Hehehehe, enak ngomong itu sby !
Bagaimana cara atau prakteknya menolong EKONOMI LEMAH ?
Apa CUKUP dengan NGOMONG begitu saja ?
Prakteknya gimana donk ?!
Tetap saja UJUNGNYA Rakyat kecillah yang paling menderita !


--- In proletar@yahoogroups.com, "sunny" <am...@...> wrote:
>
> Refleksi : Apakah kemarahan menyelesaikan masalah? Lucu bin aneh sang 
> presiden ini, koq cuma minta. Hendaklah dimaklumi bahwa kenaikan harga 
> sesuatu komoditi akan selalu bisa menarik kenaikan harga komoditi lain, 
> begitulah hukum pasar bebas. Bagaimana dengan doktor ekonominya? Pasar tidak 
> tahu apa itu moral.
> 
> http://www.riaupos.com/new/berita.php?act=full&id=2302&kat=1
> 
> 
> Harga Naik, Presiden Marah 
> 20 Juli 2010
> 
> JAKARTA (RP) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali meminta dunia 
> usaha untuk tidak memanfaatkan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sebagai 
> alasan menaikkan harga berlipat-lipat. 
>   
> Dengan sedikit marah, presiden meminta kenaikan tarif tersebut tidak 
> digunakan sebagai kesempatan untuk menaikkan harga di luar batas kepatutan.
> 
> ''Saya juga tidak akan segan-segan untuk memberikan peringatan nanti bagi 
> mereka yang sama sekali tidak punya hati dengan menaikkan ongkos produksi, 
> baik barang dan jasanya, yang melebihi kepatutan,'' kata SBY dalam rapat 
> kabinet terbatas bidang perekonomian di Kantor Presiden, Jakarta, Senin 
> (19/7).
> 
> SBY mengatakan, secara moral tidak bisa dibenarkan, apabila ada perusahaan 
> yang melipatgandakan kenaikan harga. ''Ini adalah tanggung jawab yang tidak 
> baik karena menggunakan kesempatan ketika kita semua sedang menghadapi 
> masalah yang harus kita carikan solusinya,'' kata SBY. 
> 
> Presiden meminta Menko Perekomomian untuk memastikan agar semua yang 
> dilakukan oleh PT PLN dan dunia usaha sudah tepat. Semua pihak, kata SBY, 
> harus memiliki tanggung jawab tinggi untuk ikut menyelamatkan perekonomian. 
> Juga, turut menumbuhkan ekonomi dengan menjalankan kebijakan perusahaan yang 
> bertanggung jawab.
> 
> SBY mengatakan, pilihan menaikkan TDL adalah pilihan yang tidak mudah. 
> ''Keputusan yang pahit yang diambil oleh pemerintah,'' kata SBY. Namun, kata 
> Presiden, jika keputusan pengurangan subsidi listrik tidak diambil, dampak 
> buruknya akan lebih besar. Yang terpenting, lanjut dia, pemerintah sudah 
> mempertimbangkan dengan seksama seraya melindungi konsumen ekonomi lemah.
> 
> ''Kenaikannya pun dengan persentase yang tidak tinggi dan sudah kita hitung 
> dampak dari kenaikan ongkos produksi, cost of production, dari 
> perusahaan-perusahaan kita akibat kenaikan itu. Mari kita kontrol, kita 
> pastikan tidak ada penyimpangan-penyimpangan,'' katanya.
> 
> Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, kenaikan tarif listrik untuk 
> industri tidak akan melebihi 18 persen. ''Jadi tidak boleh lebih, kalau 
> mengalami kenaikan lebih harus di-keep. Kalau sederhananya dari tagihan yang 
> terakhir tidak boleh naiknya 18 persen tertinggi,'' kata Hatta. 
> 
> Mengenai lonjakan harga-harga kebutuhan pokok, Menteri Perdagangan Mari Elka 
> Pangestu mengatakan, saat ini yang sulit dikendalikan hanya tinggal cabai 
> merah. ''Harga bahan-bahan pokok sebagian besar dalam keadaan tidak melonjak 
> kecuali cabai. Kita akui cabai merah dan cabai keriting mengalami lonjakan 
> harga. Itu kaitannya dengan pasokan yang terganggu karena musim,'' kata Mari.
> 
> Meski demikian, ia optimis harga akan kembali stabil karena pada Agustus dan 
> September telah masuk musim panen. Sedangkan untuk harga-harga yang lain 
> seperti beras, akan terus dipantau. Pemerintah telah memberikan keleluasaan 
> kepada Perum Bulog untuk segera melakukan operasi pasar apabila ada 
> kecenderungan kenaikan harga. ''Tidak usah menunggu instruksi dari 
> Kementerian Perdagangan. Jadi bisa langsung melakukan operasi pasar sehingga 
> kita bisa menyakini stabilnya harga beras,'' kata Mari.
> 
> Saat ini, lanjut Mari, Bulog memiliki 500 ribu ton beras untuk operasi pasar. 
> Menurut Mari, stok kebutuhan pokok lain seperti gula, minyak goreng, dan 
> daging juga masih cukup. ''Jadi tidak perlu khawatir stoknya tidak cukup,'' 
> kata Mari.
> 
> Pelaku Usaha Janji Tak Akan Naikan Harga
> Sementara itu para pelaku dunia usaha berjanji tidak akan menaikkan harga 
> barang hingga diterimanya tagihan rekening listrik baru pada Agustus 2010 
> mendatang terkait dengan kenaikan TDL bagi kalangan industri.
> 
> ''Kami sudah minta kepada 60 asosiasi industri untuk tidak menaikkan harga 
> barang sebelum diterimanya tagihan rekening listrik untuk bulan Juli ini. 
