Saya kembali bukan karena apa2 tapi karena posting dari Sebuah Kenyataan ini:

Tuh khan!
Kalian sih pada ngejahatin Tawangalun!

Lihat jadinya, duo badut kita tinggal tersisa si Ndeboost. Kan kalian tahu
Ndeboost kurang lucu dibandingkan Tawangalun, tata bahasanya sulit dipahami dan
terus menerus mempostingkan ayat-ayat gak penting dari Bible sehingga terasa
sangat membosankan.

Sepi deh jadinya kampung Proletar kita!

Ndeboost yang kasih ayat sama Tawangalun malah masih bercokol di Proletar. Mirip
dengan Noordin M Top yang teroris itu rupanya, membiarkan orang lain membawa bom
lalu mati, tapi dirinya sendiri menolak untuk jadi si pembawa bom!

Tawangalun, kembalilah... Proletar masih membutuhkanmu!
Kita rindu dongeng-dongeng dari mu Tawang! Kembalilah......

Sebuah Kenyataan.
Tapi nggak pernah nyata.


--- In proletar@yahoogroups.com, "sebuah.kenyataan" <sebuah.kenyat...@...> 
wrote:
>
> Jangan! jangan! Tidak adil menyudutkan Tawangalun seperti itu.
> 
> Tawangalun bertahan di Proletar adalah murni demi membela agama! 
> Demi tegaknya cita-cita Syariah Islamiyah!
> 
> Jangan lagi memfitnah Tawangalun dan memberi label mental masokis, sungguh 
> nista perbuatan itu. Setiap maki, setiap hina, setiap guyonan sinis dan 
> hujatan yang kita berikan, adalah perih yang dengan luwes beliau tanggapi 
> dengan penuh kesabaran Jawawi.
> 
> Tidakah kita sadar, alih-alih melabelkan masokis, kita pun ternyata bermental 
> sadistis? Kita luarbiasa senang dan berpesta pora saat Tawangalun mulai 
> bertutur, lalu keleleran, melayang dalam nikmatnya orgasmik tepat ketika 
> Tawangalun gelagapan. 
> 
> Tawangalun yang berganti nama menjadi Hardjantosri adalah Tawangalun yang 
> telah capai membela diri. Beliau pun memilih meninggalkan Proletar dengan 
> cara ksatria, namun tidak lama kembali lagi karena sadar, perjuangan melawan 
> kafir-kafir belum selesai. Syariah Islam belum juga tegak.
> 
> Hardjantosri, semangat!
> 
>  
> 
> 
> --- In proletar@yahoogroups.com, "alqafirun" <alqafirun@> wrote:
> >
> > Tapi denger-denger sekilas baca tawangalun sudah hadir lagi dengan nama 
> > yang baru?
> > 
> > Bicara soal tawang, sebenernya dia itu - seperti mayoritas orang beragama 
> > islam lainnya - memiliki masalah masokis kronik.
> > 
> > Apa sih kira-kira tujuan dia berada di sini? Kok bisa sih dia masih betah 
> > di sini setelah sekian lama dicaci-maki, dihina, dihujat, dan dijadikan 
> > guyonan sebegitu parahnya? Dan pula setiap tulisannya dipreteli habis2an.
> > 
> > Ya tentu karena dia merasakan kenikmatan di sana. Memang hujat-maki itu 
> > yang dicarinya, sesuai dengan kerangka berfikir zolimisme (agama gue 
> > dizolimi melulu), orang-orang seperti tawang ini memang membutuhkan 
> > rasionalisasi, "pembuktian", materialisasi, wujud nyata dari ideal yang 
> > sudah tertanam di otaknya: "bahwa agama saya, islam, adalah agama yang 
> > tidak henti-hentinya dizolimi oleh para kafirun".
> > 
> > Dan dia merasakan kenikmatan yang amat sangat di milis-milis ini, karena 
> > apa yang kita lakukan adalah mengapprove ideal zolimismenya. Menjadi 
> > terbuktikan apa yang diimaninya. Mental masokisnya menemukan wujud 
> > materialnya dari setiap hujat dan kutuk yang kita berikan.
> > 
> > Itulah sebabnya semakin kita tanggapi, tawang akan semakin salah tingkah. 
> > Dan perkiraanku, kalau saja kita cuekin, tawang akan gelagapan mencari 
> > perhatian. Tapi kalau kita kebablasan, nyuekin kelamaan, akan pergilah dia. 
> > Jangan sampai terjadi.
> > 
> > Lalu, ketika itu semua berlangsung, dan sang tawang menanggapi dengan 
> > berlagak bijak, adalah bumbu penyedap yang menegaskan ketololan ideal 
> > tawang yang lainnya: "yang dizolimi pasti memang benar". Kebenaran dari 
> > agamanya didapatkan dari tiap tindakan zolim yang dia terima.
> > 
> > Perihal bahwa tulisan-tulisannya telah dipreteli secara rasional dan logis, 
> > sang tawang tinggal cukup berkata dengan santai ala masokis: "semakin 
> > tinggi pohon, semakin kuat angin yang menerpa" - dan ia tutuplah matanya 
> > dalam damai bius masokis yang memabukkan.
> > 
> > camarmerah
> > 
> > --- In proletar@yahoogroups.com, ayub yahya <ayubyahya@> wrote:
> > >
> > > 
> > > hah ??!! ...kemana aja nih camar merah ??
> > > pasti gak tau kalo Tawangalun udah gak ada di proletar deh.. hehehe
> > > 
> > > 
> > > 
> > > ---On Fri, 10/29/10, alqafirun <alqafirun@> wrote:
> > > 
> > >  
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > >  
> > > 
> > > 
> > > 
> > >   
> > > 
> > > 
> > >     
> > >       
> > >       
> > >       Dan, Fiq, ada juga orang yang sudah tau bahwa ajaran yang satu ini 
> > > kitabnya kitab nista, nabinya nabi jahanam, allahnya allah haram jadah, 
> > > dan ajarannya pun ajaran laknat.
> > > 
> > > 
> > > 
> > > Tapi tetap saja, herannya, dia melabeli diri dengan nama ajaran tersebut.
> > > 
> > > 
> > > 
> > > Kira-kira kenapa ya?
> > > 
> > > 
> > > 
> > > camarmerah
> >
>




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to