Dan lihat disini: boleh dibilang semua orang Islam adalah bajinagna pendusta dan bangsat tukang fitnah.
Sedangkan orang Nasrani yang bangsat tukang fitnah seperti Suryana itu adalah kekecualian --- In proletar@yahoogroups.com, "Wong" <wong_gendeng05@...> wrote: > > Saya rasa bukan salah orang diluar Islam, jika mereka menilai negatif > terhadap Islam. Saya ingin mengingatkan akan sebuah pepatah lama bahwa pohon > di kenal dari buahnya. Sampeyan tahu maksud pepatah ini?, saya jelaskan > sedikit saja. > > Buah mangga berasal dari pohon mangga, demikian juga buah durian pastilah > berasal dari pohon durian. Pohon welas asih akan menghasil buah buah belas > kasihan: sabar, toleran, penunh pengertian. lah sekarang kalo buahnya berupa: > terror, bom bunuh diri, pembekaran mesjid, pembakaran gereja, mudah > teringgung. Berasal dari pohon apakah buah buah semacam itu? > > Meskipun suatu pohon berasal dari bibit unggul, tapi kalo buah yang di > hasilkan adalah yang jelek, yang asam, yang banyak bopengnya, yang banyak > ulatnya, pastiah pak tani akan tidak segan menebang pohon itu. Betapaun > baiknya kandungan isi ajaran Islam, tapi kalo buah yang dihasilkan faktanya > seperti yang kita lihat sekarang, pastilah orang akan memberi penilaian > negatif terhadap Islam. Apakah ini bermakna bahwa yang dihasilkan Islam > melulu yang jelek?, TIDAK.Gus Dur, Syafii Maarif, Mbah kakung saya adalah > contoh buah yang baik dari pohon yang bernama Islam. > > Membaca hasil survey yang membuat hati miris, membaca statistik yang > menghasilkan nilai negatif terhadap Islam, tidak perlu ditanggapi dengan > sewot, justru itu menjadi bahan introspeksi diri, justru menjadi tugas orang2 > seperti GD, Syafii dll,(kalo di proletar siapa yah orang yang seperti GD?) > untuk memerangi dari dalam, untuk mengikis buah buah buruk yang bernama > terorisme dll. menyuruh orang lain mempelajari kandungan Quran dan > membandingkan dengan ajaran lain yang mengandung kebejadan tidak akan > menghasilkan apa apa. > > Betapapun bejadnya Bibel yang didalamnya ada ayat2 pornografi, ada Raja yang > ngecuk istri Temenggung nya, ada bapak yang ngentot anaknya, tapi lihat saja > buah buahnya, apa yang dihasilkan?, pembagian indomi gratis, pengobatan > gratis, pendidikan murah (mungkin sekarang tidak murah lagi). inilah yang > akan menjadi penilaian orang. > > Dan pada dasarmya siapaun tidak bisa memaksa orang lain memberi penghargaan > kepada kita, penghargaan akan datang dengan sendirinya. Jika orang menilai > Tom Cruise lebih ganteng dari sampeyan adalah hak orang yang menilai tsb, > sudah jelas sampeyan bopengan, tonggos, dower, minta dinilai seganteng Tom > Cruise adalah keterlaluan. Meskipun sampeyan menunjukan bahwa ternyata Tom > Cruise juga panuan di ketiaknya, hal ini juga tidak akan merubah penilaian > terhadap sampeyan, lebih sampeyan merubah diri, operasi plastik agar bisa > seganteng Tom Cruis, baru penilain orang terhadap sampeyan berubah. > > Rahayu > > > --- In proletar@yahoogroups.com, "sunny" <ambon@> wrote: > > > > > > Booost > > > > Bukan tulisan saya, jadi jangan tujukan kepada saya komentarmu. Kalau mau > > bantah kasi argumen yang betul, kalau lari sana sini tidak dianggap > > komentarmu. > > > > > > ----- Original Message ----- > > From: ndeboost > > To: proletar@yahoogroups.com > > Sent: Thursday, May 05, 2011 3:50 PM > > Subject: [proletar] Re: Kebengisan atas Nama Islam itu Bermula dari yang > > Ada di Kepala > > > > > > > > Kamu ga bisa bedakan antara agama Islam sama orang Islam. Orang Islam di > > Indonesia terbesar bodo-bodo karena memang sengaja dibuat bodo, > > tertinggal dan banyak ga berpendidikan. Saking bodonya, ada tawaran BS > > ke luar negeri langsung disaut. padahal disana diajarin menghasut, > > contohnya kamu lihat di a/l proletar. Atau lainnya malah setuju dg > > pluralisme namun ga mau murtad, tetap mau di Islam. Padahal sdh mbuat > > fikih lintas agama segala. Niatnya mau mengungguli fikh Islam namun ga > > laku. Mana mau kristen, Buddhist makainya. Mestinya mereka belajar Islam > > dari orang Islam, bukan dari kapir yg bahkan habis nyucuk ga mandi wajib > > dulu, langsung bahas Al Qur'an. Padahal di Bibel juga ada aturan mainnya > > setelah main cucuk. > > > > Lain dg agama Kristen, pimpinannya pinter pinter, namun serakah > > kekuasaan, ga segan mitenah maupun membunuh. Katanya ga nikah namun > > punya anak bahkan sipilis. Apalagi kitabnya, cerita tahayul bertebaran. > > Di tangtang @wong_gendeng ga ada yg bisa merespond sampai ndeboost yg > > harus ngupas. Namun itupun dibiarkan melongpong. Lain dg QS. Si beo > > nangtang lalu dikasih ayat yg Darwin bahkan nyontek darinya, tetap > > mbeker ga mau tahu. Namun baiknya dia berhenti cuap-cuap teori Darwin. > > Masih sedang mikir dia dg utegnya yg segede tithit beo. > > Dan sayangnya utegmu juga ga kamu optimalkan. Mau saja dikibulin Paulus. > > Ga mau lihat yg ajarannya Paulus kontradiktif dan kontra produktif dg yg > > dari Yesus. Sadarlah @mBoong kalau kamu cuma dipakai oleh Yahudi > > diantaranya yg namanya Paulus agar kamu lupa sama ajarannya Yesus lalu > > nggebugi orang Islam. Utegmu kamu optimalkanlah. Kamu dan beo tetep > > mikir yg Islam identik dg orang Arab. Padahal orang Arab juga Kristennya > > banyak. Dasar. > > > > --- In proletar@yahoogroups.com, "sunny" <ambon@> wrote: > > > > > > > > http://www.indonesiamedia.com/2011/05/04/kebengisan-atas-nama-islam-itu-\ > > bermula-dari-yang-ada-di-kepala/ > > > > > > Kebengisan atas Nama Islam itu Bermula dari yang Ada di Kepala > > > Posted on May 4 2011 by Ade Armando > > > Di Indonesia, Islam menjadi nampak begitu menakutkan. Majelis Ulama > > Indonesia, Menteri Agama, dan berbagai organisasiIslam nampaknya punya > > sumbangan besar bagi radikalisasi keagamaan ini. > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Tak bisa lagi orang membela diri dengan mengatakan bahwa gagasan Islam > > sebagai agama kekerasan adalah sekadar hasil skenario Barat atau > > Zionisme internasional. Faktanya, kekerasan demi kekerasan terjadi di > > Indonesia. Dari serangan terhadap gereja di berbagai kota, serangan > > terhadap Ahmadiyah yang memakan korban nyawa, bom buku, bom masjid di > > Masjid Mapolres Cirebon, bom Paskah yang ditemukan di Serpong, sampai > > terbongkarnya jaringan Negara Islam Indonesia, menunjukkan bahwa ancaman > > radikalisme Islam ini tidak main-main. > > > > > > Teori-teori sosial mengatakan radikalisme lazim hadir akibat rasa > > ketertindasan ekonomi-politik. Namun untuk rangkaian contoh yang disebut > > tadi, sulit melihat adanya keterkaitan dengan basis ekonomi. Para pelaku > > dan mereka yang menggerakannya tidak nampak sebagai kaum yang tertindas > > secara ekonomi maupun politik. Mereka bukan kalangan yang lazim disebut > > kaum marjinal yang frustrasi. Sebagian yang terlibat adalah lulusan > > perguruan tinggi atau bekerja di perusahaan modern. > > > > > > > > > > > > Karena itu, salah satu jawaban yang mungkin ada pada tataran gagasan. > > Para pelaku aksi radikal ini melakukan tindakan kekerasan karena ada > > gagasan di kepala mereka yang membuat mereka merasa wajib melakukan > > kekerasan. Dan salah satu sumber yang paling potensial mendorong orang > > melakukan kekerasan di luar batas normal tersebut adalah agama. > > Tepatnya: penafsiran tentang agama. > > > > > > Analisis ini, misalnya, bisa ditarik dari hasil penelitian yang > > dilakukan Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (Lakip), Jakarta, pada > > Oktober 2010 sampai Januari 2011 lalu tentang Radikalisme Islam dan > > Toleransi. Respondennya mencakup 590 guru agama dan 993 siswa kelas 8 > > sampai kelas 12. > > > > > > Hasil penelitian yang perlu dicermati antara lain adalah: > > > - 23,6 persen guru dan 13,1 persen murid menyatakan kesetujuan atas > > organisasi radikal (mungkin seperti FPI). > > > - 62,7 persen guru dan 46,7 persen murid menolak berdirinya tempat > > ibadah non-Islam di lingkungan mereka. > > > - 21,1 persen guru dan 25,8 persen murid menganggap Pancasila tidak > > lagi relevan sebagai ideologi negara. > > > - 76,2 persen guru dan 84,8 persen murid menyetujui pemberlakuan > > Syariat Islam. > > > - 28,2 persen guru dan 48,9 persen murid bersedia terlibat dalam aksi > > kekerasan terkait dengan agama dan moral. > > > - 22,7 persen dan 41,1 persen murid bersedia terlibat dalam aksi > > penyegelan serta pengrusakan rumah ibadat atau fasilitas milik aliran > > keagamaan lain. > > > > > > > > > > > > Memang tak terlalu jelas metode penarikan sampel dan pengajuan > > kuesioner yang dilakukan. Misalnya, apakah sampelnya diambil dari > > seluruh sekolah di Jakarta, atau hanya di sekolah-sekolah tertentu. Atau > > apakah sampel ditarik hanya dari mereka yang aktif dalam kegiatan > > keagamaan atau dari seluruh siswa. Atau apakah wawancara dilakukan orang > > per-orang, dengan pewawancara yang nampak netral (misalnya tidak > > berjilbab), atau dilakukan beramai-ramai di sebuah kelas. > > > > > > Namun, apapun kelemahan metodologis yang mungkin ada, hasil di atas > > tetap mencengangkan dan mengkhawatirkan > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/