lagi DAKWAH Wang ??

materinya koq terbitan PUSTAKA DAI – SURABAYA ??

mudah ditebak...

pasti ending-nya agama islam baek... 

hehehehe


--- On Sun, 3/13/11, Tawangalun <tawanga...@yahoo.com> wrote:

 






 



  


    
      
      
      

Dialog Muslim – Kristen

KH. Bahaudin Mudhary – Antonius Widuri

DITERBITKAN OLEH PUSTAKA DAI – SURABAYA



MALAM PERTAMA

Bahasan :

Asal Mula Terjadinya Dialog

Persetujuan Bersama

Asal Mula Terjadinya

Pada malam Selasa tanggal 9 Maret 1970, salah seorang santri dari Pesantren 
Sumenep, Saudara Marzuki, mengadakan sekadar selamatan Tahun Baru Islam (1 
Muharram tahun Hijriah) yang dihadiri oleh beberapa santri lainnya. Beberapa 
saat kemudian datang dua orang saudara bernama Markam dan Antonius Widuri 
(keduanya adalah tim akuntan) yang oleh kantornya di Jakarta ditugaskan di PN. 
Garam Kalianget. Saudara Markan berasal dari Padang, beragama Islam dan Saudara 
Antonius Widuri berasal dari Jogjakarta, beragama Kristen sejak kecil dan 
memang dari keluarga Kristen katolik Roma.

Kedatangan Saudara Markam dan Antonius Widuri pada selamatan tersebut ingin 
menemui Kyai Bahaudin Mudhary yang memang sudah dikenal sebelumnya oleh 
kawan-kawan, terutama oleh Saudara Marzuki selaku tuan rumah. Kedatangan dua 
saudara ini disambut dengan ramah tamah dan rasa gembira.

Kemudian Saudara Markam menerangkan kedatangannya dari Kalianget ke Sumenep 
menyertai Saudara Antonius Widuri, sengaja untuk menemui Kyai Bahaudin Mudhary, 
berhubung dengan keinginannya yang sudah lama terpendam untuk membandingkan 
tentang masalah Ketuhanan dalam agama Kristen dan Islam. Juga soal yang 
berhubungan dengan i'tikat, kepercayaan di antara kedua agama tersebut.

Menurut Saudara Markam, karena Bapak Kyai sedang berada di sini, kalau bisa di 
lain waktu saja menemui beliau. Akan tetapi sekiranya Bapak Kyai dan Tuan Rumah 
serta saudara-saudara di sini tidak berkeberatan, minta supaya diperkenankan 
untuk menguraikan isi hatinya agar saudara-saudara tidak salah paham karena hal 
tersebut, hanya dari hati-kehati saja, yakni soal keyakinan pribadi semata-mata.

Kawan-kawan tidak berkeberatan asalkan berkisar soal agama saja, dan tidak ada 
kata-kata singgungan terhadap siapa pun. Jadi hanya merupakan soal jawab antara 
pribadi dengan pribadi saja.

Bapak Kyai Bahaudin menerangkan, sekiranya soal jawab antar pribadi ini tidak 
selesai malam ini juga, apakah akan dilanjutkan pada malam yang lain? Oleh 
Saudara Markam dan Antonius dijawab bahwa yang penting adalah kepuasan, 
walaupun memerlukan waktu lama baik siang maupun malam. Kalau begitu, menurut 
Kyai Bahaudin Mudhary, kita dapat menamakan pertemuan ini adalah pertemuan 
pertama. Dengan catatan pertemuan pribadi semata, bukan pertemuan dengan 
undangan.

Perlu diterangkan dalam soal jawab ini nama-namanya disingkatkan. Huruf: "A" 
untuk Bapak Kyai Bahaudin

[kata-kata dari Kyai Bahaudin Mudhary tercetak dengan huruf tebal seperti ini, 
pent.]

dan huruf "B" untuk Antonius atau Saudara Markam [tercetak dengan huruf biasa 
(standar), pent.], karena Saudara Markam sering ikut menjelaskan keterangan 
Saudara Antonius.

Persetujuan Bersama

A: Sebelum diadakan pertemuan, saya pandang perlu menentukan sesuatu yang 
dirasa penting yang patut kita atur terlebih dahulu.

B: Hal itu kita serahkan saja kepada Bapak Kyai bagaimana baiknya pertemuan 
kita ini.

A: Apakah tidak sebaiknya pertemuan kita ini dicatat saja dan bila perlu kita 
gunakan tape recorder untuk dijadikan kenang-kenangan.

B: Baiklah, kita setuju pendapat Bapak Kyai.

A: Kalau begitu saya akan minta bantuan kepada seorang Saudara untuk mencatat 
pembicaraan kita masing-masing. Dan apakah Saudara tidak keberatan hasil 
pembicaraan kita nanti sekiranya panjang perlu untuk diketahui umum juga, 
sebaiknya kita jadikan buku (dibukukan)?

B: Buat saya tidak keberatan asal membawa manfaat untuk umum.

A: Jadi Saudara setuju?

B: Ya, sangat setuju.

A: Terima kasih. Sekarang saya ingin menanyakan maksud Saudara menemui saya. 
Dan tadi Saudara menyebut tentang agama Kristen dan Islam.

B: Begini Pak Kyai, secara terus terang dengan hati ikhlas saya sampaikan bahwa 
saya adalah seorang yang beragama Kristen Katolik. Seringkali juga saya membaca 
buku-buku agama Islam, dan majalah-majalah Islam, terutama majalah Kiblat yang 
terbit di Jakarta. Dengan membaca buku-buku dan majalah-majalah tersebut, lalu 
timbul keinginan saya untuk mempelajari dan meneliti agama Islam. Akan tetapi 
keinginan itu selalu saya sembunyikan saja.

A: Di manakah Saudara mendapat buku-buku Islam dan majalah Kiblat?

B: Secara tidak sengaja, saya sering menemukan di meja kawan. Mula-mula saya 
tidak menghiraukan, karena buku dan majalah tersebut berlainan dengan keyakinan 
saya.

Pada suatu malam saya tidak bisa tidur, padahal saya ingin istirahat, lalu saya 
mondar-mandir di kamar tidur, keluar masuk kamar, lalu saya lihat majalah 
Kiblat di atas meja, mungkin kepunyaan kawan yang ketinggalan waktu bertamu ke 
tempat saya. Secara tidak sengaja saya ambil majalah tersebut, tanpa kesadaran 
saya bawa ke tempat tidur, lalu saya buka-buka lembar demi lembar, mungkin ada 
bacaan atau cerita-cerita yang dapat mendorong saya tidur. Kemudian pada suatu 
halaman, saya menjadi terkejut melihat suatu artikel tentang "Kristen". Tanpa 
pikir panjang, saya membacanya. Mula-mula hati saya selaku seorang Kristen 
merasa tersinggung, akan tetapi seolah-olah ada daya tarik yang memerintahkan 
saya supaya terus membacanya.

Pada saat itulah secara tiba-tiba muncul dorongan hati saya untuk berpikir dan 
meneliti kebenaran keyakinan saya. Entah karena apa saya lantas ingin membaca 
buku-buku Islam dan majalah-majalah Islam. Malah seringkali saya cari-cari 
pinjaman majalah Kiblat pada kawan-kawan yang berlangganan. Makin lama, 
bertambah timbul dorongan hati saya untuk meneliti ajaran Islam dan Kristen dan 
ingin membandingkan tentang masalah Ketuhanan antara dua agama tersebut.

Secara diam-diam saya terus membaca-baca buku Islam disamping membaca Kitab 
Injil yang menjadi keharusan saya selaku pemeluk agama Kristen.

A: Apakah Saudara telah mempelajari Kitab Injil cukup mendalam?

B: Menurut perasaan saya, Kitab Injil itu telah saya pelajari dan saya anggap 
cukup mendalam. Ini hanya menurut ukuran kemampuan yang ada pada saya saja. 
Entah dalam penilaian orang lain.

A: Kemudian bagaimana kelanjutan keinginan Saudara?

B: Setelah saya meneliti buku-buku Islam dan Kristen yang saya temui maka 
dorongan hati saya untuk melepaskan keinginan saya tak dapat saya tahan. Lalu 
saya mulai bertanya-tanya tentang agama Islam pada beberapa orang yang saya 
temui, tetapi keterangan mereka belum ada yang memuaskan hati saya.

A: Kepada siapa saja Saudara bertanya tentang ajaran Islam?

B: Kepada siapa saja yang saya temui, di samping pembicaraan lain. Jadi saya 
bertanya-tanya merupakan selingan-selingan dari yang menjadi pokok pembicaraan. 
Jadi tidak secara langsung.

A: Setelah itu adakah suatu pengaruh pada Saudara?

B: Ya, anehnya saya mulai tidak rajin lagi pergi ke gereja. Mungkin inilah 
pengaruhnya.

A: Kemudian bagaimana?

B: Oleh karena saya tidak merasa puas dari orang-orang yang memberikan 
keterangan tentang Islam, lalu saya bicarakan kepada Saudara Markan. Oleh 
Saudara Markan saya diajak ke rumah Bapak Kyai Baha. Maka saya perlukan datang 
kemari diantar oleh Saudara Markan.

A: Mungkin Saudara belum mendalam mempelajari Kitab Injil. Apakah tidak 
sebaiknya Saudara meneliti kembali ajaran-ajaran agama Kristen sebelum diadakan 
pertemuan lebih lanjut?

