Pito Sutan writes:

Assalamu alaikum wr. wb. ;

Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh,


Angku Ahmad Ridha, banaa sakali !, nagari kito, Indonesia iko, panah dipimpin partai Islam, "Masyumi", malah .., urang awak pulo, bapak Muhammad Natsir, jadi Perdana Menteri, tapi ..., takuik ka Islam waktu itu, disapu pulo, malah NU kaluah pulo dari Masyumi, yang nanti bagabuang dengan PKI dan PNI, dalam Nasakom, sadang Masyumi, yang tingga dari unsur Muhamadiyah sajo lagi, dibubarkan pulo, pamimpinyo dimasuakkan ka buwih, aliyas panjaro, ta masuak pak Natsir, dan kawan-
kawan !;



Mohon maaf saya membalas dalam bahasa Indonesia karena takut salah ketik kalau pakai bahaso Minang.


Dengan pengalaman seperti itu dapat kita ambil pelajaran bahwa penegakkan Islam secara menyeluruh tidaklah dapat dicapai dengan 'merebut' kekuasaan sebagai prioritas utama.

Jika partai Islam menang pemilu kemarin katakanlah 70% kemudian diumumkan bahwa kita akan menerapkan Hudud dan Qishash, apakah semua muslim (atau 75%-nya) di Indonesia akan menerima? Wa Allahu a'lam. Saya khawatir nasib partai tersebut menjadi seperti PAS (Partai Islam se-Malaysia) di Malaysia yang malah kehilangan kekuasaan di Trengganu pada Pemilu 2004 lalu.

Bukankah prioritas Rasulullah dan Nabi-nabi sebelum beliau adalah tauhid?

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu" (QS An Nahl 16:36)

" Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (QS Al Anbiya' 21:25)

"Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS At Taubah 9:31)

"Maka sembahlah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)." (QS Az Zumar 39:2-3)

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS Al Bayyinah 98:5)

Rasulullah mendakwahkan tauhid selama 13 tahun sebelum kemudian hijrah dan dakwah tauhid tersebut sangatlah dibenci oleh orang-orang kafir dan musyrik.

Dalam sirah nabawiyah disebutkan usaha Utbah bin Rabi'ah, seorang tokoh orang-orang Quraisy, untuk menghentikan dakwah tersebut. Kisah ini saya kutipkan dari terjemahan As-Sirah An-Nabawiyah li Ibni Hisyam (Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, Darul Falah, 2002; Jilid 1 hal 246-248)

Utbah mengatakan bahwa Rasulullah telah memecah belah persatuan mereka, menjelek-jelekkan mimpi-mimpi mereka, mencaci-maki tuhan-tuhan mereka, dan agama mereka, dan mengafirkan orang tua mereka yang telah meninggal. Ia menawarkan seluruh harta mereka agar Rasulullah menjadi yang paling kaya. Ia juga menawarkan kehormatan sebagai pemimpin dan partisipasi untuk mengambil keputusan. Ia menawarkan posisi sebagai raja. Ia menawarkan pengobatan tabib dan biayanya.

Apakah Rasulullah menerima tawaran tersebut yang akan diberikan tanpa peperangan, tanpa persaingan asalkan ia meninggalkan dakwah tauhid? Tentu saja tidak. Rasulullah pun membacakan kepada Utbah surat Al-Fushshilat.

Utbah kemudian berkata kepada sahabat-sahabatnya, "Demi Allah, sungguh aku baru saja mendengar perkataan yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Demi Allah, perkataan tersebut bukan syair. Bukan sihir. Bukan dukun. Hai orang-orang Quraisy, taatlah kepadaku, serahkan persoalan Quraisy kepadaku, dan biarkan orang tersebut (Rasulullah) dengan apa yang ia bawa, dan tinggalkan dia! Demi Allah, ucapannya yang aku dengar tadi pada suatu saat akan menjadi berita besar. Jika saja ucapannya tersebut dimiliki orang-orang Arab, sungguh mereka sudah merasa cukup dengannya tanpa kalian. Jika ia berhasil mengalahkan semua orang-orang Arab, maka kekuasaannya ialah kekuasaan kalian, dan kejayaannya adalah kejayaan kalian, kemudian kalian menjadi manusia yang paling berbahagia dengannya." Namun orang-orang Quraisy itu berkata, "Demi Allah, dia telah menyihirmu dengan mulutnya." Utbah pun berkata, "Ini pendapatku tentang dia. Oleh karena itu, kerjakan apa saja yang kalian inginkan!"

Itu teladan dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam dan itulah sebaik-baik teladan.

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat." (QS Al Ahzab 33:21)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan:
"Orang yang mau mentadabburi keadaan alam akan mendapati bahwa sumber kebaikan di muka bumi ini adalah bertauhid dan beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala serta taat kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebaliknya semua kejelekan di muka bumi ini; fitnah, musibah, paceklik, dikuasai musuh dan lain-lain penyebabnya adalah menyelisihi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan berdakwah (mengajak) kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Orang yang merenungi hal ini dengan sebenar-benarnya akan mendapati kenyataan seperti ini baik dalam dirinya maupun di luar dirinya." (Majmu' Fatawa 15/25)


Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang mengikuti teladan Rasul-Nya dan dikumpulkan bersama beliau di akhirat nanti.

Wa Allahu a'lam bishshawab.

Ahmad Ridha


____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke