Sudah lari-lari Pak? Sambil nyanyi kan? @Apes gluk gluk gluk Kemari gluk gluk gluk Ayo lari-lari
Gn Merapi yang mana Pak? Yang di Jateng-DIY? Orang paling dungupun ga akan ke kawah Gn Merapi Jateng-DIY. Namun kalau @apes & the gang, siapa larang? --- In proletar@yahoogroups.com, "Jusfiq" <kesayangan.allah@...> wrote: > > Goblok. > > Tolol. > > Dungu. > > Pandir. > > Bodoh. > > "Great pretender" dan "sebuah kenyataan" sudah membuktikan dengan telak bahwa > buku taik anjng al-Mushaf yagn anda jadikan kitab suci itu TIDAK berisi wahyu Allah. > > Jadi cerita tentang Allah seperti yang tertulis dibuku taik anjing al-Mushaf itu cuma omong kosong dan kibulan lrang Arab primitif doang. > > Game over, Tawang. > > Diskusi tentang agama Islam sudah selesai. > > Nah sekarang ucapkanlah terima kasih kepada kafir seperti "great pretender" dan > "sebuah enyataan" itu yang telah berhasil menunjukkan kebenaran yang tidak bisa > anda bantah itu. > > Selanjutnya ikutilah contoh yang diberikan Wawan: injak-injaklah buku taik > anjing al-Mushaf itu dihadapan keluarga anda. > > Lebih bagus lagi bila anda ajak keluarga anda, termasuak merdtua anda yang > bangsat tukng kibul itu untuk rame-rame meludahi buku taik anjing itu. > > Lalu mengencinginya bersama-sama. > > Lantas memberakinya bareng. > > Kemudian membuangnya ke Laut Jawa atau kekawah Gunung Merapi. > > > > --- In proletar@yahoogroups.com, "Tawangalun" tawangalun@ wrote: > > > > Segala pudji jelas kagungane Gusti Allah.Saya muji wong Jepang itu akirnya memuji yg ngasih sifat wong Jepang kok ulet.Ning saya walupun sifatnya gak seulet Jepang perlu bersyukur juga,soale nanti yg dinilai Allah itu bukan cukongnya atau superpowernya ning TAQWAne.La saya dalam hal Taqwa ini boleh mau bersaing dg Jepang.Tapi jangan mimpi RI bisa nyaingi teknology Jepun,wong dia 1945 wis enjoh ngebom Amerika kok. > > > > Shalom, > > Tawangalun. > > > > --- In proletar@yahoogroups.com, "sunny" <ambon@> wrote: > > > > > > Tawang, > > > > > > Kamu bilang Jepang lebih ulet, berarti kamu puji kafir dan ilmu sihir mereka. FPI bisa marah dan mereka bikin demo di depan rumah mu. Jadi minta maaf bahwa kamu keliru. hehehe > > > > > > Wass > > > > > > ----- Original Message ----- > > > From: Tawangalun > > > To: proletar@yahoogroups.com > > > Sent: Monday, March 21, 2011 8:27 AM > > > Subject: [proletar] Re: Mengapa di Jepang Tidak Ada Penjarahan Meski Menderita? > > > > > > > > > > > > Jepang itu lebih ulet mBon dia huruf Kangjinya saja tak kurang 5000 sedang Ho no Co ro ko kan cuman 20.Saya pernah ngajak tukar guling wong Jepang seluruhnya pindah RI,dan sebaliknya wong RI pindah ke Jepang.Sama2 hanya bawa koper tok pabrik mau ditinggal. > > > Nah 10 tahu kemudia RI jadi semegah Jepang sebaliknya Jepangnya jadi besi tua semua.makane aku gak berani lagi ngajak tukar guling sama mereka. > > > > > > Shalom, > > > Tawangalun. > > > > > > --- In proletar@yahoogroups.com, "sunny" <ambon@> wrote: > > > > > > > > Refleksi : Mungkin jawaban tepat terhadap pertanyaan artikel di bawah ini ialah karena orang Jepang adalah kafir, jadi tahu aturan kehidupan bermasyarakat dan oleh sebab itu sekalipun negerinya miskin sumber daya alam bisa maju menjadi negeri industri modern dengan berkedudukan sebagai salah negeri berpontensi eknomi raksasa dalam skala international. > > > > > > > > > > > > http://www.indonesiamedia.com/2011/03/20/mengapa-di-jepang-tidak-ada-pen\ jarahan-meski-menderita/ > > > > > > > > Mengapa di Jepang Tidak Ada Penjarahan Meski Menderita? > > > > Posted on March 20 2011 by Tjandra Ghozali / IM > > > > > > > > > > > > Warga Jepang saat ini tentu saja menderita, setelah gempa dan tsunami, mereka kuatir dengan ledakan nuklir. Ribuan orang tewas. Jutaan lainnya kini terlunta-lunta. Mereka bertahan hidup tanpa rumah, kekurangan air, kekurangan pangan, dan obat-obatan. Meskipun begitu, ada satu hal yang menarik yaitu tidak adanya pemandangan penjarahan supermarket. > > > > > > > > Padahal dalam berbagai bencana di sejumlah negara, penjarahan kerap terjadi. Usai gempa dahsyat di Haiti dan Chile, usai banjir besar di Inggris tahun 2007, indonesia, maupun usai badai Katrina di Amerika Serikat. Semua penduduknya menjarah bahan pangan untuk bertahan hidup. Tapi ini tidak terjadi di Jepang. Mengapa? > > > > > > > > Jurnalis Ed West dalam artikelnya di Telegraph yang tengah berada di Jepang mengaku kaget melihat bagaimana budaya Jepang yang masih sangat disiplin meski di tengah bencana dan kesusahan. Ed melihat bagaimana supermarket justru menurunkan harga bahan makanannya, bukannya menaikkan ataupun mengambil untung. Bahkan di sejumlah mesin penyedia makanan dan minuman otomat juga dibuka secara gratis. "Rakyat bekerja sama untuk selamat semuanya," ujar Ed. > > > > > > > > Bisa jadi ini merupakan budaya Jepang yang sudah tertanam begitu dalam di alam bawah sadar mereka. Ada nilai-nilai yang tetap dijalani dalam kondisi apapun. Tanggapan beberapa pembaca CNN mengapa warga Jepang tidak menjarah toko untuk bertahan hidup yaitu "Dua kata : Kebanggaan nasional. Warga Jepang sangat menyintai negara mereka, dan rela melakukan apapun untuk itu. Ini berbeda dengan Amerika Serikat. Kami warga AS memang cinta AS tapi kami melakukan apa saja untuk diri kami dulu." Itulah salah satunya. > > > > > > > > Warga Jepang tidak melihat bencana ini sebagai kesempatan untuk mencuri apapun. Kita salut dan bangga pada mereka. Senantiasa bawa Jepang dalam doa Anda. Dan mari kita mulai belajar kepada rakyat Jepang, mereka memberi 'terang' di tengah situasi mereka yang serba susah itu. > > > > > > > > Print PDF > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/