B: Kalau begitu apakah orang yang bukan pemeluk Islam tidak diperbolehkan 
mempelajari agama Islam?

A: Bukan begitu, maksud saya, agama Islam itu bersikap toleransi terhadap semua 
agama dan pemeluknya. Memang para pemeluk Islam diwajibkan berdakwah kepada 
siapa saja yang mau menerimanya. Tetapi Islam melarang pemaksaan pada orang 
lain untuk memeluk agama Islam.

B: Akan tetapi, saya pun memeluk agama Kristen bukan karena ikut-ikutan. 
Pendirian saya, setiap orang bebas memilih agama menurut keyakinannya dan 
berpindah agama menurut keyakinannya pula, yang tentu sebelumnya didahului oleh 
penelitian dan pertimbangan-pertimbangan yang mendalam sesuai dengan 
kemampuannya, baik dengan perantaraan buku-buku, kitab-kitab, maupun soal jawab 
(diskusi) atau lainnya.

A: Betul, akan tetapi asalkan dengan cara yang wajar sehingga tidak menimbulkan 
salah penafsiran antara pemeluk suatu agama dan penganut agama yang lain.

B: Itulah yang saya maksudkan agar kedatangan saya kepada Bapak Kyai tidak 
sampai timbul sangka-sangka dan dugaan-dugaan yang tidak wajar melainkan dengan 
tujuan mencari kebenaran dalam memeluk suatu agama di atas dasar penelitian 
dari segi rasio maupun ilmu jiwa, dari segi ilmiah, sehingga menimbulkan 
keyakinan yang kokoh dalam jiwa saya. Keyakinan yang teguh dan kokoh tentunya 
tidak mungkin menjadi ikut-ikutan.

A: Memang seharusnya demikian.

B: Ada saya jumpai, penganut suatu agama disebabkan karena keturunan karena 
ayah dan ibunya menganut suatu agama, karena pengaruh pergaulan, lingkungan, 
pengaruh keadaan atau bisa jadi dengan maksud untuk berlindung atau lainnya. 
Oleh karenanya saya berani bersumpah bahwa saya tidak termasuk pada orang-orang 
yang saya sebutkan di atas.

A: Saya hargai pendirian Saudara.

B: Oleh karena itulah saya menemui Bapak Kyai untuk menguraikan isi hati saya 
yang telah lama saya pendam. Akan tetapi apakah tidak sebaiknya Bapak Kyai 
memberikan waktu kepada saya, terserah menurut kesempatan Bapak Kyai, karena 
sekarang sudah tengah malam. Akan tetapi sebisa-bisanya secepat mungkin.

A: Baik, besok malam saja Saudara datang lagi, dengan catatan, tidak usah 
memberitahukan dulu pada orang lain. Saya usahakan tempatnya.

B: Pokoknya pertemuan kita usahakan supaya tidak sampai diketahui orang lain, 
tetapi kalau dipandang perlu saya kira boleh saja, agar hasil pertemuan bisa 
kita beritahukan. Sekiranya besok malam ada orang datang hanya ingin 
mendengarkan, hal itu terserah kepada mereka sendiri, pokoknya kita tidak 
mengundang mereka dan mereka tidak mengganggu ketertiban dan kelancaran dalam 
pertemuan kita.

B: Baiklah, semoga pertemuan kita dapat diatur antara pribadi dengan pribadi, 
bukan untuk umum.

A: Memang demikianlah rencana saya dan supaya saudara-saudara yang ada di sini 
tahu.

B: Saya setuju pendapat Bapak Kyai.

A: Adakah Saudara mempunyai Kitab Injil?

B: Ya, saya mempunyai kitab: "Perjanjian Lama", "Perjanjian Baru" dan yang 
berbahasa Inggris "The Holy Bible" dan ada juga kitab bahasa Belanda 
"Bijbellezingen voor het Huisgezin" dan ada juga "Alkitab" terbitan tahun 1968 
dan yang terbitan tahun 1970 dan Kitab "Zabur".

A: Saya harap kitab-kitab yang Saudara sebutkan itu dibawa semuanya besok malam.

B: Ya, saya akan bawa semuanya. Apakah Bapak Kyai juga mempunyai kitab tersebut?

A: Dulu pernah mempelajarinya, tetapi dipinjam oleh kawan yang sampai sekarang 
belum dikembalikan, namun saya telah membacanya.

B: Kalau begitu saya akan bawa semua kitab-kitab Kristen yang ada pada saya.

A: Harapan saya memang demikian.

Berikutnya : Dialog Malam Kedua



Shalom,

Tawangalun.





    
     

    
    


 



  






      

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to