FYI
=====
sambungan dari 1/2
Adakah bom ataukah rudal? Bila Anda bertanya
siapakah
yang berada di balik peristiwa pengeboman yang
terjadi
di Bali, sungguh Malaikat Jibril menuntun
pemikiran
kami tentang segala kemungkinan siapa yang berada
di
balik pengeboman di Bali.
Siapakah yang dapat melakukan kekejaman seperti
itu?
Mungkinkah Al Qaeda, kaum Taliban yang menyusup
kemari
dan melakukannya? Niscaya kedutaan Amerikalah
yang
dihancurkannya semacam itu, bukan diskotik dan
klub
yang penuh dihadiri oleh orang-orang asing.
Mengapa klub itu? Bencikah Al Qaeda
dengan
tempat-tempat diskotik semacam itu seperti FPI
yang
menyerang tempat hiburan dan diskotik? Mengapa
sasaran
Al Qaeda beranjak dari menyelamatkan diri
dari
perburuan Amerika menjadi membuat huru-hara di
negeri
yang dapat menyimpan dan menyembunyikan mereka?
Bila Laskar Jihad, Kaum Mujahidin yang
melakukannya,
pertanyaannya, mengapa mereka tiba-tiba saja
mengubah
sasaran dari Maluku dan Poso kemudian dengan
penuh
semangat mengebom Bali? Adakah mereka membenci
umat
Hindu sedangkan dengan umat Hindu tak
memiliki
persoalan mereka? Terlalu gegabah berjihad
bila
memusuhi segala hal. Lalu, adakah umat Islam tak
takut
disebut teroris oleh Amerika sehingga begitu
buta
mengebom tempat hiburan sehingga seluruh tamu
asing
itu ikut mati terpanggang?
Bila FPI atau kaum radikal Islam yang
melakukannya,
seberapa mereka dapat menghancurkan tempat hiburan
di
sini? Seberapa alat-alatnya? Alatnya hanya
pentungan.
Kalaupun mereka memiliki bom-bom, bom itu hanya
bom
rakitan, molotov tapi high explosive mereka tak
punya.
Lagipula, yang dimusuhi adalah bangsanya sendiri,
maka
tak akan berani mereka melakukan
penghancuran
sedemikian sehingga seluruh orang di Bali
kehilangan
mata pencarian dan bisa seluruh bangsa ini
kehilangan
pemasokan dari sektor pariwisata.
Apakah kaum radikal Islam itu tiba-tiba marah
kepada
kaum Hindu sehingga mengharuskan mereka melakukan
hal
semacam itu? Ataukah karena mereka ingin
menjatuhkan
Megawati? Kaum Hindu tak menjadi target kaum
radikal
Islam, tempat maksiat dan orang Kristenlah
yang
menjadi target mereka. Dan bila ingin
melengserkan
Megawati takkan perlu perbuatan jahanam seperti
itu.
Waktu Pemilu sudah dekat. Lalu, dari mana pula
mereka
mendapatkan bom semacam itu? Tak ada dendam
yang
sebesar itu yang menyanggupkan mereka
melakukannya.
Kaum radikal Islam pun takut disebut teroris
karena
hal itu kan mendatangkan tangan besi Amerika
bila
mereka sampai menghancurkan semacam itu.
Lalu adakah kaum separatis yang melakukannya?
Adakah
orang Papua yang ingin merdeka atau orang Acehkah
yang
ingin merdeka atau orang Malukukah yang ingin
merdeka
sebagaimana RMS terlibat pergolakan di Maluku? Di
Poso
ada pertentangan agama, di Maluku ada
pertentangan
agama. SARA-lah masalah di Poso dan Maluku,
bukannya
pergantian pemerintahan apalagi penghancuran
negara.
Di Aceh bukan pertentangan agama, tapi dia ingin
lepas
dari Indonesia dan hendak mendirikan negeri
sendiri
dan keluar dari Indonesia. Namun ada pula orang
Papua
yang ingin merdeka terlebih setelah kematian
Theys
Eluay yang dibunuh dan belum tuntas
pengadilannya.
Tapi orang Papua itu miskin, perlawanan orang
Papua
itu tak sehebat GAM, GAM itu memiliki peralatan
perang
yang canggih.
Pemantauan pihak asing di Aceh dapat
melibatkan
spionase asing di sana.
Diperkampungan-perkampungan
dan hutan-hutan Aceh, GAM melakukan gerakan
gerilya
yang tak putus-putusnya. Mereka memerangi
bangsa
Indonesia, sebuah keputusan yang berat dan
sulit
sekali. Apa yang diandalkan oleh mereka
selain
perdagangan ganja, merampok dan bantuan asing?
Bantuan
asing dapat terpantau dari kecanggihan senjatanya
dan
perlawanannya yang terus-menerus. Kebencian
GAM
terhadap Indonesia terlihat oleh dunia dan
Amerika
dapat menganggap hal ini sebuah
kebetulan-kebetulan.
Jibril mengakui pihak GAM-lah yang layak
diwaspadai
terhadap aksi pemboman di Kuta Bali. Dan
Amerika
menjadikannya sebagai target perlawanan
terhadap
terorisme di Asia.
Sekarang coba kita menengok ke Amerika yang
memiliki
target menghancurkan terorisme di seluruh dunia.
Dia
pun punya kejengkelan karena warganya pernah
dibunuh
di Papua sedangkan di Jakarta kedutaannya
selalu
didemo dan dikata-katai.
Indonesia adalah negeri Muslim terbesar di
dunia.
Adakah Amerika tak khawatir terhadap semaraknya
kaum
radikal Islam di negeri ini? Adakah Amerika
tak
menganggap Indonesia itu penting sedangkan
targetnya
adalah menghabisi kaum radikal Islam dan
mendapatkan
kemenangan atas perlawanan terhadap terorisme?
Sungguh Amerika berupaya dengan segala cara
menaklukan
Indonesia. Diikatnya Indonesia dengan apa
yang
dibutuhkannya lewat IMF ataupun yang lainnya.
Sungguh
tak ada ketakutan yang lebih besar dari pada
ketakutan
Amerika akan bangkitnya perlawanan terhadap
Amerika
yang dipimpin Al Qaeda yang berbasis Muslim
terbesar
di dunia. Karena itulah mereka memata-matai
segenap
konflik yang terjadi di negeri ini. Sungguh
banyak
komponen dan elemen bangsa ini yang dapat
dijadikan
kaki tangannya, disadari ataupun tidak
disadari.
Adakah itu lewat LSM, partai politik atau
kekuatan
yang lainnya.
Sungguh negeri ini tak memiliki persenjataan dan
bom
yang berkekuatan sangat dahsyat sebagaimana
ledakan
bom di Bali. Darimanakah bom high-explosive itu
bila
bukan dari negara yang punya persenjataan yang
hebat?
Sebuah jejak yang menghukum dapat dikemukakan
ialah
peledakan bom kecil di dekat Konjen AS di
Denpasar,
Bali itu dapat menjadi sebuah alibi untuk
meyakinkan
masyarakat bahwa malam itu Amerika pun menjadi
target
teroris. Akan tetapi di Legian, bangsa Amerika
tidak
lalu-lalang di sana malam itu.
Demikianlah tuntunan malaikat Jibril kepada kami.
Kami
berlindung kepada Allah dari segala
kesalahan,
kekurangan serta kekhilafan. Sungguh bila
ada
kekhilafan dalam penyampaian ini semata
kekurangan
kami menangkap isyarat-isyarat dan kehendak Allah
yang
disampaikan Rasul-Nya, Jibril. Apa-apa yang
kami
nyatakan ini adalah upaya agar kami dapat
menolong
bangsa Indonesia dan semata-mata menyampaikan
amanat
Allah.
Semua peristiwa dan tragedi yang menimpa
bangsa
Amerika saat ini adalah teguran Allah
karena
kesombongan dan kekafiran mereka. Begitupun
halnya
apa-apa yang menimpa kaum radikal Islam
sebagaimana
kaum Taliban adalah teguran Allah karena di
tangan
mereka Islam tak lagi menjadi agama yang rahmatan
lil
alamin tapi Islam menjadi agama yang berwajah
keras,
penuh dendam dan kemarahan serta mudah
mengkafirkan
umat Allah yang lainnya. Demikianlah sistem
Allah
menghadapkan bangsa Amerika dengan kaum radikal
Islam.
Demikianlah sistem Allah itu karena sesungguhnya
Allah
menyukai Islam yang rahmatan lil alamin, yang
ramah,
lapang, rendah hati dan toleran.
Terima kasih saya ucapkan kepada wartawan
Harian
Terbit atas shilaturraminya kepada kami. Semoga
kita
semua senantiasa berada dalam perlindungan-Nya.
Kebenaran sebuah berita yang kami sampaikan
niscaya
akan diuji oleh waktu.
Salam Salamullah, Assalamu alaikum wa rahmatullahi
wa
barokatuh
Abdul
Rahman
Imam Mahdi Salamullah
YAYASAN
SALAMULLAH
Jl. Mahoni 30 Jakarta 10460 Telepon 4207420,
4247218
Fax.
4258103
E-mail : [EMAIL PROTECTED]
Milis : [EMAIL PROTECTED]
Home page : http://www.salamullah.org