden meminta Menko Perekomomian untuk memastikan agar semua yang dilakukan oleh PT PLN dan dunia usaha sudah tepat. Semua pihak, kata SBY, harus memiliki tanggung jawab tinggi untuk ikut menyelamatkan perekonomian. Juga, turut menumbuhkan ekonomi dengan menjalankan kebijakan perusahaan yang bertanggung jawab. SBY mengatakan, pilihan menaikkan TDL adalah pilihan yang tidak mudah. ''Keputusan yang pahit yang diambil oleh pemerintah,'' kata SBY. Namun, kata Presiden, jika keputusan pengurangan subsidi listrik tidak diambil, dampak buruknya akan lebih besar. Yang terpenting, lanjut dia, pemerintah sudah mempertimbangkan dengan seksama seraya melindungi konsumen ekonomi lemah. ''Kenaikannya pun dengan persentase yang tidak tinggi dan sudah kita hitung dampak dari kenaikan ongkos produksi, cost of production, dari perusahaan-perusahaan kita akibat kenaikan itu. Mari kita kontrol, kita pastikan tidak ada penyimpangan-penyimpangan,'' katanya. Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, kenaikan tarif listrik untuk industri tidak akan melebihi 18 persen. ''Jadi tidak boleh lebih, kalau mengalami kenaikan lebih harus di-keep. Kalau sederhananya dari tagihan yang terakhir tidak boleh naiknya 18 persen tertinggi,'' kata Hatta. Mengenai lonjakan harga-harga kebutuhan pokok, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, saat ini yang sulit dikendalikan hanya tinggal cabai merah. ''Harga bahan-bahan pokok sebagian besar dalam keadaan tidak melonjak kecuali cabai. Kita akui cabai merah dan cabai keriting mengalami lonjakan harga. Itu kaitannya dengan pasokan yang terganggu karena musim,'' kata Mari. Meski demikian, ia optimis harga akan kembali stabil karena pada Agustus dan September telah masuk musim panen. Sedangkan untuk harga-harga yang lain seperti beras, akan terus dipantau. Pemerintah telah memberikan keleluasaan kepada Perum Bulog untuk segera melakukan operasi pasar apabila ada kecenderungan kenaikan harga. ''Tidak usah menunggu instruksi dari Kementerian Perdagangan. Jadi bisa langsung melakukan operasi pasar sehingga kita bisa menyakini stabilnya harga beras,'' kata Mari. Saat ini, lanjut Mari, Bulog memiliki 500 ribu ton beras untuk operasi pasar. Menurut Mari, stok kebutuhan pokok lain seperti gula, minyak goreng, dan daging juga masih cukup. ''Jadi tidak perlu khawatir stoknya tidak cukup,'' kata Mari. Pelaku Usaha Janji Tak Akan Naikan Harga Sementara itu para pelaku dunia usaha berjanji tidak akan menaikkan harga barang hingga diterimanya tagihan rekening listrik baru pada Agustus 2010 mendatang terkait dengan kenaikan TDL bagi kalangan industri. ''Kami sudah minta kepada 60 asosiasi industri untuk tidak menaikkan harga barang sebelum diterimanya tagihan rekening listrik untuk bulan Juli ini. Apakah berpengaruh terhadap industri atau tidak terkait dengan kenaikan TDL,'' kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofyan Wanandi saat Rapat Kerja (raker) dengan Komisi VII DPR di Gedung DPR/MPR, Senin (19/7). Selain itu, Sofyan juga mengaku telah meminta kepada semua asosiasi untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagaimana ancaman dari pelaku dunia usaha terkait kenaikan TDL yang tidak sesuai dengan perjanjian awal. ''Kami juga meminta kepada semua pengusaha untuk tidak melakukan PHK sebelum dipastikannya dampak TDL terhadap industri. Kami juga akan segera ketemu dengan serikat pekerja untuk membicarakan ini,'' ucapnya. Kemudian, pihaknya juga tidak akan meminta kepada pemerintah agar dilakukan penundaan kenaikan TDL sebagaimana yang disampaikan sebelumnya, karena pihaknya memahami jika TDL ditunda maka akan membuat subsidi listrik membengkak Rp800 miliar per bulan. ''Memang awalnya kami mendesak pemerintah untuk menunda kenaikan TDL, tapi saat ini kami bisa terima dengan alasan-alasan yang telah disebutkan pemerintah,'' ujarnya. Pada RDP tersebut, Komisi VII dengan pemerintah sepakat untuk menetapkan tarif tenaga listrik bagi golongan industri rata-rata 10-15 persen dari posisi tagihan terakhir dan maksimum kenaikannya tidak lebih dari 18 persen. ''Kami bisa terima jika rata-rata kenaikan TDL bagi industri hanya 10-15 persen dari rekening terakhir, sementara kenaikan tertinggi 18 persen,'' tambah Sofyan. Stok Terbatas dan Gagal Panen Di Provinsi Riau, harga kebutuhan pokok juga melonjak beberapa pekan terakhir di pasar tradisional kabupaten/kota. Kondisi ini disebabkan stok persediaan mengalami penurunan, ditambah lagi keperluan meningkat, sehingga terjadi mekanisme pasar, di mana komoditi suatu barang dengan jumlah terbatas, sementara permintaan meningkat berdampak pada kenaikan harga. Menurut Kabid Perdagangan Dalam Negeri Diperindag Riau Ayub Khan, kenaikan harga barang kebutuhan pokok di Riau dipicu oleh terjadinya kegagalan panen beberapa komoditas pertanian di daerah penghasil sehingga, membuat jumlah barang di pasar bergerak naik. "Apalagi dipicu oleh beberapa kenaikan harga barang dan biaya kebutuhan lainnya," kata Ayub, Senin (19/7) di Pekanbaru Ayub mencontohkan, kenaikan harga cabai misalnya, yang terjadi selama ini adalah petani cabai sering mengalami kerugian akibat hasil panennya itu tidak dibeli pedagang, padahal pedagang telah menjanjikannya. Oleh karena itu petani meminta kepastian kepada pedagang agar mau membeli hasil panennya. "Kenyataan di lapangan, hasil panen cabai sudah dilakukan, namun pedagang enggan membeli, sehingga petani merasa dirugikan. Atas dasar itulah petani itu meminta jaminan pembelian dari pedagang," kata Ayub. Kondisi kenaikan harga cabai ini yang diikuti dengan harga kebutuhan pokok lainnya, menurut Ayub tidak akan berlangsung lama. Pasalnya kenaikan harga ini menjelang memasuki bulan puasa dan juga menyambut hari raya Idul Fitri. "Saya pikir Disperindag kabupaten/kota telah melakukan upaya untuk mengatasi kenaikan harga kebutuhan pokok dan lainnya. Dan kenaikan ini biasa terjadi menjelang memasuki bulan puasa," kata Ayub Menyinggung kenaikan barang pokok lainnya, menurut Ayub, hal itu selalu beriringan. Jika satu komoditi barang naik, biasanya diikuti dengan komoditi lainnya. Namun yang pasti kenaikan ini sifat musiman dan tidak berlangsung lama. "Biasanya kenaikan harga ini menjelang memasuki bulan Ramadan, kenaikan harga BBM, ditambah gagal panennya para petani, faktor alam, dan lainnya," ucapnya. Operasi Pasar Dikatakannya, Disperindag Riau menjelang memasuki bulan puasa akan menggelar operasi pasar (OP) di lima kecamatan di Pekanbaru. Operasi pasar ini terdiri dari paket Sembako bersubsidi bertujuan untuk membantu masyarakat. "Kami berkoordinasi dengan Disperindag Pekanbaru untuk pelaksanaan operasi pasar nanti, dan kami harapkan agar lima kecamatan yang menjadi tempat OP itu benar-benar warga yang dalam kondisi prasejahtera," ujar Ayub. Selain itu juga, untuk beras, kata Ayub Disperindag menyurati Bulog agar menyiapkan 5.000 ton beras bagi kabupaten/kota se-Riau sebagai operasi pasar. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi harga beras yang mengalami kenaikan menjelang memasuki bulan puasa.(sof/jpnn/yud/*3/muh [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/