> Apakah berpengaruh terhadap industri atau tidak terkait dengan kenaikan 
> TDL,'' kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofyan Wanandi 
> saat Rapat Kerja (raker) dengan Komisi VII DPR di Gedung DPR/MPR, Senin 
> (19/7). 
> 
> Selain itu, Sofyan juga mengaku telah meminta kepada semua asosiasi untuk 
> tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagaimana ancaman dari 
> pelaku dunia usaha terkait kenaikan TDL yang tidak sesuai dengan perjanjian 
> awal. 
> 
> ''Kami juga meminta kepada semua pengusaha untuk tidak melakukan PHK sebelum 
> dipastikannya dampak TDL terhadap industri. Kami juga akan segera ketemu 
> dengan serikat pekerja untuk membicarakan ini,'' ucapnya.
> 
> Kemudian, pihaknya juga tidak akan meminta kepada pemerintah agar dilakukan 
> penundaan kenaikan TDL sebagaimana yang disampaikan sebelumnya, karena 
> pihaknya memahami jika TDL ditunda maka akan membuat subsidi listrik 
> membengkak Rp800 miliar per bulan.
> 
> ''Memang awalnya kami mendesak pemerintah untuk menunda kenaikan TDL, tapi 
> saat ini kami bisa terima dengan alasan-alasan yang telah disebutkan 
> pemerintah,'' ujarnya. 
> 
> Pada RDP tersebut, Komisi VII dengan pemerintah sepakat untuk menetapkan 
> tarif tenaga listrik bagi golongan industri rata-rata 10-15 persen dari 
> posisi tagihan terakhir dan maksimum kenaikannya tidak lebih dari 18 persen. 
> 
> ''Kami bisa terima jika rata-rata kenaikan TDL bagi industri hanya 10-15 
> persen dari rekening terakhir, sementara kenaikan tertinggi 18 persen,'' 
> tambah Sofyan.
> 
> Stok Terbatas dan Gagal Panen 
> Di Provinsi Riau, harga kebutuhan pokok juga melonjak beberapa pekan terakhir 
> di pasar tradisional kabupaten/kota. Kondisi ini disebabkan stok persediaan 
> mengalami penurunan, ditambah lagi keperluan meningkat, sehingga terjadi 
> mekanisme pasar, di mana komoditi suatu barang dengan jumlah terbatas, 
> sementara permintaan meningkat berdampak pada kenaikan harga. 
> 
> Menurut Kabid Perdagangan Dalam Negeri Diperindag Riau Ayub Khan, kenaikan 
> harga barang kebutuhan pokok di Riau dipicu oleh terjadinya kegagalan panen 
> beberapa komoditas pertanian di daerah penghasil sehingga, membuat jumlah 
> barang di pasar bergerak naik. "Apalagi dipicu oleh beberapa kenaikan harga 
> barang dan biaya kebutuhan lainnya," kata Ayub, Senin (19/7) di Pekanbaru 
> 
> Ayub mencontohkan, kenaikan harga cabai misalnya, yang terjadi selama ini 
> adalah petani cabai sering mengalami kerugian akibat hasil panennya itu tidak 
> dibeli pedagang, padahal pedagang telah menjanjikannya. Oleh karena itu 
> petani meminta kepastian kepada pedagang agar mau membeli hasil panennya.
> 
> "Kenyataan di lapangan, hasil panen cabai sudah dilakukan, namun pedagang 
> enggan membeli, sehingga petani merasa dirugikan. Atas dasar itulah petani 
> itu meminta jaminan pembelian dari pedagang," kata Ayub.
> 
> Kondisi kenaikan harga cabai ini yang diikuti dengan harga kebutuhan pokok 
> lainnya, menurut Ayub tidak akan berlangsung lama. Pasalnya kenaikan harga 
> ini menjelang memasuki bulan puasa dan juga menyambut hari raya Idul Fitri.
> 
> "Saya pikir Disperindag kabupaten/kota telah melakukan upaya untuk mengatasi 
> kenaikan harga kebutuhan pokok dan lainnya. Dan kenaikan ini biasa terjadi 
> menjelang memasuki bulan puasa," kata Ayub
> 
> Menyinggung kenaikan barang pokok lainnya, menurut Ayub, hal itu selalu 
> beriringan. Jika satu komoditi barang naik, biasanya diikuti dengan komoditi 
> lainnya. Namun yang pasti kenaikan ini sifat musiman dan tidak berlangsung 
> lama. 
> 
> "Biasanya kenaikan harga ini menjelang memasuki bulan Ramadan, kenaikan harga 
> BBM, ditambah gagal panennya para petani, faktor alam, dan lainnya," ucapnya.
> 
> Operasi Pasar
> Dikatakannya, Disperindag Riau menjelang memasuki bulan puasa akan menggelar 
> operasi pasar (OP) di lima kecamatan di Pekanbaru. Operasi pasar ini terdiri 
> dari paket Sembako bersubsidi bertujuan untuk membantu masyarakat.
> 
> "Kami berkoordinasi dengan Disperindag Pekanbaru untuk pelaksanaan operasi 
> pasar nanti, dan kami harapkan agar lima kecamatan yang menjadi tempat OP itu 
> benar-benar warga yang dalam kondisi prasejahtera," ujar Ayub.
> 
> Selain itu juga, untuk beras, kata Ayub Disperindag menyurati Bulog agar 
> menyiapkan 5.000 ton beras bagi kabupaten/kota se-Riau sebagai operasi pasar. 
> Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi harga beras yang mengalami kenaikan 
> menjelang memasuki bulan puasa.(sof/jpnn/yud/*3/muh
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke