Fatwa MUI yang layak direnungin antara lain Fatwa MUI Sumbar waktu gempa di 
Padang tempohari. 

Mereka minta pencarian korban yang tertimbun longsor di daerah pedesaan 
dihentikan karena sudah lewat 7 hari. Alasannya, 
para korban sudah berada di tempat yang 'benar'; alias sudah 
kembali menjadi bagian alam. 

Dengan catatan, kalau pencarian diteruskan kemungkinan besar mereka bukan saja 
tidak terselamatkan, tapi juga jenazahnya sudah tidak mungkin dimandikan karena 
kondisinya diperkirakan sudah rusak apalagi setelah tertimbun tanah selama 7 
hari.  

Jadi, mereka minta kerelaan keluarga korban untuk melepas anggota keluarganya 
ke pelukan bumi di mana pun mereka berada. 

Sedangkan untuk korban yang tertimbun reruntuhan bangunan di 
perkotaan pencarian wajib diteruskan sampai dapat, dalam keadaan 
hancur sekalipun. Sebab, berbeda dari korban di pedesaan yang masih alam 
terbuka, lokasi korban di perkotaan tetap harus dibersihkan supaya bisa 
digunakan lagi. 

Itu salahsatu fatwa MUI yang cukup bernas di antara fatwa-fatwa yang 
bikin orang ngakak. Peran MUI di jaman Orba itu nggak beda dengan penasehat 
rohani di kerajaan Romawi atau bishop di kerajaan Inggris dsk. Cuma corong 
penguasa. 

--- "rezameutia" <rezameutia@...> wrote:

> iya gitu deh...
> 
> memang nggak ada kewajiban untuk ngikutin fatwa mui, tapi kan kalo 
> fatwanya bener, kite ndengerinnya juga enak.  lah.., kalo fatwanya 
> kagak bener kite dengernya juga empet kan?!
> 
> anyway, bagus tuh bisa brenti ngerokok, lepas brentinya dari fatwa 
> mui ato bukan. 
> two thumbs up bro!
> 
> gw dulu jisokam, lalu ganti marlboro light, sekarang ganti lagi a 
> mild menthol.  lumayan deh, makin lama makin turun kadar nikotinnya 
> walaupun nggak bisa brenti merokok.  orang bilang, "bad habit die 
> hard".  hehehe.... 
> 
> 
> 
> --- ayub yahya <ayubyahya@...> wrote: 
>
> > Thx bro.. sharing nya,
> > 
> > gw dulu perokok, ketika MUI kluarin fatwa merokok haram
> > gw dengerin doang... tapi diem2 gw ngurangin merokok...
> > 
> > skarang gw udah nggak merokok..
> > bukan krn nurutin fatwa mui.. tp dengerin doang
> > 
> > 
> > --- rezameutia <rezameutia@...> wrote:
> > pemerintah, dalam hal ini menag, adalah imam.  artinya, kalo 
> > pemerintah mengatur jadwal puasa dan lebaran, gw ikutin 
> > pemerintah.  pokoknya, jika ada perbedaan policy antara nu, 
> > muhammadiyah, dan pemerintah, gw pasti ikutin pemerintah.
> > 
> > mui itu bagi gw adalah kumpulan ulama yang seharusnya memberikan 
> > pencerahan agama, bukan seperti sekarang ini yang ikut2an seperti 
> > eksekutif bikin aturan.  kalo fatwa mui baik, seperti misalnya 
> > bikin fatwa haram merokok, fatwa 'koruptor tidak boleh disholati' 
> > tentunya boleh diikutin.  kalo fatwanya nggak masuk akal, seperti 
> > fatwa ahmadiyah, gw nggak ikutin.  
> > 
> > karena pada dasarnya memang tidak ada kewajiban dan keharusan 
> > untuk mengikuti fatwa mui buat umat islam di indonesia.
> > 
> > fyi, mui itu kan didirikan oleh pemerintahan soeharto supaya bisa 
> > melanggengkan pemerintahan soeharto dan menindas umat islam.  
> > sebelum ada mui, pertentangan antar umat beragama relatif sedikit 
> > sekali dibandingkan setelah ada mui.





------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke