Hehehe.... betul tuh, ada Paus sifilis, piara harem, korupsi dan KKN, padahal 
Vatican itu ngakunya sbg wakil Tuhan di dunia yg infallible.

Apa suryana yg katolik akan kebakaran jembut?






________________________________
From: ndeboost <rambitese...@rocketmail.com>
To: proletar@yahoogroups.com
Sent: Fri, May 6, 2011 9:17:36 AM
Subject: [proletar] Re: Kebengisan atas Nama Islam itu Bermula dari yang Ada di 
Kepala

   
Kemarin saya baru postingkan ada paus sifilis, korupsi, KKN, punya
isteri dan anak.
Kalau gini, pepatah lama anda berlaku juga kan?

http://en.wikipedia.org/wiki/Pope_Alexander_VI
<http://en.wikipedia.org/wiki/Pope_Alexander_VI>
Paus kan cucu auloh, imanmu
--- In proletar@yahoogroups.com, "Wong" <wong_gendeng05@...> wrote:
>
> Saya rasa bukan salah orang diluar Islam, jika mereka menilai negatif
terhadap Islam. Saya ingin mengingatkan akan sebuah pepatah lama bahwa
pohon di kenal dari buahnya. Sampeyan tahu maksud pepatah ini?, saya
jelaskan sedikit saja.
>
> Buah mangga berasal dari pohon mangga, demikian juga buah durian
pastilah berasal dari pohon durian. Pohon welas asih akan menghasil buah
buah belas kasihan: sabar, toleran, penunh pengertian. lah sekarang kalo
buahnya berupa: terror, bom bunuh diri, pembekaran mesjid, pembakaran
gereja, mudah teringgung. Berasal dari pohon apakah buah buah semacam
itu?
>
> Meskipun suatu pohon berasal dari bibit unggul, tapi kalo buah yang di
hasilkan adalah yang jelek, yang asam, yang banyak bopengnya, yang
banyak ulatnya, pastiah pak tani akan tidak segan menebang pohon itu.
Betapaun baiknya kandungan isi ajaran Islam, tapi kalo buah yang
dihasilkan faktanya seperti yang kita lihat sekarang, pastilah orang
akan memberi penilaian negatif terhadap Islam. Apakah ini bermakna bahwa
yang dihasilkan Islam melulu yang jelek?, TIDAK.Gus Dur, Syafii Maarif,
Mbah kakung saya adalah contoh buah yang baik dari pohon yang bernama
Islam.
>
> Membaca hasil survey yang membuat hati miris, membaca statistik yang
menghasilkan nilai negatif terhadap Islam, tidak perlu ditanggapi dengan
sewot, justru itu menjadi bahan introspeksi diri, justru menjadi tugas
orang2 seperti GD, Syafii dll,(kalo di proletar siapa yah orang yang
seperti GD?) untuk memerangi dari dalam, untuk mengikis buah buah buruk
yang bernama terorisme dll. menyuruh orang lain mempelajari kandungan
Quran dan membandingkan dengan ajaran lain yang mengandung kebejadan
tidak akan menghasilkan apa apa.
>
> Betapapun bejadnya Bibel yang didalamnya ada ayat2 pornografi, ada
Raja yang ngecuk istri Temenggung nya, ada bapak yang ngentot anaknya,
tapi lihat saja buah buahnya, apa yang dihasilkan?, pembagian indomi
gratis, pengobatan gratis, pendidikan murah (mungkin sekarang tidak
murah lagi). inilah yang akan menjadi penilaian orang.
>
> Dan pada dasarmya siapaun tidak bisa memaksa orang lain memberi
penghargaan kepada kita, penghargaan akan datang dengan sendirinya. Jika
orang menilai Tom Cruise lebih ganteng dari sampeyan adalah hak orang
yang menilai tsb, sudah jelas sampeyan bopengan, tonggos, dower, minta
dinilai seganteng Tom Cruise adalah keterlaluan. Meskipun sampeyan
menunjukan bahwa ternyata Tom Cruise juga panuan di ketiaknya, hal ini
juga tidak akan merubah penilaian terhadap sampeyan, lebih sampeyan
merubah diri, operasi plastik agar bisa seganteng Tom Cruis, baru
penilain orang terhadap sampeyan berubah.
>
> Rahayu
>
>
> --- In proletar@yahoogroups.com, "sunny" ambon@ wrote:
> >
> >
> > Booost
> >
> > Bukan tulisan saya, jadi  jangan tujukan kepada saya komentarmu.
Kalau mau bantah kasi argumen yang betul, kalau lari sana sini tidak
dianggap komentarmu.
> >
> >
> >   ----- Original Message -----
> >   From: ndeboost
> >   To: proletar@yahoogroups.com
> >   Sent: Thursday, May 05, 2011 3:50 PM
> >   Subject: [proletar] Re: Kebengisan atas Nama Islam itu Bermula
dari yang Ada di Kepala
> >
> >
> >
> >   Kamu ga bisa bedakan antara agama Islam sama orang Islam. Orang
Islam di
> >   Indonesia terbesar bodo-bodo karena memang sengaja dibuat bodo,
> >   tertinggal dan banyak ga berpendidikan. Saking bodonya, ada
tawaran BS
> >   ke luar negeri langsung disaut. padahal disana diajarin menghasut,
> >   contohnya kamu lihat di a/l proletar. Atau lainnya malah setuju dg
> >   pluralisme namun ga mau murtad, tetap mau di Islam. Padahal sdh
mbuat
> >   fikih lintas agama segala. Niatnya mau mengungguli fikh Islam
namun ga
> >   laku. Mana mau kristen, Buddhist makainya. Mestinya mereka belajar
Islam
> >   dari orang Islam, bukan dari kapir yg bahkan habis nyucuk ga mandi
wajib
> >   dulu, langsung bahas Al Qur'an. Padahal di Bibel juga ada aturan
mainnya
> >   setelah main cucuk.
> >
> >   Lain dg agama Kristen, pimpinannya pinter pinter, namun serakah
> >   kekuasaan, ga segan mitenah maupun membunuh. Katanya ga nikah
namun
> >   punya anak bahkan sipilis. Apalagi kitabnya, cerita tahayul
bertebaran.
> >   Di tangtang @wong_gendeng ga ada yg bisa merespond sampai ndeboost
yg
> >   harus ngupas. Namun itupun dibiarkan melongpong. Lain dg QS. Si
beo
> >   nangtang lalu dikasih ayat yg Darwin bahkan nyontek darinya, tetap
> >   mbeker ga mau tahu. Namun baiknya dia berhenti cuap-cuap teori
Darwin.
> >   Masih sedang mikir dia dg utegnya yg segede tithit beo.
> >   Dan sayangnya utegmu juga ga kamu optimalkan. Mau saja dikibulin
Paulus.
> >   Ga mau lihat yg ajarannya Paulus kontradiktif dan kontra produktif
dg yg
> >   dari Yesus. Sadarlah @mBoong kalau kamu cuma dipakai oleh Yahudi
> >   diantaranya yg namanya Paulus agar kamu lupa sama ajarannya Yesus
lalu
> >   nggebugi orang Islam. Utegmu kamu optimalkanlah. Kamu dan beo
tetep
> >   mikir yg Islam identik dg orang Arab. Padahal orang Arab juga
Kristennya
> >   banyak. Dasar.
> >
> >   --- In proletar@yahoogroups.com, "sunny" <ambon@> wrote:
> >   >
> >   >
> > 
http://www.indonesiamedia.com/2011/05/04/kebengisan-atas-nama-islam-itu-\
\
> >   bermula-dari-yang-ada-di-kepala/
> >   >
> >   > Kebengisan atas Nama Islam itu Bermula dari yang Ada di Kepala
> >   > Posted on May 4 2011 by Ade Armando
> >   > Di Indonesia, Islam menjadi nampak begitu menakutkan. Majelis
Ulama
> >   Indonesia, Menteri Agama, dan berbagai organisasiIslam nampaknya
punya
> >   sumbangan besar bagi radikalisasi keagamaan ini.
> >   >
> >   >
> >   >
> >   >
> >   >
> >   >
> >   >
> >   > Tak bisa lagi orang membela diri dengan mengatakan bahwa gagasan
Islam
> >   sebagai agama kekerasan adalah sekadar hasil skenario Barat atau
> >   Zionisme internasional. Faktanya, kekerasan demi kekerasan terjadi
di
> >   Indonesia. Dari serangan terhadap gereja di berbagai kota,
serangan
> >   terhadap Ahmadiyah yang memakan korban nyawa, bom buku, bom masjid
di
> >   Masjid Mapolres Cirebon, bom Paskah yang ditemukan di Serpong,
sampai
> >   terbongkarnya jaringan Negara Islam Indonesia, menunjukkan bahwa
ancaman
> >   radikalisme Islam ini tidak main-main.
> >   >
> >   > Teori-teori sosial mengatakan radikalisme lazim hadir akibat
rasa
> >   ketertindasan ekonomi-politik. Namun untuk rangkaian contoh yang
disebut
> >   tadi, sulit melihat adanya keterkaitan dengan basis ekonomi. Para
pelaku
> >   dan mereka yang menggerakannya tidak nampak sebagai kaum yang
tertindas
> >   secara ekonomi maupun politik. Mereka bukan kalangan yang lazim
disebut
> >   kaum marjinal yang frustrasi. Sebagian yang terlibat adalah
lulusan
> >   perguruan tinggi atau bekerja di perusahaan modern.
> >   >
> >   >
> >   >
> >   > Karena itu, salah satu jawaban yang mungkin ada pada tataran
gagasan.
> >   Para pelaku aksi radikal ini melakukan tindakan kekerasan karena
ada
> >   gagasan di kepala mereka yang membuat mereka merasa wajib
melakukan
> >   kekerasan. Dan salah satu sumber yang paling potensial mendorong
orang
> >   melakukan kekerasan di luar batas normal tersebut adalah agama.
> >   Tepatnya: penafsiran tentang agama.
> >   >
> >   > Analisis ini, misalnya, bisa ditarik dari hasil penelitian yang
> >   dilakukan Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (Lakip), Jakarta,
pada
> >   Oktober 2010 sampai Januari 2011 lalu tentang Radikalisme Islam
dan
> >   Toleransi. Respondennya mencakup 590 guru agama dan 993 siswa
kelas 8
> >   sampai kelas 12.
> >   >
> >   > Hasil penelitian yang perlu dicermati antara lain adalah:
> >   > - 23,6 persen guru dan 13,1 persen murid menyatakan kesetujuan
atas
> >   organisasi radikal (mungkin seperti FPI).
> >   > - 62,7 persen guru dan 46,7 persen murid menolak berdirinya
tempat
> >   ibadah non-Islam di lingkungan mereka.
> >   > - 21,1 persen guru dan 25,8 persen murid menganggap Pancasila
tidak
> >   lagi relevan sebagai ideologi negara.
> >   > - 76,2 persen guru dan 84,8 persen murid menyetujui pemberlakuan
> >   Syariat Islam.
> >   > - 28,2 persen guru dan 48,9 persen murid bersedia terlibat dalam
aksi
> >   kekerasan terkait dengan agama dan moral.
> >   > - 22,7 persen dan 41,1 persen murid bersedia terlibat dalam aksi
> >   penyegelan serta pengrusakan rumah ibadat atau fasilitas milik
aliran
> >   keagamaan lain.
> >   >
> >   >
> >   >
> >   > Memang tak terlalu jelas metode penarikan sampel dan pengajuan
> >   kuesioner yang dilakukan. Misalnya, apakah sampelnya diambil dari
> >   seluruh sekolah di Jakarta, atau hanya di sekolah-sekolah
tertentu. Atau
> >   apakah sampel ditarik hanya dari mereka yang aktif dalam kegiatan
> >   keagamaan atau dari seluruh siswa. Atau apakah wawancara dilakukan
orang
> >   per-orang, dengan pewawancara yang nampak netral (misalnya tidak
> >   berjilbab), atau dilakukan beramai-ramai di sebuah kelas.
> >   >
> >   > Namun, apapun kelemahan metodologis yang mungkin ada, hasil di
atas
> >   tetap mencengangkan dan mengkhawatirkan
> >   >
> >   >
> >   > [Non-text portions of this message have been removed]
> >   >
> >
> >
> >
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>

[Non-text portions of this message have been removed]


 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke