Bukti bahwa agama Islam itu tidak membawa perbaikan...

Sudah empat belas abad tu agama berkembang di tanah Arab, tetap aja orang Arab 
tidak  berperi kemanusiaan...

Saya udah bilang dan saya ulang, agama Islam itu adalah laknat buat ummat 
manusia, artinya buat orang Islam sendiri.

--- In proletar@yahoogroups.com, "sunny" <am...@...> wrote:
>
> Refleksi : Pada umumnya orang Arab bukan saja biadab, tetapi juga tukang tipu 
> muslihat! Jadi harus sadar akan hal tsb.
> 
> Semoga  pengalaman para TKW/I di Arab Saudia  maupun negeri-negeri lain 
> tersitimewa  di Timur Tengah menjadi pelajaran  untuk direnungkan, seperti  
> kata pepatah : "Pengalaman adalah guru terbaik". Jangan dilupakan juga 
> kata-kata mutiara yang melambang keledai sebagai tokoh kebodohan, dikatakan  
> bahwa keledai tidak akan tersentuh dua kali pada batu yang sama.
> 
> 
> 
> http://www.jambiekspres.co.id/index.php/utama/16985-kisah-para-tkw-di-jeddah-yang-terzalimi-karena-bertahun-tahun-tak-digaji.html
> 
> 
>       Kamis, 02 Desember 2010 10:49 
>      
>       Kisah Para TKW di Jeddah yang Terzalimi karena Bertahun-tahun Tak 
> Digaji  
>       Cucu pun "Bermimpi" Dapat Rp 174 Juta, lalu Beli Tanah  
> 
>        
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>       TUNGGU KEAJAIBAN: Tiga TKW yang ditampung di Konjen RI di Jeddah. 
> Kebanyakan gaji mereka belum terbayar.
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>       Ini masih tentang kisah pilu para tenaga kerja wanita (TKW) di Arab 
> Saudi. Beberapa di antara mereka merasa dizalimi majikannya karena belasan 
> tahun tidak digaji. Kini para wanita malang itu menunggu "keajaiban" di 
> tempat penampungan Konjen RI di Jeddah.
> 
>       AGUS WIRAWAN, Jeddah
> 
>         Umurnya tak lagi muda, sekitar 67 tahun. Nama lengkapnya, Sumiati 
> binti Mohammad Badri. Wanita asal Cilacap itu adalah salah seorang penghuni 
> di tempat penampungan TKW bermasalah di Konjen RI Jeddah. 
> 
>         Sumiati kepada Jawa Pos menceritakan, dirinya bekerja di salah satu 
> keluarga di Makkah sejak 1993. "Selama 17 tahun saya bekerja, sembilan tahun 
> saya tidak digaji," katanya dengan tatapan mata menerawang. "Setiap saya 
> minta (gaji) harus dibayar, majikan saya sering ngomong uangnya sudah disetor 
> ke bank atas nama saya. Padahal, itu semua bohong," lanjutnya.
> 
>         Sumiati lantas datang ke Konjen RI di Jeddah  untuk mencari bantuan 
> hukum agar bisa mendapatkan kembali upahnya sembilan tahun itu. Jika ditotal, 
> nilainya 64.800 riyal (sekitar Rp 162 juta kurs Rp 2.500 per riyal). "Saya 
> pengin hasil jerih payah saya selama bertahun-tahun itu dihargai. Itu kan hak 
> saya," katanya.
> 
>         Nasib sama juga dialami Iim binti Samad. Wanita 52 tahun asal 
> Cianjur, Jawa Barat, itu malah lebih parah. Dia menceritakan, selama 13 tahun 
> bekerja untuk keluarga Jeddah, dirinya hanya dibayar satu tahun ,10 bulan. 
> "Majikan saya berutang kepada saya uang gaji selama 11 tahun, 2 bulan. Saya 
> seharusnya menerima kira-kira 80.400 riyal (sekitar Rp 201 juta)," tuturnya.
> 
>         Rasmirah binti Bana, 35, juga dari Cianjur, mengatakan, selama 14 
> tahun bekerja hanya menerima upah dari majikannya selama satu tahun.  Karena 
> itu, dia pun menuntut majikannya membayar 93.600 riyal (Rp 234 juta) untuk 13 
> tahun bekerja. "Saya ke Saudi setelah suami meninggal. Saya meninggalkan anak 
> saya yang berumur dua tahun. Saya belum mau pulang karena perlu uang itu 
> untuk biaya sekolah anak saya," ujarnya. 
> 
>         Satu lagi TKW, juga asal Cianjur, Cucu Fatimah binti Emen, 29, 
> mengaku bekerja sejak 1999. Dia awalnya bekerja untuk sebuah keluarga di 
> Jeddah selama satu tahun, delapan bulan. "Tapi, mereka hanya membayar saya 
> selama satu tahun empat bulan dan mengirim saya ke adik majikan perempuan. Di 
> sinilah saya tidak diupah, meski telah bekerja 9 tahun, empat bulan," 
> tambahnya.
> 
>         Dalam kasus tersebut, dia menuntut majikannya membayar 69.600 riyal 
> (sekitar Rp 174 juta) untuk sembilan tahun delapan bulan bekerja. Jika 
> diterima, uang itu akan digunakan untuk memulai hidup baru di Indonesia 
> dengan membeli sebidang tanah yang akan digarap bersama orang tua. "Saya 
> nggak mau lagi bekerja di Saudi. Mereka banyak bohongnya," katanya.
> 
>         TKW dari Jatim juga ada yang menjadi korban gaji tak dibayar. Namanya 
> Sugini binti Tukiman. TKW 40 tahun asal Banyuwangi itu mengaku ke Saudi 
> dengan membawa visa pekerja tiga bulan. Tetapi, setelah bekerja untuk sponsor 
> pertama selama 24 hari, dia meminta agen perekrutan mentransfer ke keluarga 
> lain. "Tapi, selama lima tahun, dua bulan, dan 24 hari bekerja, saya hanya 
> dibayar untuk dua tahun. Jadi mereka utang ke saya 23.280 riyal (Rp 58 
> juta)," katanya.
> 
>         Akankah gaji-gaji yang tak terbayar seperti kisah di atas bakal bisa 
> terbayar? Mampukah pemerintah melalui Konjen RI di Jeddah mewujudkan harapan 
> para TKW yang bernasib malang itu? 
> 
>       Konsul Jenderal (Konjen) RI di Jeddah Zakaria Anshar yang ditemui di 
> kantornya mengatakan, hampir semua penghuni barak penampungan di konjen 
> adalah TKW dengan kasus tidak dibayar. Mereka berharap, konjen dapat 
> membantu. "Rata-rata TKW legal yang melapor ke sini. Kalau yang ilegal, 
> biasanya kalau sudah bonyok, dipukuli majikannya, baru melapor ke sini," 
> tuturnya.
> 
>         Untuk membantu kasus gaji tak terbayar itu, pihak konjen biasanya 
> melakukan mediasi langsung kepada pihak sponsor (majikan). "Kami sering 
> panggil sponsornya. Kami tanya mengapa tidak dibayar gaji mereka. 
> Bagaimanapun, mereka telah bekerja dan harus mendapatkan imbal balik atas 
> keringatnya selama ini. Biasanya mereka bayar kalau memang merasa bersalah," 
> ungkapnya.
> 
>         Namun, ada juga majikan yang merasa benar dan tidak mau memberikan 
> hak-hak TKW. Untuk itu, pihak konjen akan menyediakan bantuan hukum guna 
> memproses hak-hak TKW melalui pengadilan. "Pengacara yang kami sediakan 
> adalah penduduk asli yang mengerti hukum Saudi. Prosesnya akan 
> berbelit-belit, lama waktunya bergantung prosesnya masing-masing," tuturnya.
> 
>         Ada juga beberapa TKW yang ogah bertele-tele memproses penarikan 
> gajinya yang belum terbayar. Yang begitu biasanya memilih langsung pulang. 
> Caranya, tinggal di bawah kolong jembatan Kandara daripada harus melapor atau 
> meminta bantuan konsulat jenderal. "Mereka itu memang sengaja tinggal di 
> Kandara supaya bisa dipulangkan oleh pemerintah Saudi karena tidak ada 
> anggaran khusus dari pemerintah Indonesia untuk memulangkan mereka," kata 
> Zakaria.
> 
>         Zulkarnain menyatakan cukup kesulitan mengatasi 
> permasalahan-permasalahan yang dihadapi TKI di Saudi karena wilayah 
> kerjanya?yang cukup luas. Untuk mengatasi kekurangan SDM (sumber daya 
> manusia), konjen memiliki tenaga bantuan dari TKI yang bekerja di tiap 
> wilayah. "Mereka yang melaporkan jika terjadi sesuatu. Misalnya, kasus 
> Sumiati (penganiayaan hingga bibir robek). Kami tahu dari perawat Indonesia 
> yang kerja di Madinah," "jelasnya.
>      
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke