menjadi kaum mayoritas, benernya tanggung jawabnya besar thdp negerinya,
jangan hanya bangga dengan kwantitas.. tapi kwalitas nol.

Suatu komunitas biasanya dipengaruhi oleh nilai mayoritas dari kelompok 
tersebut,
apabila nilai mayoritas "adalah orang lain" (baca: kemanusiaan lebih penting),

- maka budaya malu, menahan diri dan tidak mau menyusahkan orang lain,
  ya... setidaknya  dalam krisis akan  terpancar sikapnya

- jika nilai mayoritas adalah "aku" (baca: agama) lebih penting dan apa
  yang "aku" lakukan harus berdasarkan keuntungan buat "aku" (baca agama), 
  ya.. setidaknya  dalam krisis akan terpancar sikapnya

tetapiiii.... kenyataannya, sama sekali tidak ada pancarannya...
cuma kaya menara gading doang ... bagusnya sebatas buat dakwah doang




--- On Tue, 3/22/11, sunny <am...@tele2.se> wrote:







 



  


    
      
      
      Syukuralhamdullilah, bahawa yang kamu tahu hanya taik unta. Allahu Akbar!



----- Original Message ----- 

  From: ndeboost 

  To: proletar@yahoogroups.com 

  Sent: Tuesday, March 22, 2011 4:29 AM

  Subject: [proletar] Re: Mengapa di Jepang Tidak Ada Penjarahan Meski 
Menderita?



Kwkwkwkwk .............

  Kelilipan taik onta ....................

  Bukannya tersedak?

  Kwkwkwk....................................

  --- In proletar@yahoogroups.com, "johny_indon" <johny_indon@...> wrote:

  >

  >

  >

  > si ambon lagi ngga bisa baca, matanya kelilipan tai onta.

  >

  > --- In proletar@yahoogroups.com, "rezameutia" rezameutia@ wrote:

  > >

  > > jij baca nggak artikel ini?

  > >

  > > di amerika terjadi penjarahan, haiti terjadi penjarahan. nggak ada

  dalam artikel ini yang menyebut tentang penjarahan berhubungan dengan

  agama, kecuali menyebut nasionailsme.

  > >

  > > segala macem masalah pikirannya dihubungkan ke agama islam.

  > >

  > > pikiran cukimai...

  > >

  > >

  > >

  > > --- In proletar@yahoogroups.com, "sunny" <ambon@> wrote:

  > > >

  > > > Refleksi : Mungkin jawaban tepat terhadap pertanyaan artikel di

  bawah ini ialah karena orang Jepang adalah kafir, jadi tahu aturan

  kehidupan bermasyarakat dan oleh sebab itu sekalipun negerinya miskin

  sumber daya alam bisa maju menjadi negeri industri modern dengan

  berkedudukan sebagai salah negeri berpontensi eknomi raksasa dalam skala

  international.

  > > >

  > > >

  > > >

  http://www.indonesiamedia.com/2011/03/20/mengapa-di-jepang-tidak-ada-pen\

  jarahan-meski-menderita/

  > > >

  > > > Mengapa di Jepang Tidak Ada Penjarahan Meski Menderita?

  > > > Posted on March 20 2011 by Tjandra Ghozali / IM

  > > >

  > > >

  > > > Warga Jepang saat ini tentu saja menderita, setelah gempa dan

  tsunami, mereka kuatir dengan ledakan nuklir. Ribuan orang tewas. Jutaan

  lainnya kini terlunta-lunta. Mereka bertahan hidup tanpa rumah,

  kekurangan air, kekurangan pangan, dan obat-obatan. Meskipun begitu, ada

  satu hal yang menarik yaitu tidak adanya pemandangan penjarahan

  supermarket.

  > > >

  > > > Padahal dalam berbagai bencana di sejumlah negara, penjarahan

  kerap terjadi. Usai gempa dahsyat di Haiti dan Chile, usai banjir besar

  di Inggris tahun 2007, indonesia, maupun usai badai Katrina di Amerika

  Serikat. Semua penduduknya menjarah bahan pangan untuk bertahan hidup.

  Tapi ini tidak terjadi di Jepang. Mengapa?

  > > >

  > > > Jurnalis Ed West dalam artikelnya di Telegraph yang tengah berada

  di Jepang mengaku kaget melihat bagaimana budaya Jepang yang masih

  sangat disiplin meski di tengah bencana dan kesusahan. Ed melihat

  bagaimana supermarket justru menurunkan harga bahan makanannya, bukannya

  menaikkan ataupun mengambil untung. Bahkan di sejumlah mesin penyedia

  makanan dan minuman otomat juga dibuka secara gratis. "Rakyat bekerja

  sama untuk selamat semuanya," ujar Ed.

  > > >

  > > > Bisa jadi ini merupakan budaya Jepang yang sudah tertanam begitu

  dalam di alam bawah sadar mereka. Ada nilai-nilai yang tetap dijalani

  dalam kondisi apapun. Tanggapan beberapa pembaca CNN mengapa warga

  Jepang tidak menjarah toko untuk bertahan hidup yaitu "Dua kata :

  Kebanggaan nasional. Warga Jepang sangat menyintai negara mereka, dan

  rela melakukan apapun untuk itu. Ini berbeda dengan Amerika Serikat.

  Kami warga AS memang cinta AS tapi kami melakukan apa saja untuk diri

  kami dulu." Itulah salah satunya.

  > > >

  > > > Warga Jepang tidak melihat bencana ini sebagai kesempatan untuk

  mencuri apapun. Kita salut dan bangga pada mereka. Senantiasa bawa

  Jepang dalam doa Anda. Dan mari kita mulai belajar kepada rakyat Jepang,

  mereka memberi 'terang' di tengah situasi mereka yang serba susah itu.

  > > >

  > > > Print PDF

  > > >

  > > > [Non-text portions of this message have been removed]

  > > >

  > >

  >



[Non-text portions of this message have been removed]





    
     

    
    


 



  






      

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke