Gitu dah...wong kemaren itu malah sibuk nonton bola dirumahnya yg dicikeas 
koq...bikin macet aja rombongannya tuh....
-----Original Message-----
From: "ndeboost" <rambitese...@rocketmail.com>
Sender: proletar@yahoogroups.com
Date: Wed, 21 Jul 2010 07:38:33 
To: <proletar@yahoogroups.com>
Reply-To: proletar@yahoogroups.com
Subject: [proletar] Re: Harga Naik, Presiden Marah

He he he ........... Memang gimana gitu.
Marahnya karena lalu ga kober buat lagu dan atau latihan
rekaman, kalik. Atau ga sempat memilih pelatih bal-balan?

--- In proletar@yahoogroups.com, a.wid...@... wrote:
>
> Maklumlah, presiden kita itu kan ahli strategi perang, bukan ahli ekonomi...
> -----Original Message-----
> From: "Abbas" <abas_ami...@...>
> Sender: proletar@yahoogroups.com
> Date: Tue, 20 Jul 2010 23:07:17 
> To: <proletar@yahoogroups.com>
> Reply-To: proletar@yahoogroups.com
> Subject: [proletar] Re: Harga Naik, Presiden Marah
> 
> Hehehehe, enak ngomong itu sby !
> Bagaimana cara atau prakteknya menolong EKONOMI LEMAH ?
> Apa CUKUP dengan NGOMONG begitu saja ?
> Prakteknya gimana donk ?!
> Tetap saja UJUNGNYA Rakyat kecillah yang paling menderita !
> 
> 
> --- In proletar@yahoogroups.com, "sunny" <ambon@> wrote:
> >
> > Refleksi : Apakah kemarahan menyelesaikan masalah? Lucu bin aneh sang 
> > presiden ini, koq cuma minta. Hendaklah dimaklumi bahwa kenaikan harga 
> > sesuatu komoditi akan selalu bisa menarik kenaikan harga komoditi lain, 
> > begitulah hukum pasar bebas. Bagaimana dengan doktor ekonominya? Pasar 
> > tidak tahu apa itu moral.
> > 
> > http://www.riaupos.com/new/berita.php?act=full&id=2302&kat=1
> > 
> > 
> > Harga Naik, Presiden Marah 
> > 20 Juli 2010
> > 
> > JAKARTA (RP) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali meminta 
> > dunia usaha untuk tidak memanfaatkan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) 
> > sebagai alasan menaikkan harga berlipat-lipat. 
> >   
> > Dengan sedikit marah, presiden meminta kenaikan tarif tersebut tidak 
> > digunakan sebagai kesempatan untuk menaikkan harga di luar batas kepatutan.
> > 
> > ''Saya juga tidak akan segan-segan untuk memberikan peringatan nanti bagi 
> > mereka yang sama sekali tidak punya hati dengan menaikkan ongkos produksi, 
> > baik barang dan jasanya, yang melebihi kepatutan,'' kata SBY dalam rapat 
> > kabinet terbatas bidang perekonomian di Kantor Presiden, Jakarta, Senin 
> > (19/7).
> > 
> > SBY mengatakan, secara moral tidak bisa dibenarkan, apabila ada perusahaan 
> > yang melipatgandakan kenaikan harga. ''Ini adalah tanggung jawab yang tidak 
> > baik karena menggunakan kesempatan ketika kita semua sedang menghadapi 
> > masalah yang harus kita carikan solusinya,'' kata SBY. 
> > 
> > Presiden meminta Menko Perekomomian untuk memastikan agar semua yang 
> > dilakukan oleh PT PLN dan dunia usaha sudah tepat. Semua pihak, kata SBY, 
> > harus memiliki tanggung jawab tinggi untuk ikut menyelamatkan perekonomian. 
> > Juga, turut menumbuhkan ekonomi dengan menjalankan kebijakan perusahaan 
> > yang bertanggung jawab.
> > 
> > SBY mengatakan, pilihan menaikkan TDL adalah pilihan yang tidak mudah. 
> > ''Keputusan yang pahit yang diambil oleh pemerintah,'' kata SBY. Namun, 
> > kata Presiden, jika keputusan pengurangan subsidi listrik tidak diambil, 
> > dampak buruknya akan lebih besar. Yang terpenting, lanjut dia, pemerintah 
> > sudah mempertimbangkan dengan seksama seraya melindungi konsumen ekonomi 
> > lemah.
> > 
> > ''Kenaikannya pun dengan persentase yang tidak tinggi dan sudah kita hitung 
> > dampak dari kenaikan ongkos produksi, cost of production, dari 
> > perusahaan-perusahaan kita akibat kenaikan itu. Mari kita kontrol, kita 
> > pastikan tidak ada penyimpangan-penyimpangan,'' katanya.
> > 
> > Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, kenaikan tarif listrik untuk 
> > industri tidak akan melebihi 18 persen. ''Jadi tidak boleh lebih, kalau 
> > mengalami kenaikan lebih harus di-keep. Kalau sederhananya dari tagihan 
> > yang terakhir tidak boleh naiknya 18 persen tertinggi,'' kata Hatta. 
> > 
> > Mengenai lonjakan harga-harga kebutuhan pokok, Menteri Perdagangan Mari 
> > Elka Pangestu mengatakan, saat ini yang sulit dikendalikan hanya tinggal 
> > cabai merah. ''Harga bahan-bahan pokok sebagian besar dalam keadaan tidak 
> > melonjak kecuali cabai. Kita akui cabai merah dan cabai keriting mengalami 
> > lonjakan harga. Itu kaitannya dengan pasokan yang terganggu karena musim,'' 
> > kata Mari.
> > 
> > Meski demikian, ia optimis harga akan kembali stabil karena pada Agustus 
> > dan September telah masuk musim panen. Sedangkan untuk harga-harga yang 
> > lain seperti beras, akan terus dipantau. Pemerintah telah memberikan 
> > keleluasaan kepada Perum Bulog untuk segera melakukan operasi pasar apabila 
> > ada kecenderungan kenaikan harga. ''Tidak usah menunggu instruksi dari 
> > Kementerian Perdagangan. Jadi bisa langsung melakukan operasi pasar 
> > sehingga kita bisa menyakini stabilnya harga beras,'' kata Mari.
> > 
> > Saat ini, lanjut Mari, Bulog memiliki 500 ribu ton beras untuk operasi 
> > pasar. Menurut Mari, stok kebutuhan pokok lain seperti gula, minyak goreng, 
> > dan daging juga masih cukup. ''Jadi tidak perlu khawatir stoknya tidak 
> > cukup,'' kata Mari.
> > 
> > Pelaku Usaha Janji Tak Akan Naikan Harga
> > Sementara itu para pelaku dunia usaha berjanji tidak akan menaikkan harga 
> > barang hingga diterimanya tagihan rekening listrik baru pada Agustus 2010 
> > mendatang terkait dengan kenaikan TDL bagi kalangan industri.
> > 
> > ''Kami sudah minta kepada 60 asosiasi industri untuk tidak menaikkan harga 
> > barang sebelum diterimanya tagihan rekening listrik untuk bulan Juli ini. 
> > Apakah berpengaruh terhadap industri atau tidak terkait dengan kenaikan 
> > TDL,'' kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofyan 
> > Wanandi saat Rapat Kerja (raker) dengan Komisi VII DPR di Gedung DPR/MPR, 
> > Senin (19/7). 
> > 
> > Selain itu, Sofyan juga mengaku telah meminta kepada semua asosiasi untuk 
> > tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagaimana ancaman dari 
> > pelaku dunia usaha terkait kenaikan TDL yang tidak sesuai dengan perjanjian 
> > awal. 
> > 
> > ''Kami juga meminta kepada semua pengusaha untuk tidak melakukan PHK 
> > sebelum dipastikannya dampak TDL terhadap industri. Kami juga akan segera 
> > ketemu dengan serikat pekerja untuk membicarakan ini,'' ucapnya.
> > 
> > Kemudian, pihaknya juga tidak akan meminta kepada pemerintah agar dilakukan 
> > penundaan kenaikan TDL sebagaimana yang disampaikan sebelumnya, karena 
> > pihaknya memahami jika TDL ditunda maka akan membuat subsidi listrik 
> > membengkak Rp800 miliar per bulan.
> > 
> > ''Memang awalnya kami mendesak pemerintah untuk menunda kenaikan TDL, tapi 
> > saat ini kami bisa terima dengan alasan-alasan yang telah disebutkan 
> > pemerintah,'' ujarnya. 
> > 
> > Pada RDP tersebut, Komisi VII dengan pemerintah sepakat untuk menetapkan 
> > tarif tenaga listrik bagi golongan industri rata-rata 10-15 persen dari 
> > posisi tagihan terakhir dan maksimum kenaikannya tidak lebih dari 18 
> > persen. 
> > 
> > ''Kami bisa terima jika rata-rata kenaikan TDL bagi industri hanya 10-15 
> > persen dari rekening terakhir, sementara kenaikan tertinggi 18 persen,'' 
> > tambah Sofyan.
> > 
> > Stok Terbatas dan Gagal Panen 
> > Di Provinsi Riau, harga kebutuhan pokok juga melonjak beberapa pekan 
> > terakhir di pasar tradisional kabupaten/kota. Kondisi ini disebabkan stok 
> > persediaan mengalami penurunan, ditambah lagi keperluan meningkat, sehingga 
> > terjadi mekanisme pasar, di mana komoditi suatu barang dengan jumlah 
> > terbatas, sementara permintaan meningkat berdampak pada kenaikan harga. 
> > 
> > Menurut Kabid Perdagangan Dalam Negeri Diperindag Riau Ayub Khan, kenaikan 
> > harga barang kebutuhan pokok di Riau dipicu oleh terjadinya kegagalan panen 
> > beberapa komoditas pertanian di daerah penghasil sehingga, membuat jumlah 
> > barang di pasar bergerak naik. "Apalagi dipicu oleh beberapa kenaikan harga 
> > barang dan biaya kebutuhan lainnya," kata Ayub, Senin (19/7) di Pekanbaru 
> > 
> > Ayub mencontohkan, kenaikan harga cabai misalnya, yang terjadi selama ini 
> > adalah petani cabai sering mengalami kerugian akibat hasil panennya itu 
> > tidak dibeli pedagang, padahal pedagang telah menjanjikannya. Oleh karena 
> > itu petani meminta kepastian kepada pedagang agar mau membeli hasil 
> > panennya.
> > 
> > "Kenyataan di lapangan, hasil panen cabai sudah dilakukan, namun pedagang 
> > enggan membeli, sehingga petani merasa dirugikan. Atas dasar itulah petani 
> > itu meminta jaminan pembelian dari pedagang," kata Ayub.
> > 
> > Kondisi kenaikan harga cabai ini yang diikuti dengan harga kebutuhan pokok 
> > lainnya, menurut Ayub tidak akan berlangsung lama. Pasalnya kenaikan harga 
> > ini menjelang memasuki bulan puasa dan juga menyambut hari raya Idul Fitri.
> > 
> > "Saya pikir Disperindag kabupaten/kota telah melakukan upaya untuk 
> > mengatasi kenaikan harga kebutuhan pokok dan lainnya. Dan kenaikan ini 
> > biasa terjadi menjelang memasuki bulan puasa," kata Ayub
> > 
> > Menyinggung kenaikan barang pokok lainnya, menurut Ayub, hal itu selalu 
> > beriringan. Jika satu komoditi barang naik, biasanya diikuti dengan 
> > komoditi lainnya. Namun yang pasti kenaikan ini sifat musiman dan tidak 
> > berlangsung lama. 
> > 
> > "Biasanya kenaikan harga ini menjelang memasuki bulan Ramadan, kenaikan 
> > harga BBM, ditambah gagal panennya para petani, faktor alam, dan lainnya," 
> > ucapnya.
> > 
> > Operasi Pasar
> > Dikatakannya, Disperindag Riau menjelang memasuki bulan puasa akan 
> > menggelar operasi pasar (OP) di lima kecamatan di Pekanbaru. Operasi pasar 
> > ini terdiri dari paket Sembako bersubsidi bertujuan untuk membantu 
> > masyarakat.
> > 
> > "Kami berkoordinasi dengan Disperindag Pekanbaru untuk pelaksanaan operasi 
> > pasar nanti, dan kami harapkan agar lima kecamatan yang menjadi tempat OP 
> > itu benar-benar warga yang dalam kondisi prasejahtera," ujar Ayub.
> > 
> > Selain itu juga, untuk beras, kata Ayub Disperindag menyurati Bulog agar 
> > menyiapkan 5.000 ton beras bagi kabupaten/kota se-Riau sebagai operasi 
> > pasar. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi harga beras yang mengalami 
> > kenaikan menjelang memasuki bulan puasa.(sof/jpnn/yud/*3/muh
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>





[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke